Maafkan

17 2 0
                                    

Atribut terbaik yang bisa dimiliki seorang mukmin adalah sifat memaafkan. – Hasan Al-Bashri

Jadilah seperti bunga yang memberikan keharumannya bahkan kepada tangan yang telah menghancurkan keindahannya. – Ali bin Abi Thalib

Orang yang paling bermurah hati adalah dia yang mau memberikan maaf ketika dia mampu membalasnya. – Husein bin Ali

Jangan pernah mengharapkan teman yang sempurna dan tanpa cacat, karena itu sebuah kemustahilan. Jika kita ingin mencari seorang teman yang sempurna, maka itu artinya kita tidak akan pernah punya teman. Mungkin diantara teman kita memiliki satu kebelihan, tapi di sisi lain mereka juga punya kekurangan yang membuat kita tidak nyaman, baik dalam satu hal ataupun dalam beberapa hal. Ketika kita menyadari hal ini, maka disinilah kita harus belajar untuk lapang dada dan lenghowo.

Mungkin ada diantara temanmu yang sangat periang, namun ternyata di sisi lain dia juga tidak bisa menjaga mulutnya untuk membicarakan orang. Mungkin ada juga temanmu yang suka membantumu mengerjakan tugas, tapi di sisi lain dia sangat pelit. Dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya. Saya yakin, diantara kamu mengamini di dalam hati kalian dan mulai mengingat tentang teman-temanmu yang pernah membuatmu kesal, marah dan ilfil. Tapi satu hal yang harus kita sadari adalah, bagaimana pun juga mereka adalah teman kita yang telah memberi warna dalam kehidupan kita. Terlepas mereka memiliki kekurangan, maka terimalah semuanya dengan lapang dada.

Jika memang kekurangan yang ada pada mereka bisa diperbaiki, maka perbaikilah dengan nasihat yang membangun dan disampaikan dengan penuh cinta.

Jika teman kita melakukan satu kesalahan, maka maafkanlah selama dia memang melakukannya bukan karena sengaja. Saya jadi teringat dengan kekesalan yang saya pendam pada seorang teman karena dia telah merusak buku favorite saya. Ceritanya dia meminjam buku tersebut dan berjanji akan mengembalikannya seminggu setelahnya. Ya, dia mengembalikan buku tersebut seminggu kemudian, tapi dengan kondisi buku yang sangat mengenaskan.

"Maaf husni, bukunya jadi keriting kayak gini. Kemarin aku kehujanan, lupa nggak bawa jas hujan. Lupa juga ternyata di tasku ada buku kamu. Jadinya basah deh."

Aku hanya menangguk dan menelan ludah. Kemudian saya berkata pada diri saya sendiri, 'Sudahlah, dia tidak sengaja melakukan semua ini. Masa iya dia sengaja mengundang rasa marah dan kesalku? Untuk apa marah dan kesal. Toh jika aku marah pun buku itu tidak akan kembali dalam kondisi semula."

Belajarlah untuk memaafkan kesalahan teman. Jangankan teman, bahkan musuh yang datang untuk meminta maaf dan damai pun diharuskan untuk menerimanya dengan tangan terbuka. Ada pepatah bilang, "Berilah ribuan kesempatan bagi musuhmu untuk bisa menjadi temanmu, namun jangan berikan satu kesempatan pun pada temanmu untuk menjadi musuhmu."

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan kenapa kita harus memaafkan mereka.

Pertama, bahwa memaafkan kesalahan orang lain itu bukanlah kelemahan. Justru itu sebagai bukti kekuatan kita untuk menahan godaan hati yang kesal dan disulut marah. Hanya orang kuat yang mampu memberikan maafnya kepada orang yang mengaku bersalah.

Kedua, bayangkan bahwa kita di akhirat kelak akan berdiri tegak di hadapan Allah dan memohon ampunan kepada-Nya. Memohon dengan sangat kepada-Nya untuk mengampuni dosa-dosa kita. Apa yang kita harapkan dalam kondisi seperti itu? Tentunya ampunan-Nya yang tanpa batas. Maka, jika jiwa yang penuh dosa ini membutuhkan pengampunan dari Allah, sudah seharusnya kita juga tidak menolak hati kita untuk memaafkan orang-orang yang pernah berbuat salah kepada kita.

Berapa kalikah kita harus memaafkan seseorang? Yaitu sebanyak kita mengharapkan Allah memaafkan dosa-dosa kita. Kita mempersulit orang lain untuk mendapatkan maaf, padahal Allah begitu mudah memberikan ampunan-Nya kepada kita. Lalu dengan alasan apa kita pelit memberikan maaf.

Barang siapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi, dan barang siapa yang tidak mau memberi maaf kepada orang lain maka dia tidak akan diberi ampunan. (Hadits)

Pernahkah kita membenci diri kita setelah melakukan satu kemaksiatan? Pernahkah kita mencaci diri sendiri karena telah terjerumus kepada kesalahan? Tidak, kebanyakan dari kita justru masih tetap mencintai diri kita meski kita telah terjatuh pada perbuatan nista. Lalu apa alasan kita membenci orang lain hanya karena satu atau dua kesalahan yang telah mereka perbuat?

Sebelum beranjak ke tempat tidur di setiap malam, cobalah untuk berpikir sejenak dan bertanya pada diri sendiri, 'Adakah hari ini seseorang yang telah berbuat kesalahan kepada kita dan membuat kita marah? Akankah kita memaafkannya sehingga kita tidur dalam keadaan hati yang bersih dari rasa marah dan kesal kepada orang lain. Yakinlah bahwa memaafkan bukanlah sesuatu yang kita lakukan untuk orang lain. Kita melakukan itu untuk kebaikan diri kita sendiri agar merasa lega dan terus melangkah maju.

Jangan lupa untuk berdoa kepada Allah supaya kita menjadi pribadi yang pemaaf dan memiliki dada yang lapang.

Ya Allah, jika aku menyakiti orang lain, beri aku kekuatan untuk mau meminta maaf. Jika seseorang menyakitiku, beri aku kekuatan untuk memberikan maaf kepadanya.

Ya Allah, berilah aku mata yang mampu melihat sisi kebaikan pada diri orang lain, hati yang mau mengampuni perilaku jahat, pikiran yang bisa melupakan keburukan, serta jiwa yang tak pernah kehilangan iman. Amin.

Quotes About LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang