Bersama Selamanya

Hari di Sekolah

~Saat Di Sekolah~

Pada tanggal 3 - Januari - 2020, di SMA 1 Semarang, Hendra menunggu bel jam pelajaran pertama. Pada waktu itu, Hendra berbicara dengan Novi, semua cowok dikelas iri sama Hendra. Hendra berbicara tentang PR Biologinya untuk hari ini,

"Eh Vi, kamu PR Biologinya sudah selesai belum?"

"Sudahlah, kalau kamu?" Jawab Novi,

"Sudah, tapi nomer 20 aku belum selesai." Kata si Hendra,

"Mudah sih, tapi aku pake google karena males," kata si Novi, "Katanya sih, jawabannya C."

"Oh ok, makasih Vi!" Ucap Hendra.

Novi aslinya tidak mengambil dari google, dia cuma mau kelihatan agak bodoh agar dapat di "ajari" sama Hendra.

Beberapa menit kemudian...

"Oke kelas, kita akan latihan Soal. Tapi kalian boleh berpasangan," Ucap Bu Ana, "Tetapi, saya akan memanggil satu per satu untuk mengatakan pasangannya."

Hendra mengeluh, karena mesti setiap Jumat pasti ada Latihan Soal. Hendra berpikir, "Ah, ku pake kalkulator aja, males."

Lalu, Bu Ana mengatakan, "Hmm... Iya, Novi! Kamu sama siapa?"

"Hendra buk!" Jawab Novi

Semua kelas terkejut, karena mereka ingin berpasangan sama Novi, bukan sama Hendra yang aneh. Jadi mereka memilih teman mereka sendiri. Saat semua ini terjadi Hendra sekarang sudah terbiasa belajar sama Novi.

"Eh, kita bilang aja, "Boleh bertiga atau berempat gak?" Kalo dibolehin baru kita milih Novi." Bisik seseorang di sebelah kanan Hendra.

Hendra masih menunggu soalnya untuk dikasih sama Bu Ana.

Saat soalnya dikasih...

"Ha, Trigonometri?! Aku belum belajar!" Panik si Novi, tapi ia hanya mempalsukannya.

"Ah, mudahlah, sini ku ajarin!" Kata si Hendra, sambil menenangkan Novi.

"Jibril menerbangkan layang-layang pada tali 17 m pada kemiringan 63 °... Jadi, untuk menkalkulasi tingginya diantara layang-layang dari tanah. Kita pertama harus mengasih nama untuk ketinggiannya, kita beri h. Lalu, kita membuat gambarnya dulu. Lalu, kita bla-bla-bla.." kata si Hendra, Novi hanya melihat betapa indahnya mata Hendra, dan tidak fokus ke penjelasannya karena ia sudah paham.

Novi masih heran kenapa Hendra belum bisa mengetahui signal - signalnya Novi, padahal ia sudah mensignalkan bahwa ia suka sam Hendra.

Novi suka sama Hendra, tetapi tidak ingin membuatnya terlalu terlihat. Bisakah Hendra mengetahui perasaannya Novi?