tiga

959 105 3
                                    

Setelah rehat selama satu bulan dari bakery, dan hanya sesekali mengunjungi bakery pada akhir pekan, akhirnya Wira mengijinkan Bidadari untuk kembali mengelola Oh Coffee & Bakery!. Tak perlu ditanya lagi, Bidadari tentu sangat bersemangat. Tentunya kali ini Bidadari mendapat wejangan panjang dari Wira.

"Inget yah, kamu cuma boleh ngawasin. Nggak boleh turun tangan ikut bantu di dapur. Terus jangan kebanyakan berdiri, kalau capek, jangan dipaksain. Langsung istirahat.", Celoteh Wira saat hendak berangkat kerja usai melakukan briefing rutin setiap paginya di bakery mereka.

"Siap bos.", Sahut Bidadari sambil memberikan hormat dengan senyum lebar di wajahnya. Wira tak tahan mengacak pelan rambut Bidadari yang terlihat sangat senang.

"Senang banget yah? Sampai lebar banget senyumnya dari telinga ke telinga.", Wira mencubit pelan pipi Bidadari yang disahut dengan anggukan dari Bidadari seperti anak kecil.

"Aduh gimana nih, kamu tuh ngegemesin banget. Kayak minta dibungkus dikekep di dalam kamar.", Ucap Wira yang membuat Bidadari membelalakkan kedua matanya dan memukul bahu Wira pelan. "Kamu itu ngomong apa sih?!"

"Ingat yah, jangan kecapekan. Ngawasin saja, nggak usah turun tangan. Apa aku hari ini bolos aja yah biar bisa temenin kamu?", Bidadari kembali membelalakkan matanya.

"Kamu kira aku hari pertama masuk TK pakai ditemenin segala? Tenang, aku nggak akan kecapekan. Kalau aku mulai capek aku bakal istirahat. Walaupun aku ragu sih kalau aku bakal capek karena cuma ngawasin mereka. Lagian aku nggak mau sampai disuruh bed rest lagi. Bisa mati kebosanan aku di rumah.", Ucap Bidadari yang diikuti kekehan dari Wira.

"Ya sudah, aku berangkat yah. Nanti siang, aku datang lagi.", Ucap Wira yang diikuti ritual salim tangan oleh Wira, disusul Wira yang mengecup kening dan perut Bidadari.

***

*Tiga bulan kemudian*

"Kamu kenapa?", Tanya Wira saat melihat Bidadari yang sedikit kesulitan berdiri dan justru mengaduh.

"Kesemutan nih kaki aku.", Sahut Bidadari sekenanya. Wira mendekati Bidadari dan hendak menyentuh kaki Bidadari yang kesemutan namun segera dihentikan oleh Bidadari.

"Susah sih yah kalau manis, makanya disemutin.", Ledek Wira, tetap menyentuh kaki Bidadari dan berusaha untuk memijatnya pelan. Sedangkan Bidadari antara meringis kesakitan dan juga merasa malu mendengar ucapan Wira.

"Sumpah yah kalian berdua! Bisa nggak, nggak usah sok drama di sini?", Ivanka kesal mendengar ucapan Wira yang membuatnya ingin muntah. Bagaimanapun ia mengenal Wira dan tak pernah menyangka Wira akan begitu gombal pada saudari kembarnya itu.

"Kita kasih aja gula dekat kaki kamu. Biar semutnya pada pindah.", Lanjut Wira yang mengabaikan Ivanka, membuat yang lain di sana tertawa mendengarnya. Bidadari sampai menutup wajahnya karena malu mendegar gombalan Wira. Sebenarnya ia sudah terbiasa saja dengan gombalan Wira, namun tidak di depan banyak orang.

"See? Pada lihat nggak? Ndri, itu teman kamu? Kok aku muak yah dengarnya?", Ivanka masih tidak terima dan tidak terbiasa dengan sikap Wira pada Bidadari. Padahal Bidadari dan Wira sudah menikah semenjak delapan bulan yang lalu.

"Memangnya dia Wira yang kita kenal? Kayaknya sih bukan. Dia mah bucinnya Bida.", Timpal Andri, suami Ivanka.

"Ih kenapa lu berdua yang sewot? Kalau nggak terima, pulang sana. Jangan ke rumah kami.", Wira akhirnya menanggapi celotehan sepasang suami istri yang merupakan sahabatnya itu. Hati Bidadari menghangat saat mendengar kata 'kami' dari bibir Wira. Betapa beruntungnya dia mendapat pasangan seperti Wira. Menghormatinya dengan sepenuh hati, tidak pernah memandang masa lalunya meskipun sudah tahu seluruh cerita kehidupannya. Rumah yang ditempatinya sekarang pun sengaja dibeli Wira tak jauh dari kediaman Andri dan Ivanka sebelum mereka menikah.

"Ohh jadi gitu, sudah dapet Bida, langsung sok yah. Dulu aja, Ivanka tolongin gua dong. Gua naksir nih sama Bida. Bantu gua dong ngedeketin Bida. Ivanka, si Bida ada nanya soal gua nggak? Setelah semua pertolongan kita, sudah dapat Bidadari, kita dianggap tai.", Cerocos Ivanka membongkar rahasia Wira yang baru Bidadari ketahui. Sekarang Bidadari tahu alasan mengapa Ivanka sering sekali menjodohkan dirimya dengan Wira.

"Sssttt! Jangan bongkar rahasia perusahaan dong! Bida tahunya kan gua cool cool gitu. Tahu-tahu sret sret datang ngelamar!", Wira masih dengan posisi berlututnya memijat pelan kaki Bidadari.

"Cool -kas masuk lu?", Sahut Jerry yang membuat seisi rumah tertawa.

"Jangan dengerin Ivanka ya sayang. Dia tuh sirik sama kita.", Wira sengaja berbisik kencang yang justru mendapat hadiah tepukan pelan di punggungnya dari Bidadari. "Sudah kamu ini. Aku sudah enakkan kok." Bidadari meminta Wira untuk menghentikan pijatannya. Wira akhirnya bantu memapah Bidadari berjalan. "Aku bisa sendiri.", Protes Bidadari yang diabaikan oleh Wira yang tetap memapahnya berjalan.

"Dududduhh.. Suami siaga banget sih.", ledek Ivanka.

"Coba waktu aku hamil ada yang perhatiin yah.", Sindir Ivanka pada pria yang duduk di sebelahnya itu.

"Nah loh, kena deh tuh!", Ucap Tommy. Sedangkan Andri hanya tersenyum hambar karena mengingat Ivanka yang memang sedikit pedendam.

"Ya sudah, kalau gitu hamil lagi aja, jadi tahu rasanya ada yang jagain.", Sahut Wira dari daerah dapur. Batang hidungnya dan Bidadari sudah tidak kelihatan.

"Lu aja yang hamil. Gua satu anak cukup.", Ivanka menolak dengan tegas wacana untuk punya anak lagi. Baginya satu anak sudah cukup. Ia enggan membagi kasih sayangnya lagi. Sedangkan Putra ikut menyusul ke dapur untuk melihat apa yang Bidadari lakukan. Putra tersenyum saat melihat pasangan yang ada di depannya itu. Wira sedang membuatkan susu untuk Bidadari yang tentunya masih didebat Bidadari karena ia bisa membuatnya sendiri. Setidaknya saat ini, ia bisa merasa lega karena sudah yakin melepaskan Bidadari pada pria yang tepat. Bidadari juga jauh terlihat lebih bahagia semenjak menikah dengan Wira.

"Itu pasutri ngapain sih di dapur? Lagi ena-ena yah?", Cerocos Ivanka yang mendapat pelototan dari Putra yang memilih kembali bergabung bersama mereka. "Husshh!!! Sudah jadi emak-emak kok, ngomongnya masih gak di filter sih. Wira lagi buat susu hamil buat Bida, sabar aja tunggu sebentar." Setelah Putra selesai bicara, Bidadari dan Wira muncul dari dapur dengan Wira yang masih memapah Bidadari, seakan Bidadari amat rapuh. Tangannya yang satu lagi memegang gelas berisi susu yang baru saja dibuatnya. Bidadari saat ini memang sedang mengandung. Usia kandungannya sudah dua puluh sembilan minggu. Semenjak menikah, rumah Wira dan Bidadari sering dijadikan tempat berkumpul oleh mereka semua. Apalagi semenjak tahu Bidadari hamil, mereka selalu berkumpul di rumah Wira dan Bidadari setiap minggunya.

Dengan penuh hati-hati Wira menuntun Bidadari untuk duduk di sofa sebelum duduk bergabung di sebelahnya. Memastikan Bidadari meminum susu yang sudah dibuatnya tadi sembari mengelus sayang perut dan kepala Bidadari. Perlakuan kecil yang membuat yang ada di sana tersenyum kecil memperhatikan kasih sayang mereka berdua.

"Kamu kalau di bakery kecapekan bilang yah. Jangan dipaksain. Kamu masih suka diam-diam ikut turun tangan kan di dapur?", Wira merapikan anak rambut Bidadari yang sedang meminum susu hamil. Bidadari yang mendengar pertanyaan Wira memilih tidak merespon.

"Awas yah kalau kamu ketangkap basah sama aku, kamu nggak boleh balik lagi ke bakery dalam waktu yang tak ditentukan!", Ancam Wira yang membuat Bidadari mendelik terkejut.

"Hayolohhh Bida, Wira nya galak ternyata! Gimana tuh bang Putra?", Ledek Ivanka yang matanya fokus menatap layar televisi yang baru saja memutar film yang hendak mereka tonton bersama.

"Untuk hal yang satu itu, abang setuju Bida. Kamu sudah hamil besar. Sudah tujuh bulan. Jangan terlalu dipaksakan, kamu ngawasin aja di sana. Kalau perlu satu bulan sebelum melahirkan, kamu nggak usah kontrol di bakery dulu. Kan sudah ada Budi manajer di sana.", Sahut Putra.

"Aku pikirkan nanti.", Sahut Bidadari sekenanya. Wira yang tahu Bidadari mendadak merasa sedih segera membawa Bidadari dalam pelukannya, kemudian mengecup pipinya. "Kamu janji, jangan memaksa untuk turun tangan di dapur dan jangan terlalu capek. Semakin besar kandungan kamu, aku tahu kamu sudah mulai merasa capek. Jadi bekerja sesuai kemampuan kamu saja yah.", Bisik Wira yang diikuti anggukan Bidadari.

Ditunggu kritik dan sarannya.

God bless.

11.03.2020
Siska. 

Kedua (Sekuel Bidadari the Ugly Duckling)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang