1

16 1 0
                                    


"Bugh!!!"

"Bugh!!!"

"Bugh!!!"

Tiga pukulan mendarat sempurna pada pipi Elio yang kini tengah terduduk lemas dilantai.

Semua mata dikantin itu tertuju pada seorang perempuan yang telah membuat Elio jatuh lemas. Siapa lagi kalau bukan Lecia, gadis berambut bob dan tomboy itu.

Semua orang memberhentikan kegiatannya hanya untuk melihat Elio sang anak kaya raya berseteru dengan Lecia, murid baru yang punya nyali besar.

Lecia berjongkok melihat wajah Elio yang sudah ketakutan.

"Lo manusia kelakuan kayak setan" Ucap Lecia dingin.

"Takut? Lo cowok lo..."

"Lecia!!!"

Seorang lelaki paruh baya berteriak dari kejauhan sambil membawa penggaris rotan, sepertinya dia adalah guru BK, tampak dari nama tag yang dia pakai menunjukkan identitasnya disini.

"Baru sehari masuk sekolah kamu sudah berani mukul murid disini hah?!! Mau jadi apa kamu!" Ucap guru tersebut dihadapan Lecia yang tengah duduk di kursi ruangan BK.

"Sudah hampir tiga tahun, dia mukulin murid disini, gak ada satupun guru yang mau ngeluarin atau setidaknya ngasih sanksi ke dia. Mau jadi apa sekolah ini?" Lecia berkata seakan tidak ada beban.

Seakan tertampar, dua guru dihadapannya kini terdiam kaku. Sedangkan orang yang duduk diseberangnya, Elio tampak kesal.

"Melindungi orang jauh lebih baik dari pada uang" Lecia berdiri ingin beranjak dari ruang BK yang membuatnya muak.

Ingin membuka gagang pintu, ternyata gagang pintu tersebut sudah dibuka oleh seorang yang memakai setelan jas mahal. Lengkap dengan para pengawalnya yang seperti babu.

Lecia hanya memandangnya sebentar lalu pergi begitu saja.






"Oke sekarang simpan semua buku Matematika dalam tas. Hanya ada sebuah pena dan kertas diatas meja" Ucap guru tersebut membuat seisi kelas menjadi planga-plongo. Tapi, akhirnya pasrah dan mengikuti kata guru. 

"Hah?! Baru aja Ibu masuk langsung ulangan? Saya belum belajar apa-apa Bu" Salah satu murid perempuan berucap.

"Iya Bu, tadi juga pelajaran fisika. Ibu mau nanggung kalau kepala kita pecah?" Ucap salah satu murid satunya lagi.

"Udah-udah jangan pada protes. Aturannya tetap sama. Soal hanya ada sepuluh. Waktu maksimal hanya dua puluh menit. Seperti biasa Ibu memberi bonus untuk satu orang yang mengerjakannya dalam waktu kurang dari lima belas menit"

"Jika semua jawabannya benar, boleh pulang duluan. Dan jika kalian ketahuam menyontek, kerjakan sepuluh soal tambahan"

Semua murid tampak tidak tertarik dengan bonus tersebut. Padahal jam Matematika berlangung tiga jam hari ini. Kecuali seorang murid cowok yang tampak kegirangan dibelakang.

"Gue pasti bisa. Ayo Alvon, lo bisa!" Dengungnya dalam hati.

"Warnet, tunggulah aku"

Lembaran soal sudah dibagikan. Para murid yang melihat soal tersebut tiba-tiba menjadi pusing, mual.

"Von! Von! Awas lu gak ngasih jawaban ke gue. Gue habisin lu!" Laki-laki sebelah Alvon berbisik, tetapi Alvon hanya memandangnya sebentar lalu mengalihkan pandangannya.

"Cihh... Tunggu aja, lu gak bakalan bisa lari"

"David? Sudah selesai urusan bisnisnya sama Alvon?" Tegur guru itu saat melihat David berbisik-bisik ke Alvon.

"Eh Ibu. Udah bu" Ucap David dengan sumringah.

Sepuluh menit berlalu. Semua murid tampak gelisah dengan kertas mereka. Kecuali dibarisan belakang, yang seperti masa bodo dengan soal tersebut.

"Sepuluh me..."Ucapan guru itu terhenti melihat seorang gadis berdiri dari tempat duduknya.

"Saya sudah Bu" Lecia berdiri membuat semua mata dikelas tersebut tertuju padanya.

"Lecia Olivia? Murid baru ternyata" Guru tersebut mengambil kertas jawaban miliknya dan melihat sepintas.

"Kamu boleh pulang" Guru itupun kembali ke mejanya.

Alvon terkejut. Padahal Alvon sudah menyelesaikannya hanya tinggal berdiri, namun terlambat.

Sejenak pikirannya berkeliaran. Siapa Lecia? Selama Alvon sekolah, hanya perempuan itu yang berani memukul Elio. Padahal disini banyak kumpulan laki-laki yang jauh lebih sangar dari Lecia.

Alvon sempat mendengar perkataan Lecia di ruang BK tadi.

"Sudah hampir tiga tahun, dia mukulin murid disini, gak ada satupun guru yang mau ngeluarin atau setidaknya ngasih sanksi ke dia. Mau jadi apa sekolah ini?"

"Melindungi orang jauh lebih baik dari pada uang"

"Siapa dia?"













-TBC

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang