3

64 3 0
                                    


"Retta lo hari ini minta jemput abang lo ya, gue ga bawa mobil. Gue di jemput Riza." ucap Gea seraya tersenyum senang, pasalnya dia dijemput oleh sang pacar.

"mana mau abang gue jemput." sahut aretta cuek

"makanya neng cari pacar biar ada yang jemput."

"ngapain punya pacar cuma untuk antar jemput, masih ada abang ojol kok." ada saja alasan Aretta kalau sudah bahas pacar

"yee lo ga tau aja gimana rasanya di antar jemput pacar."

"bodo ah, ga peduli gue. Dah sana lo ntar si Riza kelamaan nunggu tuh."

"yaudah gue duluan ya, bye." Gea melambaikan tanggannya sambil berlari menuju gerbang

Aretta menunggu ojol di depan gerbang. Tiba tiba ada motor yang berhenti di depannya.

"eh sendirian aja neng, mau abang temenin ga?" ucap sang pengendara seraya mengerling jahil

Aretta tidak menanggapi ucapannya, menganggap tidak ada orang di depannya.

"yee masak cowo sekece Davin dicuekin sih."

Yap pengendara itu adalah Davin
"lo mau pulang kan? Bareng gue aja yuk."

Tiba tiba datang abang ojol yang di pesan Aretta tadi.

"bang, nih cewe bareng gue. Tapi tenang ongkosnya tetap gue bayar." ucap Davin seraya menyodorkan uang lima puluh ribuan

"apaan sih lo, siapa juga yang mau bareng lo." ucap Aretta ketus

Dia pun segera naik kemotor abang ojol, tapi tangannya langsung di cekal Davin.

"pokoknya lo-"

Ucapan Davin terpotong oleh abang ojol

"neng, kalau ada masalah sama pacarnya mending diselesain dulu dengan baik baik neng." saran abang ojol tersebut. Setelah mengatakan itu dia pun pergi

"kan gara gara lo kita malah di kira pacaran." Aretta kesal dengan Davin. Padahal mereka tidak dekat.

"udah lo bareng gue." ucap Davin santai

"ck apaan sih lo, kesel gue liat lo." Aretta pun segera jalan kaki bermaksud untuk mencari angkutan umum

"ga bakal ada angkutan umum jam segini Aretta, mending lo bareng gue." saran Davin

"ogah." Aretta tetap teguh pendirian

"oke kalau lo ga mau, gue pulang." Davin pun segera menstater motornya bersiap untuk jalan, tiba tiba

"eh iya gue ikut sama lo." Aretta pun menaiki motor Davin. Dari pada dia pulang jalan kaki, yah mending sama Davin.

"gitu dong, kan gue makin suka." ucap Davin seraya melirik Aretta dari kaca spion

"udah mending lo jalan sekarang."

"siap tuan putri." Davin pun menjalankan motornya

***

"belok kanan, rumah nomor 15." Aretta menunjukkan arah rumahnya.

Ketika sampai Aretta pun segera turun dan membuka gerbang rumahnya.

"ekhem, ga niat bilang makasih gitu?" sindir Davin

"makasih." Aretta pun langsung menutup gerbangnya.

"cuek banget, tapi gue suka." ucap Davin seraya tersenyum.

Davin pun segera pulang menuju rumahnya

"assalamualaikum, Retta pulang."

"waalaikumsalam, pulang sama siapa lo?" tanya abangnya Aretta

"yang pasti manusia, lagian kalau gue minta jemput pasti lo ga bakal mau." Aretta melirik sinis pada abangnya.

"tuh tau. Oh iya mama sama papa kerumah oma, pulangnya besok."

"yaah gue kok ga di ajak sih." Aretta mengerucutkan bibirnya dan sukses mendapatkan lemparan bantal oleh abangnya

"ga usah sok imut lo, lagian dah besar juga."

"heboh aja lo, gue mau tidur, bye." Aretta pun segera menuju ke kamarnya

***

"DAVIN PULANGG."

"kamu ya Davin, kan dah mama bilang kalau masuk rumah itu ucap salam bukan teriak." ucap sang mama seraya memukul gemas bahu anaknya

"hehe Davin lupa mah." Davin hanya nyengir

"mah tau ga, Davin barusan nganterin bidadari." curhat Davin pada sang mama

"wah anak mama udah besar, kapan kapan kenalin dong ke mama." ucap sang mama seraya mengelus kepala Davin

"Davin emang udah besar ya ma, oke nanti kapan kapan Davin kenalin."

"yaudah, sekarang kamu ganti baju siap itu makan."

"siap komandan." ucap Davin seraya memberi gestur hormat

Saat berjalan menuju kamarnya, hp Davin bergetar.

Inget nanti malam, gue tunggu lo kalau emang lo bukan pecundang
-unknow

***

Mohon dukungannya:)

ARETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang