Bab 34 - Perintah tentara wajib: Penaklukan naga tua

65 6 0
                                    

"..."

"..."

"Ooh! Bocah ini adalah murid Alfred, yuusha-donoyang menaklukkan naga mayat kuno, huh ?! Begitu ya, dia tidak memilikikecerobohan yang orang anggap mempertimbangkan usianya! " (Armstrong)

"(Ano, Burkhart-san?)" (Wendelin)

"(Seperti biasa, pria pengap.)" (Burkhart)

"(Dia adalah orang yang penting, bukankahbegitu?)" (Wendelin)

"(Ah, dia adalah penyihir kepala kerajaan.)"(Burkhart)

Keesokan harinya setelah semua orang pergi berbelanja dijalan-jalan perbelanjaan, tiba-tiba saya dikunjungi oleh seorang utusan dariistana kerajaan bersama dengan rombongan beberapa ksatria. Merekamendorong saya ke kereta dan akhirnya membawa saya langsung ke garnisun tentaradi pinggiran ibukota kerajaan.

Meskipun itu memberi perasaan seperti penculikan, itu tidaksepenuhnya terjadi karena para ksatria memegang sebuah dekrit oleh Yang Mulia.

Bagaimanapun, meskipun saya tidak yakin apakah sayabenar-benar setia kepada Yang Mulia atau tidak, itu tetap merupakan fakta bahwasaya adalah pengikut kerajaan.

Garnisun tempat saya dibawa, tampaknya adalah tempat pasukanyang ditempatkan di ibukota selalu melakukan pelatihan.

Cukup membuat kabin kayu, menara pengawal untuk menjagadaerah itu, dan sebuah tenda besar.

Sungguh, itu adalah struktur garnisun tentara seperti yangAnda harapkan dari gaya dunia fantasi.

Itu secara teratur dilayani oleh tentara tanpa berkecil hatioleh kecenderungan pelucutan senjata baru-baru ini yang sangat tak terduga.

Kemungkinan besar itu adalah sesuatu seperti penyelamatanbagi para bangsawan muda yang tidak dapat menemukan pekerjaan lain.

Namun, karena mereka akhirnya akan menerima label hanyamenghabiskan waktu dengan iseng makan dan minum, tampaknya pelatihan itu selaluketat dan berat. Karena tidak masuk akal bagi seluruh pasukan sekaligusuntuk berlatih di sana, pasukan yang ditempatkan di ibukota kerajaan membentukfungsi bergantian di antara divisi mereka untuk menggunakan pinggiran untukmelakukan latihan manuver di luar.

Gerbong tempat saya dimasukkan tiba di depan sebuah pondokkayu di dalam garnisun.

Ketika saya memasukinya, setelah didesak oleh penjaga yangberdiri di pintu masuk, saya langsung mengenali Burkhart-san yang menunggu didalam.

Selain itu ada orang lain disebelahnya, ossan berotot tengah berotot yang dengan mudahmelebihi ketinggian 2 meter.

Apalagi ossan ini ...

Meskipun ada segumpal otot, pakaian yang dia kenakan adalahjubah dan dia memegang tongkat sihir besar yang terhuyung-huyung di tangannya.

Dengan kata lain, alih-alih memanggilnya seniman bela diriatau pejuang, dia adalah seorang pesulap.

Selain bisa menggunakan sihir juga, dia tampaknya adalahtipe yang juga bisa dengan mudah mengalahkan lawannya sampai mati dengantongkat itu.

Untungnya itu ditegaskan oleh pembicaraan Burkhart-sansebelumnya bahwa dia adalah seorang penyihir.

Selanjutnya dia disebut sebagai kepala penyihir kerajaansebelumnya dengan pasti.

Karena kemunculan tiba-tiba pesulap yang sarat dengan otot,aku tanpa sadar berakhir dengan kehabisan kata-kata.

Itu terutama karena orang itu adalah kebalikan dari tuanku.

"(Kepala penyihir kerajaan, Burkhart-san?)"(Wendelin)

Hachinan tte, Sore wa Nai Deshou!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang