Prolog

10 3 0
                                    

Seorang gadis pergi ke minimarket untuk membeli cemilan yang habis dimakan oleh kakaknya. Gadis itu terlihat sangat kesal, karena ia ingin menonton drama korea dengan cemilan itu akan tetapi kakak satu-satunya itu sudah menyantap habis makanannya dan tidak ingin menganti makanan yang telah ia habiskan. Akhirnya dengan terpaksa sang gadis pergi dan membeli cemilan itu sendiri.

"Huh! Dasar abang gak tau diri, udah ngabisin cemilan gue gak mau ganti. Emang dasar abang laknat." Gerutu sang gadis dalam hati.

Sesampainya diminimarket ia langsung menuju rak cemilan. Ia tidak sengaja bertabrakan dengan seorang laki-laki.

"JALAN TU PAKE MATA!" Dengan nada membentak sekaligus dengan pasang wajah kesal, laki-laki itu memarahi sang gadis.

"Heh! Dimana-mana tu jalan pake kaki. Mata tu buat ngeliat!" Seru sang gadis kemudian pergi meninggalkan laki-laki tersebut.

"Dasar manusia gak ada otak, udah tau salah bukannya minta maaf malah marah-marah gak jelas. Dasar cowo maunya menang sendiri." Gerutu sang gadis.

Tak lama sang gadis sampai dirak yang ia tuju kemudia ia memilih makanan yang habis karna ulah kakaknya. Kemudia ia menuju kasir untuk membayar makanan tersebut.

"Total semuanya Rp.79.900,- ya kak?" Sang kasir mengagetkan lamunannya.

"Oh, ini uangnya." Balas sang gadis.

"Habis banyak juga yaa, gara-gara abang ini uang gue habis cuma buat beli cemilan, mana parfum sama handbody gue habis lagi. Duhh, gimana gue mau beli coba" Batin sang gadis.

"Maaf, kak. Ini tadi ada titipan dari seseorang. Katanya suruh ngasih ke kakak" lagi-lagi sang gadis terbangun dari lamunannya.

"Dan ini kembaliannya, kak. Rp. 20,100,- terimakasih sudah berbelanja diminimarket" lanjut sang kasir.

"Oiya makasih, mbak. Maaf kalo boleh tau yang nitipin bingkisan ini siapa ya, mbak?" Tanya sang gadis tanpa menghiraukan antrian belakangnya.

"Didalam udah ada tulisannya, kak. Saya cuma dititipin aja. Gak sempet kenalan. Hehe" timpal sang kasir.

"Oh, gitu yaa. Makasih kalo gitu, mbak" Sahut sang gadis dengan raut wajah yang masih bertanya-tanya.

Sesampainya dirumah ia berbegegas membuka bingisan itu. Sang gadis itu terkejut karna isi dari bingkisan itu parfum kesukaannya dan sepucuk surat. Tak lama ia membuka surat itu yang bertulis

'-Hei, cantik. Aku minta maaf ya tadi udah nabrak sekaligus marah-marah. Terima tanda maafku ini yaa?

Tertanda Lucas'

"Hah? Lucas siapa? Au ah ga mau mikirin yang penting udh dapet cikinya plus parfum gratis" Ujar sang gadis

"Fani!" Tiffany atau biasa dipanggil Fani itu menoleh saat namanya dipanggil dengan suara keras.

"Apaan dah?" Jengah Fani saat sahabatnya menghampiri dia dengan senyum anehnya.

"Gue punya kabar baik" sebelah alis Fani terangkat, menatap sahabatnya dengan pandangan mengejek.

"Please deh la, gue bosen denger kabar baik Lo yang gak jauh dari anak baru atau ga Lo ketemu adik kelas yang ganteng" jelas Fani

Angela atau Lala itu menyengir dan menyeret Fani ke kantin.

"Gak usah nyeret-nyeret bisa kan?!" Kesal Fani yang dibalas gelengan

"Fan Lo tau ga?"

Fani menggeleng saat sudah kursi yang diikuti dengan Lala. Lala mendengus lalu menatap seseorang yang baru saja masuk ke kantin itu dengan wajah angkuh.

"Fan liat deh orang itu-" tunjuk Lala yang membuat Fani langsung menoleh "-songong bet anjir!"

"Ya udah sih biarin! Eh iya gimana keadaan adik Lo?" Tanya Fani yang membuat Lala menghela nafas lelah

"Gitulah dia masih marah sama gue, padahal kan gue gak ngapa-ngapain!"

"Iya gak ngapa-ngapain kok, cuma nyebat doang kan?" Fani menjitak kepala Lala dengan kuat yang membuat Lala mengaduh kesakitan.

Tiba-tiba Fani berdiri yang membuat Lala kembali bingung adalah Fani meninggalkannya sendirian di kantin.

"Ck! Anak itu kebiasaan banget ninggalin gue sendirian" gerutu Lala langsung menyusul Fani yang sudah tidak terlihat.

Kringgg.. kringgg...

"Woi guru-guru pada rapat" teriak ketua kelas

"Rapat apa?" Tanya salah satu murid

Ketua kelas tersebut hanya mengendikkan  bahu acuh, kemudian bergabung dengan anak cowok yang lain.

"Eh jamkos tuh, bolos kuy" Ajak teman Fani

"Kuy lah mau bolos kemana" Sahut Lala

"Mall aja lah biasa, gua mau nyalon" Ujar ChaCha

"Kuy Fan, ikut kan lu" Ajak Lala

Fani hanya menganggukkan kepalanya

"Kebiasaan dah tuh bocah" Kesal Lala karena Fani hanya ngangguk.

"Udh lah kayak lu ga tau Fani aja" Saut ChaCha menenangkan Lala yang kesal.

Sesampainya di mall, semua mata melihat ke arah mereka bertiga. Ya itu menjadi hal yang lumrah, ketika mereka jadi sorotan. Mereka tak peduli dan melanjutkan perjalanan nya.

"Kemana dulu?" Tanya Fani

"SALON!" Serempak Lala dan Chacha menjawab, dan karena suara mereka berdua, sekarang mereka menjadi pusat perhatian lagi dan lagi.

Fani yang melihat teman-temannya hanya geleng-geleng kepala, kemudian meninggalkan mereka dan langsung menuju salon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang