Hari demi hari..
Waktu demi waktu..
Sudah kami jalani bersama sama..
Akupun sudah semakin bertambah angka usiaku.Saat itu aku berpijak dikelas 4 SD dan aku masih bersama mereka, kelima sahabatku dari kecil. Aku mulai bisa berfikir tentang keadaan ini. Mengapa ? Mengapa aku selalu disebut orang gila ? Aku sering menjadi bahan perbincangan teman teman ku disekolah. Alan bilang, mereka membicarakanku tentang diriku ini yang menurut mereka selalu berbicara sendirian, seolah olah sedang berbicara pada orang lain. Saat itu aku selalu berfikir, kapan aku bicara sendiri ? Seingatku aku tak pernah berbicara sendirian. Aku selalu berbicara dengan kelima sahabatku dimanapun itu. Dan semua pikiran ku mulai berpendapat..
Aku berfikir, mengapa kelima sahabat ku tidak bertumbuh besar sedangkan aku bertumbuh besar menjadi sepantar dengan Qory ? Aku terheran, dari situ aku berfikir, ada apa dengan mereka ? Sebenarnya mereka itu apa ? Mereka ada kelainan ? Atau apa ?. Sehingga aku merasa tak pantas lagi untuk menyebutkan awalan 'ka' pada mereka. Hingga aku bertanya
"kalian ini sebenernya apa ?" tanyaku lancang. Lalu mereka terdiam, dan aku bertanya kembali dengan nada menurun.
"jawab nath, kalian ini apa ?", lalu Merry menjawab
"kami bukan manusia, Lia"
"ha ?! Bukan manusia?! Jangan bercanda terus deh!" jawabku dengan nada yg sangat keras.
Lalu mereka menjawab
"maafkan kami, Lia, kami sungguh menyesal", lalu aku pergi berlari meninggalkan mereka dan berdiam diri dikamar sambil memikirkan apa yang tadi mereka katakan padaku, aku marah pada mereka, beberapa minggu aku tidak ingin melihat mereka, tidak ingin berkomunikasi pada mereka. Aku sungguh marah, mengapa mereka tidak memberitauku lebih awal ?.Beberapa minggu berlalu dan mereka menjumpaiku saat aku baru pulang sekolah. Dan mereka mengatakan
"maafkan kami, Lia"
Aku tidak merespon sepatah kata apapun pada mereka, lalu mereka kembali mengatakan
"Lia, kau sudah besar! Kau seharusnya tidak bersikap seperti ini! Ini bukan Lia yang kita kenal sejak dulu!" ucapnya Alan yang begitu marah padaku. Lalu aku menjawab
"lagian kalian apa maksudnya ga ngomong dari awal?! Ga jujur dari awal kalo sebenernya kalian tuh bukan manusia?! Jadinya Lia kaget kan tau ini semua! Lia takut! Lia takut! Nyatanya dimata Lia, kalian lebih kejam dan menakutkan dibandingkan hantu hantu lain yang pernah Lia liat! Kalian bohong sama Lia! Itu dosa! Lia aja gapernah bohongin kalian!". Lalu mereka menjawab
"Lia, jika kami memberitahu mu dari awal, apakah kau akan siap menerimanya ? Apakah kau akan bisa menerima kami sebagai sahabatmu ? Cobalah berfikir Lia! Kau sudah meninjak kelas 4 SD! Dan kau akan terus berfikiran layaknya kau belum bersekolah ?!" jawabnya Merry dengan nada tinggi.
"benar Lia, kau seharusnya mengerti, kami merahasiakan ini demi persahabatan kita, kau waktu itu terlalu kecil untuk harus tau bahwa kami ini sebenarnya apa" ucap nya Alan dengan nada lembut.
"maafkan kami Lia, aku harap, kau dapat menerima kami apa adanya" ucap Nath dengan nada lembut kepadaku. Lalu aku menjawab
"jadi ? Aku temenan sama hantu ?"
"tentu, Lia" jawab mereka tanpa ekspresi
"pantes aja temen temen dikelas nganggep aku gila, ngomong sendiri, ternyata mereka gabisa liat kalian ya ?" ucapku tanpa ekspresi. Lalu Nath menjawab
"iya Lia, maafkan kami, kami juga bisa menjagamu Lia, kami akan terus bersamamu, aku janji" ucap Nath sambil memegang tanganku. Lalu aku menjawab
"ga apa apa, maaf Lia udah egois"
Lalu kami berpelukan layaknya kami sudah bisa dikatakan bersatu kembali.Dari kejadian itu, aku mulai mengabaikan teman teman sekelas ku yang sering menjadikan aku sebagai bahan pembicaraan mereka, aku mengerti, mereka tak lihat apa apa, mereka tak tau apa apa, mereka hanya melihat aku bicara sendirian. Itu yang mereka lihat, dan aku memakluminya dan tidak peduli akan kata kata apa yang akan mereka katakan kepadaku jika aku bicara sendirian. Aku tidak marah, aku mengerti sebagaimana posisi mereka yang tak tahu apa apa, yang hanya bisa melihat sesuatu yang ganjil dan bukan kenyataan yang sebenarnya.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Nath CS
УжасыSingkat cerita, aku mempunyai sahabat tak kasat mata sejak aku berumur 4 tahun.