"Tunggu, dia tau kami berpacaran?"
"Hm, dia tau semua tentang kalian termasuk semua akun-akun yang kalian punya, gadget, laptop, tab, asal-usul, dia dapatkan lengkap"
"B-bagaimana bisa?"
"Dia mendapatkan sidik jari kalian, ia mendapatkannya saat ia datang di salah satu acara fanmeeting kalian, dia menjadi salah satu peserta high five, dan viola! sidik jarimu tertempel di sarung tangannya, terungkaplah semua profil kalian"
"Shit?!"
.
.
.Zaman memang sudah semakin gila. Dengan semakin berkembangnya teknologi seseorang bisa mencuri semua informasi dan privasi orang lain dengan mudah, siapa sangka moment yang seharusnya membahagiakan bagi mereka bisa bersentuhan dan bertatap wajah dengan para fans nya menjadi hal yang mengerikan bagi mereka sekarang bahkan sampai menyakiti mereka.
"Apapun alasannya ini salah P'Jo, dia sudah mencuri informasi kita dan bahkan melukai kita seperti ini", Tentu Krist tidak terima dengan kejadian seperti ini dan ini salah menurutnya, kejadian ini sudah pasti membuat orang di luar sana khawatir terutama keluarga Krist dan Singto.
"Bukannya memang resiko seorang public figur kalau informasi pribadinya dicuri orang lain?", Jo mengambil salah satu ayam KFC Krist dan memakannya, ia terlihat santai karena ia sudah yakin kedua orang didepannya pasti akan tidak terima dengan kejadian ini.
"Tapi kami juga manusia biasa seperti kalian, kami juga punya privasi"
"Tapi sayangnya masyarakat menganggap kita berbeda tingkatan Khun Krist"
"Kau-" Krist kehabisan kata, karena memang pada kenyataannya memang begitu. Tapi bukankah mereka sebenarnya sama-sama manusia biasa?
"Ditambah lagi kau seorang anak dari pengusaha Import ternama, tentu bukan lagi manusia biasa kan?" Jo sedikit tau tentang keluarga Krist, siapa yang tidak kenal keluarga Sangpotirat?
"Aku tidak peduli, aku hanya ingin segera keluar dari sini", Final Krist.
"Jika kau keluar sekarang, kau akan ketularan merek-, ah maaf" Shit! Jo hampir saja membongkar.
"Maksudmu apa P'Jo? Ketularan apa?" Kini Singto yang mengeluarkan suara, badannya sedikit lebih baik setelah meminum obat painkiller nya tadi.
"Abaikan, sudah kalian segeralah mandi, ada ruang kecil di pojok sana itu toilet tapi maaf tidak semewah kondo kalian dan baju bisa kalian ambil di lemari ini" Jo langsung meninggalkan mereka dan mengambil secarik kertas serta pensil diatas meja, menggambar adalah hiburannya selama ini.
"P'Jo! jelaskan!"
"Mandilah, kalian hampir seharian tidak mandi.." Jo sudah asyik dengan aktifitas menggambarnya, "..kalau Singto masih susah untuk mandi kalian bisa mandi berdua, tapi jangan berbuat sesuatu"
"P'Jo, aku tidak akan mandi jika kau tidak juga buka mulut tentang kejadian yang kau maksud"
"Pekerjaan ku sebagai gigolo, jika kalian tidak menurut apa kata ku, bisa ku perkosa kalian satu satu"
"Oke kita mandi, bye"
Fanmeet
Jo masih asik dengan acara menggambarnya, sedangkan Krist dan Singto entahlah mereka hanya saling bersandar serta mencerna kejadian-kejadian ini. Mereka mulai merindukan orang-orang tersayangnya, apa kabar keluarga mereka? Bagaimana dengan p'Yui dan lainnya? Apa mereka tengah mencarinya sekarang?
"Apa kalian butuh sesuatu?" Jo memecah keheningan ruangan itu.
"Handphone, aku butuh handphone", Benda itu yang tiba-tiba muncul di otak Singto, setidaknya dengan itu ia bisa berkomunikasi dengan keluarga serta rekan-rekan kerjanya.
"Kau mau mengadu?"
"Setidaknya aku tau kabar diluar sana"
"Kalau kau butuh kabar diluar sana, mungkin dengan TV sudah cukup kan?"
"Hei!" Apa orang ini tidak mengerti maksudnya?
"Ku tekankan pada kalian, cukup menurut dengan dia, maka semua akan lancar dan kalian bisa selamat. Kalian ini dilindungi tapi malah berontak", kesal dengan mereka Jo langsung menyelesaikan aktifitasnya tadi, moodnya menurun drastis karena dua orang konyol didepannya, opsi tidur seperti nya lebih enak.
"Sialan!" Umpatan tertahan itu seketika keluar dari seorang Sngto Prachaya. Bayangkan, seseorang yang menjunjung tinggi norma kesopanan itu mengeluarkan kata umpatan dan jangan lupakan ekspresi terkejut Krist disampingnya. Moment langka!
"Kau mengumpat, Phi"
"Karena emang patut di umpat dia"
"Waw, momen langka"
"Kit", Kalau Singto sudah mengeluarkan suara berat dengan wajah seperti ini memang bukan waktu yang baik untuk bercanda
"Khub", sebaiknya diam saja kau Krist.
Mereka kembali terdiam, namun tidak bertahan lama untuk Krist yang memang tidak bisa untuk hanya berdiam diri. Dia lalu berdiri dan ingin melihat hasil karya Jo diatas meja sana.
Sebuah illustrasi potrait dengan gaya realis seorang perempuanwajah oriental yang memiliki pipi chubby dengan tatapan yang polos. Apa mungkin ini saudara Jo? Atau pacarnya?
"Apa yang kau lihat Kit?"
"Hasil gambar nya Jo, berbakat juga dia", Krist mengangkat kertas itu dan menunjukkan nya pasa Singto.
"Bagus juga, tapi tidak sebagus kelakuannya"
"Heum, benar", Krist kembali menaruh kertas tadi di tempat semula. Dan kembali duduk di samping Singto, netranya menatap ke jemarinya yang baru saja di genggam Singto, pikirannya melayang jauh di luar sana. Saat ini Krist dan Singto pun tidak tau apakah ia masih di negara orang atau sudah di Bangkok. Mereka tidak tau, semuanya tidak ada petunjuk mengapa mereka dilarang untuk keluar, di perangkat disini, dan bahkan tidak mengerti siapa ya g dimaksud 'dia' oleh Jo.
"Tidak perlu di pikirkan, mungkin besok atau lusa kita akan mendapatkan tempat yang lebih layak", Jo tiba-tiba sudah ada di hadapan mereka setelah dari kamar mandi, raut wajahnya lebih tenang dari kemarin, ditambah ia tersenyum tipis di hadapan mereka, apa Jo mencoba untuk menenangkan Krist dan Singto?.
"Dunia dan alam ini penuh dengan misteri, kadang yang kita anggap itu tidak mungkin, bisa menjadi mungkin. Aku tidak tau bagaimana aku di mata kalian, tapi ingatlah bahwa aku tidak ada niat buruk sedikit pun untuk melukai kalian, kata dia kalian sangatlah berharga untuknya"
"Boleh kami tau, sedikit saja tentang apa yang terjadi?"
Jo terdiam, matanya langsung beralih ke sembarang arah. Bukan Jo tidak mau mengatakannya, tapi takut rencana dia akan gagal.
"Kamu akan bekerja sama jika kami tau apa yang sedang terjadi, ku mohon"
Jo masih diam, masih tidak berani menatap mereka dan memilih menatap ke tembok yang terpasang alat canggih tadi.
Jo tidak tau, apakah lebih baik mengatakannya atau membiarkannya ?
AN. Aku tau kalian lupa ini wkwkkw
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanmeeting
FanfictionFanmeeting Dia hilang saat acara fanmeeting solo disalah satu negara hampir selesai. Apakah Krist akan segera menemukannya? Ps. diselingi boyslove