Kebetulan atau Takdir (Prolog)

23 2 0
                                    

Lagi-lagi aku tersadar di tengah hutan, dengan seorang cowok berambut agak curly dan hitam pekat, bibir merah, mata biru, dan postur tubuh yang tidak terlalu kurus dan agak tinggi.

Lagi-lagi dia menolongku untuk keluar dari hutan sambil memengang tanganku agar tidak terpisah lalu dia berkata "Hati-hati, jangan sampai tersesat lagi." sambil mengusap kepalaku dan menciumku di kening.

Tiba-tiba terdengar suara yang menanggilku dari kejauhan "Lisa! Bangun Lisa!". Akupun terbangun dan menyadari aku memimpikan mimpi itu lagi.

"Ah Clara, ada apa?" tanyaku dengan mata setengah terbuka.

"Ada apa?! Ini sudah jam 5 sore dan kamu masih bilang ada apa?" balasnya sambil menarik tanganku agar aku dapat berdiri.

"Yaudah iya lagian kan besok libur... Huffttt... Mengganggu saja."jawabku sambil mencoba untuk tidur kembali.

"Kalau kamu mau tidur senin bawa kasur kesekolah, aku janji gak bakal ganggu kamu tidur hahaha."

Ia terus menarik tangan ku, mengajakku keluar dari sekolah dan kami pun segera pulang. Karena rumah kami searah, jadi biasanya kami pulang bareng.

Biar kukenalkan dia. Clara adalah sahabatku dari kecil dan selalu mendukungku dari belakang. Dia lah yang selalu menemani ku, tau kapan aku susah, dan sekaligus seperti kakak kandungku sendiri. Dia adalah anak dari keluarga Dough yang memiliki harta yang tak terhitung jumlahnya. Tetapi, karena aku dia lebih memilih untuk hidup sederhana agar dapat bersamaku lebih lama. Contohnya dia pulang sekolah dengan berjalan kaki hanya untuk menemaniku dan menikmati yang namanya FRIEND TIME. Aku sangat senang memiliki teman seperti dia dan aku sangat menyayanginya.

Selagi kami berjalan pulang aku sibuk memerhatikan handphoneku sambil membalas chat dari teman. Aku yang ceroboh dilihat oleh Clara dan dia menegurku.

"Eh Lisa, liat jalan dong. Gak baik tau megang HP sambil jalan." tuturnya yang agak keras dan mengkhawatirkanku.

"Hmmm." jawabku yang cuek tidak menghiraukan perkataannya.

Dia pun hanya menghela nafas dan kami pun terus berjalan. Hingga saat di persimpangan aku tidak menyadari mobil melaju kencang dari arah kanan ku dan aku tidak menyadarinya karena asik memegang hp. Langkahku terus maju hingga melewati trotoar. Clara yang menyadari hal itu hanya bisa teriak dan orang-orang disekitar hanya menyadari teriakan Clara hingga tidak ada yang memperhatikanku.

Tiba-tiba datang cowok yang langsung menarik tanganku. Aku yang terpleset segera iya tangkap dan akupun jatuh dalam pelukannya. Handphoneku terlempar kearah jalan dan seketika rusak. Aku yang shock pun terdiam sebentar.

"Hey, kamu tidak apa-apa? Ada yang terluka?" tanya cowok yang menyelamatku.

Sontak Clara yang prihatin datang menghampiriku. Aku melihat kearah Clara lalu pandanganku teralih ke arah cowok yang nyemalati ku. Aku hanya dapat terdiam tidak menyangka cowok tersebut mirip banget dengan orang yang ada di dalam mimpiku. Aneh, tapi kok rasanya aku nyaman banget berada di pelukannya hingga tak menyadari banyak yang melihat kami.

"Iya gakpapa. Makasih ya sudah menolong ku... Eh BTW HP ku kemana?"

"Itu dah kebelah dua di jalan." jawab cowok itu dengan santai

"F#@$!!"

"Haha... Nah kan, pelajaran nih buatmu jangan main HP sambil jalan. Untung ada aku kalau nga?" ceramahnya padaku.

"Iya deh makasih" jawabku sambil menangis.

"Eh udah jam setengah enam. Aku buru buru nih, maaf ya ku tinggal" kata cowok tersebut sambil mengusap air mataku dan memberiku beberapa lembar tissue. Lalu ia berdiri dan meninggalkan kami.

Aku begitu terkejut sampai-sampai lupa menanyakan namanya. Aku bahkan tidak mengucapkan terima kasih dengan benar. Aku malu dengan diriku sendiri.

Clara yang melihat kejadian itu dengan usil melirikku dan mengejekku "Cieeee... Cowok baru...".

"Akh mana mungkin, baru aja kenal dia" jawabku sambil malu.

"Oh iya jodohmu kan cowok yang ada di mimpimu itu, cowok khayalan hahahaha..." ngejeknya padaku

"Tau ah, gak denger!" jawabku dengan kesal.

"Eh ngomong-ngomong dia pakai logo sekolah yang sama kayak kita di seragamnya. Jangan-jangan memang ada orang seganteng itu di sekolah kita" candanya menghiburku agar tidak terlalu shock.

"Hahaha iyaa kaliii" jawabku

Kalau diingat-ingat iya juga ya dia memakai seragam yang sama dengan kami. Tapi.... Apa hubungannya dia dengan mimpiku? Aku terus berfikir tentang hal aneh ini. Padahal harusnya ini hal yang sepele bukan? Dan hati ku kenapa tidak bisa berhenti berdetak?

*Kenapa diriku merasa seperti sudah mengenalnya?*

Mystery x LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang