Penghianat?

4 0 0
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, koridor yang terlihat ramai lalu-lalang para siswa, seketika sepi saat terlihat anggota genk Xavier beserta ketua genknya.

Mereka adalah Agra, Cakra, Gilang, Evan dan Devan.Saat mereka berjalan banyak siswi yang beeteriak histeris serta menatap kagum ke arah mereka.

Dengan Agra yang berjalan di depan, membuat pesona dan kewibawannya terpancar namun juga jangan lupakan aura gelapnya.

Di saat ketiga sahabat yang lainnya sedang fokos ke depan dan merasa risih dengan tatapan para sisiwi, maka berbeda halnya dengan Cakra dan Devan yang malah tebar pesona ke sana sini.

Saat mereka sampai di kantin, banyak orang yang memberi jalan dan berlomba-lomba mendapatkan meja kantin yang dekat dengan meja Genk Xavier.

Bagi mereka, melihat Geng Xavier berkumpul bersama itu sangatlah susah, karena terkadang Agra tidak akan ikut berkumpul bersama temannya jika tidak ada pembahasan penting,dan lebih sering ke Rooftop sekolah.

"Cak sana lo pesen makan, gue seblak yang super pedes yak, janji elo yang traktir.Sekalian minumnya es jeruk aja gak usah mahal-mahal"Ucap Devan yang langsung duduk di tempatnya dan menyuruh Cakra memesan makanan.

"Yeee onta, kalo udah masalah traktir aja nomer satu.Giliran kita minta traktir nunggunya lama banget kayak orang mau berangkat haji"Kesal Cakra yang hanya di balas cengiran tidak berdosa dari Devan.

"Bisanya cuma nyengir kayak kuda, dasar nggak modal.Tampang kaya tapi kantong kere.Kalian pesen apaan?"Gerutu Cakra lalu menanyakan kepada yang lainnya.

"Gue soto, sama es teh satu.Elo yang traktir"Ucap Gilang cepat

"Gue jus alpukat, sama bakso kuah"Kini Agra angkat suara

"Gue jus jeruk sama batagor"Ucap Evan yang berada di sebelah Gilang.

"Eh stop, lo-lo pada pesen sendiri, gue pusing ngingetnya.Ini aja gue lupa udahan"Tahan Cakra saat Doni dan yang lainnya ingin ikut memesan.

"Ya allah, bang Cakra cuma satu bang pesanan daku, Es krim rasa vanila"Ucap Fikri lebay yang langsung mengundang tawa teman lainnya.

"Ck ck ck, Fikri sejak kapan lo makan es krim? Mbuntingin siapa lo?"Tanya Fajar heboh, dan langsung mendapat tatapan menusuk dari Fikri

"Sembarangan kalo ngomong, gue emang suka mainin perempuan bro, tapi kalo masalah mainin lobang gue gak minat men, gue masih bisa ngertiin perasaan wanita.Dah ah gue mau beli es krim dulu, lo pada jangan minta"Ucap Fikri kesal yang langsung pergi meninggalkaan tempat duduknya

Setelah beberapa menit, akhirnya Cakra datang dengan membawa senampan berukuran besar yang berisi penuh pesanan mereka.

"Nih pesanan lo pada, udah gue bayar semuanya"Ucap Cakra kesal

"Lah lo napa men? Cembetut mulu, terus kenapa tu baju? Lo abis renang di mana bro? Cepet tua lo entar kalo lo cemberut mulu, entar cewek lo pada ilfil terus akhirnya jatuh deh ke pelukan gue"Ujar Devan jahat, dengan gaya meniru adegan drama jahat di televisi yang ditontonnya kemarin malam.

"Gue kesel tau sama Pram, masak dia tadi sengaja numpahin air mineral ke baju gue.Gila tu orang deh"Ujar Cakra kesal

"Pram?"Ujar Agra tiba-tiba yang sedari tadi hanya diam saja

"Iya, anak kelas XII IPS 3, songong banget tu orang, mana bahunya di tato lagi, padahal di sekolah Ganesa peraturannya ketat.Kita aja yang berandalan enggak ampek tatoan"Ucap Gilang yang sekarang juga ikut angkat bicara.

Agra mulai curiga dengan anak yang bernama Pram itu, pasalnya hanya Geng Guruh lah,yang setiap anggotanya harus menandai tubuh mereka dengan tato yang berbentuk petir.

"Bawa dia kesini"Perintah Agra setelah lama berfikir.

Yang lainnya berpandangan setelah Agra mengatakan hala itu, bukan apa-apa hanya saja jika Agra sudah menyuruh seseorang untuk bertemu dengannya, maka dia akan di interogasi habis-habisan oleh Agra, dan ujungnya babak belur atau tinggal nama.

"Eh, emmm iya Gra gue panggilin dia, bentar, st ayo Van"Ajak Cakra pada Devan yang masih fokus pada seblaknya.

"Iya bentar, nanggung Cak, pedes nih"Ucap Devan tidak bergerak dari tempatnya.

"Ayo, lo mau Agra marah-marah di sini? Abis lo entar"Bisik Cakra pada Devan sembari menatap Agra yang sedang mengaduk aduk jus alpukatnya.

Akhirnya Devan mengikuti Cakra untuk mencari Pram.Karena tidak ingin memancing emosi Agra saat ini.

"Lo kenapa bro? Tumben lo penasaran sama siswa sini"Ujar Evan yang kepo dengan maksut Agra memanggil Pram

"Gue cuma penasaran sama tatonya aja"Ucap Agra acuh, dan di balas anggukan dari Evan.

Setelah lama menunggu akhirnya Cakra dan Devan kembali dengan seseorang yang sedang di pegangi oleh mereka, dia adalah Pram,

"Nih Gra, capek gue megangi dia.Sumpah berontak banget dah"Ujar Devan sebal dan di angguki oleh Cakra.

"Lepasin aja"Ucap Agra dan langsung di patuhi oleh mereka.Banyak orang yang kepo ke arah mereka.Sebab kalau Agra sudah begini maka sesi baku hantam akan terjadi.

"Ngapain lo panggil gue?"Tanya Pram pada Agra yang sedang menatapnya tajam

"Gue liat tato lo"Ucap Agra to the point

"Hah Kalo gue nggak mau lo mau apa?"Tanya Pram terkesan sombong dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Pegang dia!"Perintah Agra kepada Cakra dan Devan, tanpa aba-aba mereka langsung memegang Pram yang malah berontak dan memukul wajah Devan.

Devan yang merasakan sakit di wajahnya pun membalas menghajar Pram, dan akhirnya dapat di lumpuhkan oleh Cakra dan yang lainnya.Agra mendekati Pram yang tersungkur tidak berdaya di lantai kantin, lalu menyingkap bahu Pram.

Agra mengamati tato yang hanya ada satu di tubuh putih Pram.Agra menatap tajam bahu Pram yang terdapat tato berbentuk petir itu, tangannya mengepal lalu memberikan pukulan mentah di wajah Pram yang sudah babak belur.

Agra membabi buta Pram yang sudah tidak berdaya itu.Hingga temannya mencoba memberhentikan Agra karena Pram yang sudah dalam keadaan mengenaskan.

"Gra udah, lo liat dia udah babak belur"Kata Fikri mencoba memberhentikan Agra

"Iya Gra, lo jangan main hakim sendiri, lo mau dia mati di sini"Ucap Gilang menimpali

"Kali ini lo selamat, tapi jangan harap lo bisa lolos dari Genk Xavier. Lo target kita sekarang, dasar PENGHIANAT"Ucap Agra dingin terkesan menyeramkan yang membuat semua orang bergidik ngeri mendengarnya.

"Lo urus dia, kalo perlu jadiin sandera, dia penghianat di sekolah kita, dia dari Genk Guruh"Ucap Agra lalu meninggalkaan kantin yang saat ini ramai oleh semua siswa siswi.






See you again

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArdiagraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang