-1- meet up

9 3 0
                                    




"Gio?" -Reina

"Lu ngapain di sini?" sambung Raina dengan wajah kaget dan tidak percaya nya.

"Lu pikir sekolah untuk apa hah?" jawab gio dengan nada seperti orang yang mau ngajak ribut.

"Belajar?" jawab Raina dengan muka polos. "Dasar bego" jawab singkat gio sembari mendudukan diri nya di sebrang meja Raina.

Raina hanya terdiam memandang gio tak percaya sebab setelah 6 tahun dia ga ketemu dan sekarang di SMP ketemu lagi. Beberapa menit setelah gio duduk hanya ada kesunyian di antara mereka berdua. "Lo kesini sama siapa?" tanya Raina yang memecah ke canggungan di antara mereka berdua sebab sudah lama tidak bertemu. "Menurut lo?" gio malah kembali bertanya dengan mengerut kan kening nya seakan akan dia benar benar bertanya. "Bentar gue mikir dulu?".

Gio hanya ternganga mendengar jawaban gadis berambut sebahu itu.

"Selama 6 tahun lo ngapain aja?" tanya gio dengan aga memajukan wajah nya ke depan wajah Raina.

"Sekolah" lagi lagi jawab Raina dengan wajah polos dan bingung "emang kenapa lo nanya gitu? Perhatian banget sama gue" sambung Raina dengan wajah merekah dan pede nya.

"Ga gue penasaran aja sih ko selama 6 tahun kita ga ketemu kayaknya lo makin goblok" jawab gio dengan santai nya sembari meminum minuman yang ada di tangannya.

Raina yang mendengar itu hanya dapat memasang wajah senyum yang terpaksa di buat buat. "Selama 6 tahun ga ketemu saringan mulut lo rusak yaa" tanya Raina dengan wajah kesal nya.

"Hhmm" jawab singkat gio yang sedang berdiri dari tempat duduk nya.

"Mau kemana?" tanya Raina dengan menatap gio yang sudah beranjak dari tempat duduk nya.

Gio tidak menggubris pertanyaan Raina, dia langsung jalan begitu saja meninggalkan Raina yang hanya duduk terdiam dan tidak percaya dengan apa yang tadi ia lakukan.

Raina diam duduk terpaku lalu pada detik selanjutnya ia mengerjap ngerjap kan matanya, dan menoleh kembali ke arah gio. Dengan segera Raina beranjak dari tempat duduk nya lalu ia berusaha mengejar gio yang sudah hampir keluar dari area kantin.

"Giooo tunguu" Raina berteriak pelan karna posisi nya sudah tidak terlalu jauh dengan gio jadi pasti gio mendengar panggilan Raina. Gio berhenti dan menoleh ke arah Raina, "apa?" tanya gio dengan singkat.

"Heh gue kan masih mau nanya nanya ke lo, ko lo malah ninggalin gue anjir" jawab Raina sembari mendekat ke arah gio. "Lo wartawan?". "Iihh serius gi gue masih penasaran kenapa lu bisa ada di sini" jawab Raina dengan nada dan wajah yang kesal karna perlakuan gio.

"Kelas gue udah masuk kalo mau nanya nanti aja pas pulang sekolah" ucap gio sembari berlalu pergi begitu saja lagi lagi meninggalkan Raina. "Yaa tuhan 6 tahun ga ketemu kayaknya tuh anak makin tambah ngeselin." racau Raina yang sangat kesal dengan perlakuan sahabat lamanya itu.

"Huuhh kapan pulang siih ini bosen banget di sini." ucap Raina yang sedang bermonolog sembari meletakan kepala nya di atas tas miliknya yang ada di atas meja. Lalu Raina mendengar suara teman sebelah bangkunya heboh, "ehh itu anak kelas mana? Cakep anjir" tanya salah satu gadis yang duduk di belakang tempat duduk Raina. "Ehh cakep siapa tuh" jawab teman sebangku Raina dengan wajah merekah nya. Raina yang mendengarnya tidak tertarik sama sekali sama sekali. "Rain liat ke jendela dehhh ada cowo cakep banget anjir" kata caca teman sebangku Raina yang sedari tadi sangat excited dengan apa yang ia lihat. Raina akhirnya mencoba seperti tertarik dengan apa yang caca katakan, "mana?" tanya raina. "Itu tuhh." caca menunjuk sosok cowo yang terlihat dari dalam kaca. Raina mengikuti arah tunjukan caca dan itu mengarah tepat ke sosok orang yang beberapa jam lalu meninggalkan dia di kantin dan di jalan menuju kelas tadi. "Dia?" tanya Raina sembari mengangkat sebelah alis nya tak percaya, Raina hanya ternganga tak di sangka manusia nyebelin kayak gio di kagumin. "Iyaa diaa ganteng kann" jawab caca dengan wajah yang berbinar binar karna sangat senang.

Beberapa menit kemudian gio yang semula berdiri bersama beberapa temannya di koridor depan kelas  Raina kini ia pergi meninggal kan tempat itu. Raina yang masih penasaran bagaiman gio bisa datang ke sini ia beranjak dari tempat duduk nya dan ingin mengejar gio. "Mau kemana?" tanya caca yang melihat Raina beranjak ingin pergi meninggalkan tempat duduk nya.

"Hah? Ini mau ke kamar mandi" jawab Raina dengan wajah sedikit kaget karna tiba tiba ada yang mengajaknya bicara.

"Mau di temenin ga?" tawar caca. "Ga.. Ga usah makasih" jawab Raina dengan senyum manisnya yang menampilkan samar lesung pipi yang iya punya di pipi kiri nya. "Oh yaudah" jawab caca yang di balas dengan senyuman juga.

Raina berusaha mencari gio yang tadi pergi meninggalkan koridor depan kelas nya. Raina berjalan menyusuri koridor lantai dua, tetapi dia tidak menemukan gio. Akhirnya ia turun ke bawah dan berusaha mencari nya lagi. Raina telah menyusuri hampir semua tempat yang ada di sekolah itu. Raina mengakhiri pencarian nya saat ia berada di kamar mandi bagian belakang sekolah. Ia berhenti di sana mungkin karna lelah telah menyusuri seluruh area sekolah.

"Ngapain lu di sini?." ucap seseorang sontak membuat Raina terkejut dan suara itu ga asing untuk Raina, yaa benar suara berat yang agak serak itu adalah suara seseorang yang sedari tadi Raina cari.

Raina membalikan badan agar bisa berbicara dengan orang itu. "Heh anjir lu kemana aja sih cape gue muter muter sekolah mana lagi panas banget ini" omel Raina karna ia sudah kesal. "Gue kayak orang bego muterin sekolahan dan akhirnya gue kesasar di sini, gue ga tau jalan keluar nya" oceh Raina masih dengan nada kesal dan frustasi nya. Benar ternyata Raina berhenti di kamar mandi belakang sekolah bukan karna dia lelah karena telah berekeliling sekolah melainkan dia sedang tersasar karena sangking terburu buru nya mencari gio sehingga ia tidak memperhatikan tempat sekitar yang tadi ia lewati.

"Bego." jawab gio dengan  datar.

Lagi lagi gio beranjak pergi begitu saja meninggalkan Raina.

"Gioooo." teriak Raina "hobi banget sih lu ninggalin gue, padahal gue belom kelar ngomong" racau Raina. Menyusuri seluruh area sekolah saja sudah menguras banyak tenaga nya di tambah lagi dia harus menghadapi sifat cowo ini yang ngeselinnya setengah mati. "Hobi yaa?". "Iya emang kenapa?" dengan nada seperti menantang. Yang di balas dengan umpatan oleh Raina.

"Heh ga usah banyak bacot deh, mau ikut ga" ucap gio yang sudah geram karena ocehan Raina.

Raina tidak mendengar kata gio karena masih sibuk dengan segala ocehannya. "Oh oke gue tinggal." gio langsung pergi meninggalkan Raina.

Raina yang melihat gio meninggal kan nya akhirnya dia menghentikan ocehannya dan pergi mengikuti gio di belakang.

                           

                                 ***






Note:

Maapin mas gio aku yaaa
Dia emang gemes gemes ngeselin:'v

cryptic✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang