Mencintaimu seumur hidupku
Selamanya setia menantiWalau di hati saja
Seluruh hidupkuSelamanya kau tetap milikku
Hanya satu yang tak mungkin kembali
Hanya satu yang tak pernah terjadi
Segalanya teramat berarti di hatiku
Selamanya
(Lirik lagu by Krisdayanti)
Mencintaimu, mencintainya, mencintai dia, semua terasa berbeda. Hitungan hari dan hitungan bulan aku telah mampu menjadikan diriku menjadi perempuan tangguh yang bisa menutupi rasa letihku dalam menemukan cinta sejati." Kamu udah punya pacar belum? " Zul, lelaki yang biasa kupanggil abang sekonyong konyong mengajukan pertanyaan seperti itu padaku.
" Ehm,,, eh,, maksud abang apa? " jawabku gelagapan.
" Kamu tuh cantik lho dek, abang yakin pasti banyak lelaki yang naksir sama adek. Bener kan?"
" Enggaklah bang, aku nggak cantik. Ngga ada lelaki yang naksir aku. " jawabku.
Kutundukan kepalaku menatap lantai tanah yang menjadi tempat pijakan kakiku.
" Benarkah wajahku ini cantik? "pertanyaan konyol mulai menghinggapi pikiranku.
" Hey! Kok malah bengong." bang Zul menepuk pundakku. Mata bang Zul menatap tajam kepadaku.
Aku sungguh tak berani membalas tatapan mata itu.
Bang Zul adalah lelaki yang selama ini tengah dekat denganku. Dia kakak angkatan yang berbeda jurusan denganku. Bang Zul sangat menyukai dunia seni, tak heran dia pun memilih jurusan seni rupa di kampus yang menjadi kebanggaan kami selama ini.
Bang Zul selalu menampakan perhatian dan rasa kasih sayangnya kepadaku. Aku selalu ingin menjadikan bang Zul sebagai kakakku.
" Adek udah punya pacar apa belum? " pertanyaan yang belum kujawab itu kembali berulang.
" Bang, please deh jangan tanyakan hal itu lagi padaku. " jawabku memelas.
" Kenapa? "
" Apakah pertanyaan itu sebuah hal yang tabu buat adek?"
Aku semakin terpojokan oleh pertanyaan bang Zul. Entahlah, aku seolah tak ingin lagi membahas pacar, pacar dan pacar. Cukup bagiku merasakan patah hati sebelum aku merasakan hal hal indah dari sebuah kisah antara aku dengan orang yang aku sukai.
" Menurut abang, kira kira aku punya pacar apa ngga bang he... he... " tanyaku polos.
" Menurut abang sih, adek jangan pacaran yah. "
" Kenapa bang? "
" Ya, karena pacaran itu dilarang dek. Takut nanti jadi dosa. "
Bener banget ya, apa yang dikatakan bang Zul. Aku sangat beruntung dapat bersahabat dengan bang Zul, lelaki yang berasal dari kota serambi Mekah. Bang Zul yang kukenal ketika kami sama sama pertama kali masuk ke Himpunan Mahasiswa. Lelaki religius yang selalu memberikan pencerahan dan bimbingan dalam hal keyakinan agama kepadaku.
--------_--------
Setelah aku pindah tempat indekostan, aku selalu menemukan hal - hal baru. Lingkungan yang baru, teman baru, ibu kost yang baru dan juga perasaan yang baru muncul setelah aku kenal dengan bang Zul. Perasaan nyaman ketika berada di dekat bang Zul, perasaan dilindungi dan entah perasaan apalagi namanya ketika aku begitu kangen kalau sehari saja tidak bertemu bang Zul.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT BIRU 2 ( Bahagia Di Atas Luka)
RomanceDimanakah rasa sakit hati itu? semuanya hilang dalam sekejap mata. Mengapa Mely seakan melupakan kebenciannya pada Diwa? bahkan Mely seolah lupa bahwa ribuan janji yang telah terpatri di hatinya, kini harus dia hianati. Mely yang dulu membenci Diwa...