prolog

29 5 4
                                    

" Starlaaaaa..."

"brruuukkkk... bummppp..." suara tabrakan di susul dentuman pertanda adanya tubuh manusia yang dapat di perkirakan terpental cukup jauh itu mengundang perhatian para pengguna jalan.
pandangan starla mulai mengabur, sayup sayup ia mendengar suara pria memangggil namanya sebelum kesadarannya menghilang.

----

suara lagu selamat jalan dari type x mengalun menandakan bahwa ada seseorang tengah melakukan panggilan. Wanita itu merogoh sakunya, menatap ponsel, hanya ada angka tak ada nama yang teretra, dengan ragu wanita itu menggeser icon panggilan ke area hijau untuk menerima.

"halo" ucapnya dengan nada pelan

"..."

"o bi Ratih, ada apa bi?, udah lama nggak ada kabar"

"..."

"apa!!!!" teriaknya sambil menjatuhkan papperbag yang iya pegang sedari tadi.

"..."

"iya bi, tungguin ya" jawabnya sambil tergesa menuju parkiran

----

Seorang wanita berlari menuju lobi sebuah rumah sakit, langkahnya terburu buru.

"mbak, UGD di mana ya?" tanyanya dengan napas tergesa

"mbak lurus aja, mentok belok kiri" ucap resepsionis itu menunjukkan jalan.

"makasih mbak" jawabnya pelan kemudian melanjutkan langkahnya.
Wanita itu mengikuti semua arahan si resepsionis. Dan yahhh ia sekarang berada di dekat ruangan UGD, seorang perempuan paruh baya mengahmpirinya,

"non" ucap perempuan paruh baya itu dengan suara bergetar. Wanita yang sedari tadi hanya diam itu perlahan memeluk bik ratih, ya perempuan yang tadi menghampirinya.

"Lala kenapa bi?" Tanya nya sembari melepas pelukan bik ratih

"non Lala kecelakaan, saya nggak tau passti penyebabnya apa, tapi non, menurut saksi kecelakaan, ada mobil yang sengaja nambrak non Lala" jawab bik ratih.

Wanita itu mengangguk, ia berjalan pelan menuju pintu UGD, matanya menatap sendu seseorang yang sedang dalam tanganan dokter itu.

Lama ia pandangi keadaan di dalam sana, pada akhirnya ia menyerah, air matanya perlahan turun, meluncur menghiasi pipi mulusnya. Ia terisak, semua tak bisa terbendung lagi. Bi Ratih yang sedari tadi hanya diam menatap sang nona kini berusaha menenangkan,

"kenapa bi, kenapa baru sekarang aku ketemu Lala, sekian lama aku cari Lala, aku kakak yang bodoh, aku nggak bisa jaga Lala, aku bukan kakak yang baik, aku nggak berguna bik" ucapnya sambil terisak

Bi Ratih memeluk wanita itu, " nggak non, non kakak yang hebat, non kakak yang baik, cuman takdir memang sedang mempermainkan kita non, takdir sedang menguji kita, sekarang non jangan nangis lagi, mending kita doa in non Lala biar cepet sembuh" ucap bik Ratih sambil mengelus kepala wanita itu, di balsas anggukan pelan
"bik, apa bibik tau di mana Lala selama ini?" Tanya wanita itu sukses membuat bik Ratih diam membeku,
Bik Ratih menetralkan kembali ekspresinya, ia tersenyum lembut, mengelus pelan bahu wanita itu, kemudian mengganguk, sebagai jawaban

Wanita itu melepas pelukan bik Ratih, ia menatap bik Ratih seakan bertanya di mana, bik Ratih yang mengerti menggangukkan kepalanya.

"non Lala tinggal sama saya" ucapnya

"Lala tinggal sama bibi tapi bibi nggak pernah bilang sama aku? Bibi tega! Bibi nggak tau gimana aku cari Lala, gimana aku defresi mikirin Lala!!" ucap wanita itu dengan emosi

"ini semua keinginan non Lala" ucap bik Ratih sukses membuat emosi wanita itu sedikit berkurang, ia tak habis pikir dengan jalan pikiran sang adik

" non Lala nggak pingin nyusahin non" tukas bik Ratih seakan mengerti apa yang di pikirkan wanita di hadapannya ini.

"Lala ngak pernah nyusahin aku bi" katanya dengan nada sendu

Bik Ratih tersenyum lembut, "non, sekarang yang harus kita lakukan cuman 1" bik Ratih sengaja menjeda ucapannya, wanita itu menatap bik ratih, "mengupayakan kesembuhan non Lala" wanita itu mengusap air matanya kemudian memeluk bik Ratih, dan tentu saja di balas bik Ratih.

Cklekk!!
Suara pintu terbuka, seorang dokter keluar, "dengan keluarga Starla Clamita Hameldan" ucap sang dokter.

"saya kakak nya dok" ucap wanita itu seraya berdiri menghadap sang dokter.

"Starla mengalami koma akibat benturan keras di kepalanya, ia juga kehilangan banyak darah, kemungkinan selamat hanya beberapa persen saja, namun kami akan melalukan yang terbaik" ucap sang dokter

" lakukan apa pun demi adik saya dok" ucap wanita itu dengan di iringi dengan tetesan air mata

" saya usahakan yang terbaik" lanjut dokter itu seraya tersenyum lembut, kemudian berlalu dari sana

Wanita itu mengangguk. Kemudian duduk kembali ke tempat semula. Bik Ratih hanya memperhatikan itu, ia saangat menyayangi wanita itu dan non Lala, bagaimanapun dulu sejak mereka kecil, bik Ratih lah yang menjadi pengasuh mereka.

Waanita itu beranjak dari tempatnya "bi, saya pergi sebentar, nanti jika ada apa apa kabari saya"

Bik Rarih hanya menggangguk

----
"lakuin apapun" kata wanita itu dengan nada pelan namun tegas
"oke" jawab seseorang di seberang sana.



Hy guys 😊
Mungkin kalian bertanya Tanya🤔, ada apa si 🙄
Kok tiba tiba kecelakaan 🙄
Siapa wanita itu 🙄
Dan apa yang sebenarnya terjadi🙄
Oke😁, nanti bakal terjawab satu persatu di captr selanjutnya
Jangan lupa vote ya🥰

Taste And WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang