HT : 1

91 11 1
                                    

Alby sang pujaan dan Aska si pengganggu.

***

Kirey. Cewek berdimple itu mengerjapkan matanya pelan. Tidurnya terusik saat merasakan sesuatu yang dingin menyentuh kulit tangannya. Ia tegakkan kepalanya. Mengucek matanya guna menyesuaikan cahaya yang masuk pada netranya.

Semalam ia tidur saat jam menunjukkan pukul satu dini hari. Berkutat dengan tugas Biologi yang harus selesai malam itu juga, belum lagi ia harus bangun pagi untuk menghindari keterlambatan. Ia hanya tidur kurang dari lima jam, tak pelak kini ia masih terkantuk-kantuk.

Dahi Kirey berkerut samar, mendapati sebungkus Chocopie dan susu kotak berada tepat di atas mejanya. Diambilnya sticky note bernuansa kuning yang tertempel di bagian depan Susu kotak berperisa strawberry itu.

Jangan sakit

Sesingkat itu, tapi berhasil membuat garis bibir Kirey melengkung. Terhitung sudah lebih dari 3 kali ia mendapat kiriman serupa. Susu kotak dan Chocopie dengan sticky note berisi pesan singkat. Tak pernah sekalipun meninggalkan jejak, membuatnya bertanya-tanya siapa pemilik tulisan tangan dengan aksen angle itu.

Pernah satu waktu ia bertanya pada teman-teman kelasnya, tapi semua jawaban yang ia terima sama, tidak ada yang mengetahuinya. Si pengagum rahasia benar-benar lihai dalam melancarkan aksinya!

Ting!


Suara dentingan ponsel berhasil mengalihkan fokus Kirey. Ponselnya menyala dengan notifikasi tergantung pada tengah layar. Ia membukanya. Membaca sederet kalimat yang dikirim teman seperjuangannya, Sasa.

Kirey tersenyum sumringah. Menyimpan susu kotak, chocopie, dan Stikcy note itu kedalam tas sebelum ia bawa tungkainya berjalan keluar kelas dengan tergopoh.

***

"Alby tambah ganteng kalo lagi main basket" Kirey bermonolog. Menatap sang pujaan hati yang tengah bermain bola oren berhasil membuatnya menggila.

Sasa menggeleng. Kirey benar-benar seorang Bucin level akut.

Alby. Sudah 3 semester ini Kirey mengejarnya. Menempeli nya tanpa rasa malu. Sudah beberapa kali juga ia mengutarakan perasaan, tapi jawaban yang ia terima selalu sama, penolakan. Bukannya merasa sakit hati dan menyerah, Kirey justru semakin menggila. Katanya, ia tidak akan menyerah sebelum mendapat cintanya.

Kirey melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu istirahat akan segera berakhir. Masih ada waktu untuknya menemui sang pujaan hati, pikirnya.

"Sa, Lo duluan aja ke kelas. Nanti gue nyusul" Ucap Kirey. Sasa mengangguk. Sudah paham baginya apa yang akan dilakukan Kirey sekarang. Menarik perhatian sang pujaan hati, memang apalagi?.

Kirey mengambil langkah cepat. Ia akan menghampiri Alby di pinggir lapangan. Berniat memberinya minum. Berlagak seperti seorang pacar.

***

"Lebih baik gue pulang sendiri, bisa bahaya kalo gue pulang bareng cowok mesum kayak Lo" Ucap Kirey sarkas.

Aska tergelak. Ditatapnya Kirey seksama. Menelisik dari ujung kaki sampai ujung kepala. Ia tersenyum miring setelahnya.

"Apa yang Lo liat?" Kirey curiga. Segera ia silangkan kedua tangan di atas dadanya cepat. Mengerti arah pandang si mesum Aska.

Cowok itu terkekeh pelan. Segera ia mengambil langkah mendekat. Memposisikan wajahnya tepat di samping telinga kiri Kirey.

"Dada Lo rata, gue gak nafsu" Bisik Aska pelan.

Kirey terdiam beberapa detik. Mengerjapkan mata pelan. Mencerna lamat-lamat kalimat yang baru saja didengarnya.

Blush! Seketika wajah Kirey memerah padam, menyadari ucapan kotor Aska.

"ASKA GILA! MESUM! OTAK CABUL!!!" Teriakan Kirey menggelegar. Menatap tajam Aska yang sudah terbirit lari menuju parkiran membuat orang-orang kini menatapnya heran.

Aska sialan!
.
.
.

Tujuan hidup Kirey : pertama, membahagiakan Mamah Papah. Kedua, mendapatkan cinta Alby. Ketiga, MEMUSNAHKAN ASKA DARI MUKA BUMI!.

Catat itu!.
....

Vote & Komen ✌️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIGH TENSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang