"Salahkah aku bila merasa cemburu pada temanku?
Karena sosok wanita berkhimar lebar di kampus. Dan satu kelas denganku. "~~~~~~~~~~~~~
Hisyam POV' :
Hari ini hari selasa, lebih tepatnya hari kedua di Semester 2 ini. Aku melajukan motorku untuk menuju kampus. Suasana kampus sudah nampak ramai karena sekarang menunjukkan pukul 08:00 WIB. Aku memakirkan kendaraan dan mulai melangkah menuju Gedung Kuliah Bersama.
Pukul 08:10 WIB pembelajaran dimulai. Aku duduk pada bagian barisan paling belakang. Tak sengaja aku melihat dia menggunakan gamis berwarna biru dongker. Warna yang sama seperti yang sedang kupakai saat ini, yaitu kemeja biru dongker. Hatiku berdebar kala mengetahui bahwa hari ini aku dengannya menggunakan warna pakaian yang sama. Seolah hati ini berbunga-bunga entah bunganya dari mana.
Gadis berkhimar lebar yang membuatku terpesona dengan penampilannya yang berbeda dari teman-teman yang lain. Saat aku pertama kali melihatnya mulai penasaran dan mengetahui bahwa dia satu kelas denganku itu sungguh membuatku senang.
Jangan sampai ada yang melihatku sedang mencuri pandang pada gadis itu. Karena aku tak mau ada orang yang curiga apalagi tau kalau aku mau memulai menyukai.
Mata kuliah baru begitu dengan dosennya. Kali ini, dosen perkenalan begitu juga mengabsen satu persatu mahasiswa dan mahasiswi yang ada di ruangan ini. Tak lama kemudian membicarakan tentang kontrak belajar. Setelah sepakat berhubung hari ini hari pertama pertemuan, dosen mengakhiri pertemuan pada pagi ini sehingga pulang cepat. Hal yang paling disukai oleh sebagian mahasiswa.
***
"Syam?!"
Seseorang teriak dari arah belakang. Saat aku menoleh, ternyata Alex teman satu kelasku saat di SMA. Tapi kami berbeda Prodi, dia prodi Statistika dan aku prodi Manajemen.
"Eh, bro. Ada apa manggil orang penting?" Tanyaku padanya.
"Gila? Gua gak percaya didepan mataku orang penting. Bhahahahaha.. .", tawanya sehingga aku ikut ketawa.
Aku pun melanjutkan jalan menuju parkiran, begitu pula dengan Alex yang juga berjalan sejajar denganku.
"Bro, udah gak ada kelas lagi kan? Ayolah kita nongkrong, hm?" Tanya Alex padaku.
"Enak aja, nanti siang jam 1 aku ada kelas lagi. Dan walau sekarang ada waktu pun aku tak mau diajak nongkrong", jawabku.
" Yaelah.. . Kapan sih bisa nongkrong bareng lagi ? Seperti waktu SMA dulu, toh kan kita sering nongkrong bareng. "
"Itu kan dulu, SMA. Masih siswa, sekarang sudah ada embel-embel maha. Ingetlah kita sudah jadi mahasiswa. Jangan banyak nongkrong tapi banyakin baca buku.. . "
"Iyalah, Syam. Oke bro, tapi lain kali kita nongkrong bareng iya?"
"Boleh, tapi di perpustakaan." Jawabku sambil tersenyum pada Alex sambil menaik-turunkan alisku.
***
'Allahu Akbar, Allahu Akbar.. . .. '
Suara adzan terdengar di telinga. Aku terbangun setelah mengistirahatkan tubuhku sebentar. Mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat dhuhur.
Selepas sholat, akupun bersiap-siap untuk pergi ke kampus karna 30 menit lagi jam 1 siang mata kuliah dimulai.
Sampai kampus, ku parkiran motorku dan mulai memasuki gedung menjulang keatas. Melewati perpustakaan di lantai 1 dan menuju lift untuk naik ke lantai 4.
Deg, sorot mataku tertuju pada sosok wanita yang kukagumi. Rupanya ia sedang berdiri dengan teman perempuan tapi mengobrol dengan laki-laki. Siapa dia? Karena wajahnya tertutup dengan tubuh Hanum, sosok wanita berkhimar lebar yang ku kagumi. Saat ku mulai mendekat, ternyata ia sedang berbicara dengan Arga, teman satu kelasku begitu juga dengan Hanum.
Kenapa begitu akrab sekali Hanum berbicara dengan Arga? Apa ada hubungan lebih dengan nya? Ah kurasa tidak mungkin. Kenapa sakit banget melihatnya mengobrol dengan laki-laki? Apa ini yang namanya cemburu?
Aku mundur dan duduk di tempat duduk depan lift. Kapan ya aku bisa mengobrol dengan wanita berkhimar lebar itu? Seperti yang terjadi pada Hanum dan Arga tadi. Andai saja Arga itu aku, saat berbicara dengan Hanum.
Pintu lift terbuka, aku melihat Hanum berjalan memasuki lift dengan Icha temannya. Aku urungkan niat untuk masuk ke dalam lift. Itu karena aku ingin menghindar saja dari nya. Si gadis berkhimar itu. Padahal, pagi tadi selepas kuliah aku satu lift dengannya. Sengaja aku menunggu dia masuk lift dan baru aku juga ikut masuk lift. Aku yakin dia gak tau itu. Aku dan dia tidak berdua di dalam lift melainkan bersama-sama dengan banyak orang.
Aku berdiri dan kutepuk bahu Arga. Dia pun menoleh setelah melihat kepergian Hanum.
"Ruang berapa? " Tanyaku padanya.
"5A, Syam."
"Tadi ngobrolin apa kau sama Hanum? Kelihatannya serius banget", tanyaku penasaran.
" Ouh, itu. Bahas LKMM. Kenapa emang, Syam? "
"Eh, gak papa."
Kulihat wajah Arga senyum-senyum. Kupastikan dia tidak lagi senyum ke arahku melainkan kearah lift yang tertutup. Aneh.
"Ga? Arga!" Panggilku membuyarkan senyumnya.
"Kenapa kau? Senyam-senyum gak jelas", tanyaku.
" Hehe.. . Enggak apa-apa. Hanum cantik ya"
Deg!
***
Hallo guys..
Jangan lupa Vote y, ☺☺☺☺
karena aku butuh sekali Vote dari kalian😅Gimana cerita di atas? Pastinya kalian penasaran kan apa yang akan dilakukan Hisyam setelah mengetahui Arga mengucapkan Hanum itu cantik.
Tunggu cerita berikutnya y.. .. ☺😊😊😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Menembus Cinta
Teen FictionSeorang Mahasiswa yang mengagumi Mahasiswi berkhimar lebar di kampusnya. Dan satu kelas denganya.