"Kak next episode nya mana nih? Kapan di upload?"
"Kak go publish dong! Jangan di-keep muluk!"
....
Hamdalaaahhh....
Hallo Intuisi Onlenku! Kinda great chance bisa berbagi semangat lagi bareng Intuisi Onlenku lewat karya-karya ini, Thanks a lot udah stay read and in real banyak yang brainstorm sama Mbak Mboen tentang self development,problem solving buat ngadepin life obstacles yang be honest itu nginsight MbakMboen banget buat keep writing.
Di usia-usia yang still fresh and full power pasti banyak banget insight buat berkarya apapun itu, bahkan Cuma sekedar nge-pos feeds atau story media sosial, "Productive Day ", yang nunjukin seberapa produktif sih kamu dalam managing time atau sekedar show up buat dianggap produktif, atau ngikutin ke-produktifitasan influencer yang bisa boost motivasi kamu untuk moving up?
Pernah ga sih berfikir "Ngapa sih dengan ngelakuin ini rasanya puas aja" atau "Gila, kok dia bisa gitu ya?", nah, maka dari itu, pada episode ini Mbak Mboen pengen banget bahas tentang self actualization yang pastinya relate banget sama ke-kepoan mu tentang "kenapa sih harus begini?"
FOA, self actualization itu apa sih kak? Menurut J.P.Chaplin,Self Actualization itu kecenderungan seseorang untuk mengembangkan bakat, kecerdasan, ketangkasan dan kapasitasnya sendiri, sedangkan menurut Psikolog Humanistik, Abraham Maslow, orang-orang yang mengaktualisasikan diri adalah mereka yang sehat secara psikologis, mereka yang telah menjalani hiereki kebutuhannya, serta mereka yang menjunjung tinggi nilai-nilai.
But, menurut Mbak Mboen nih, self actualization adalah suatu perasaan dimana kamu ngerasa "puas" atas semua kegiatan atau pencapaianmu, perasaan ini timbul secara internal from insight to outsight , yang jadi reason klo ditanya "kenapa kamu melakukan ini", naturally kamu bakal ngejawab "Ga ngerti kenapa, maybe coz I like to do it".
Itu juga suatu alasan "Dia kok betah banget ya kerja disitu, padahal royalti-nya dikit, kurang ngangkat lah buat idup" atau "Eh iya, ga ngerti lagi ngapasih dia totalitas banget klo di orma, kek ga ada kehidupan aja" atau "klo dia belajar tu.. beehh, betah amat, ampe berjam-jam juga still oke, lah gue? Gabisa!", relize or not sebenernya semua orang tuh punya kadar self actualization sendiri-sendiri, dengan porsi,timing, juga tempat tersendiri.
"Mbak Mboen, self actualization tuh seberapa nginflunce diriku sih? Emang essential amat yak?", In my Opinion, ga hanya ngaruh si, tapi ngaruh parah! , why ? aktualisasi diri adalah bagian dimana kamu bisa ngukur self reward terbaik buat diri kamu, kamu yang punya high self actualization pasti punya high motivation buat moving forward. Bisa dibilang, jika kamu punya well self actualization secara ga langsung, kamu punya mood booster portable yang siap buat ngukuhin dirimu everytime and everywhere , mood and motivation kamu ga terpengaruh sama apapun stimulan eksternal, karena kamu kuat, dan kekuatan itu berasal dari dalam.
Self actualization juga berhubungan erat sama yang disebut "pengakuan", siapa sih yang ga pengen merasa diakui atau sekedar dianggap "ada"? of course pasti semua orang pengen banget dianggep, karena itu salah satu bentuk feed back atas keberadaan kita, sekedar dianggap "ada" itu juga bisa jadi booster or motivation tersendiri buat moving up loh!
Cara paling mudah ngukur semua orang butuh pengakuan adalah.... Jeng jeng!!, siapa sih yang gapunya akun medsos samsek? Hahaha,indirect, itu juga salah satu bentuk kamu ingin "diakui", atau.. yang paling sederhana, siapa sih yang gapunya identitas diri? Itu juga salah satu bentuk harapan akan "dianggap ada" dan tidak sekedar itu, kita menitipkan "persepsi" atas diri kita di dalam identitas atau recent medsos dalam daily habit kita, but pernah ga sih relize , klo "akutu pengennya gini tapi kok dia nganggepnya gini ya", "akutu udah usaha tapi kok dia balesnya gini", haha, first rules nih, kita hanya bisa mengharapkan apropriate feedback bukan make sense atas feedback yang kita harapkan, ga ada jaminan dia mau membalas apa, tetapi ada harapan untuk suatu balasan, maka dari itu, orang yang selalu bergantung sama feedback or motivator eksternal pasti sulit untuk "moving up" karena self confidence yang "ketergantungan".
Ada peribahasa "Memberi lebih baik daripada meminta", kita mengharapkan suatu friend cycle yang selalu positif, yang bisa nge-develop personality kita lebih baik lagi, yang bisa nge-influence ke arah yang produktif, dan itu impossible, karena akan ada obstacles yang bakal push back motivasi kita, nge-underpreasure diri kita, atau ngerusak kekukuhan kita untuk jauh lebih baik.
So, What's the greatest solution? , carilah internal booster yang siap jadi motivator portable everytime and everywhere, tanpa harus kamu bergantung 100% dari feedback lingkungan ke kamu, caranya? Dengan Self Actualization. Pasti nyaman banget dong klo kita enjoy dibawah high preasure pekerjaan atau tugas-tugas yang numpuk, pasti lebih comfy, emotional control kamu juga lebih baik, kamu berasa lebih rileks dalam ngadepin obstacles yang ada.
Trus, gimana nih caranya Mbak Mboen buat numbuhin self actualization? FOA, Dive In Your Self ! temuin dimana titik nyaman dan ga nyamanmu, dan coba cari alasan kenapa kamu nyaman dan ga nyaman, start from that point, u will find ur strenght and weakness, serta your oportunity buat ngubah ketidaknyamananmu menjadi sesuatu yang seharusnya bisa dilalui dengan "comfy" , mencari alasan bisa berujung dengan tujuan-tujuan, yaps! About dream and target, orang yang punya target pasti hidupnya lebih terarah dan pasti punya "reason" buat ngelakuin sesuatu, dan alasan untuk bangkit setelah jatuh, mencari alasan "kenapa yah aku harus mencapai ini" or "why should I do that/ why I do this" juga bisa numbuhin self actualization dalam diri seseorang. Karena klo kita tau alasannya, indirect jadi kesadaran tersendiri buat ngelakuin suatu hal.
Secondly, consist of it! , konsisten sama semua hal yang support atau relate sama mimpi-mimpi kamu juga membuat kamu jadi comfy buat ngelakuin suatu hal, indirect juga ngarahin kamu ke apropriate friend cycle yang pas banget buat boost diri kamu lebih jauh lagi, karena hakikatnya, obor akan mudah mati bila dibakar sebatang, tetapi akan menjadi api yang lebih besar ketika menjadi kesatuan api unggun, mencari teman itu mudah, tetapi mencari yang "setujuan" itu sulit bukan?
Sometimes, kontemplasi or self talk tu penting banget buat deciding something atau membuat diri kita dihargai, setidaknya oleh diri kita sendiri, kunci dari ngebangun self actualization itu "comfy" and "self confidence" , kalau kamu nyaman melakukan suatu hal dan kamu percaya kamu bisa melakukannya, pasti hasil yang didapatpun jauh lebih baik, kamu jadi mudah nemuin self happpiness kamu, tanpa harus bersusah payah ngeluarin uang sebanyak apapun, ribet ini itu hanya biar "bahagia", karena kamu udah nemuin happiness spot yang berasal dari diri kamu sendiri, bahkan bisa jadi mempengaruhi kebahagiaan dan kenyamanan orang yang ada disekitar kamu untuk stay positif.
Nah Intuisi Onlenku, mumpung di usia produktif maka gunakanlah kesempatan yang ada seproduktif mungkin, dan ga terasa kita udah di ujung session kali ini, hopefully bisa membuat kamu lebih mengenal dan mencintai diri kamu lebih jauh lagi yang of course it will make u better, Jangan lupa Vote and Comment buat karya Mbak Mboen kali ini ya... see you on my next episode!
YOU ARE READING
Self Actualization
Teen FictionEpisode spesial ini bakal ngebahas tuntas tentang self actualization dan seberapa essential sih self actualization tuh? apa bisa ngeinfluence diri kita lebih jauh lagi? penasaran? yuk kepoin!