0.3

131 40 68
                                    

Aku tau saat cinta yang baru datang kenapa hati ku masih tergores
Aku takut bila suatu saat cinta ini menimbulkan luka 
Aku takut bila suatu saat kau menghilang dengan yang lain. 


Vomentnya yuk?

Suasana kantor sibuk seperti biasa pada siang hari, mereka menyibukkan diri pada job nya setelah diberi waktu istirahat makan siang.

"Gil, lo dipanggil pak Reynald katanya ada hal penting," ucap Danial menepuk pundak gue.

"Kenapa?  ada projek baru?" tanya gue penasaran.

"Entahlah, samperin gih keburu dia marah."

"Feeling, gue berkata ini bukan projek malainkan ada perasaan gak enak nyangkut di hati," ucap gue yang masih asik mengerjakan laporan matanya masih tertuju pada laptop.

"Sudah bro jangan nethink dulu, semangat!"

Agil dengan perasaan gugup memasuki ruang kerja redaksi menemui direkturnya dengan cemas, ia takut kalau overthinknya bakal terjadi.

Dibuka lah kenop pintu perlahan

Ceklek

Pintu terbuka

"Maaf,  bapak memanggil saya disini?" ucapnya dengan nada terbata-bata.

"Iya Gil, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan. Walau di dalam hati berat," ujar Pak Reynald membenarkan kacamatanya yang turun di balik rahang kerasnya.

"Oh tidak apa-apa, saya siap untuk mendengarkan apapun itu. Ada projek di luar kota lagi?"

"Bukan bukan, ini masalah masa depan kamu di perusahaan ini. Sebelumnya selama kamu kerja tidak ada masalah, kamu selalu mendapat best crew projeknya bukan hanya mengusung hal kekinian hal yang orang lain belum tau kamu ulas," tutur pak Reynald mengetuk ketukan flashdisk di atas meja.

"Masa depan perusahaan? saya melakukan kesalahan disini? bila iya kasih saja hukuman, saya siap untuk menanggung semua konsekuensinya."

"Maaf kamu dipecat, kamu bisa cari pengalaman kerja di luar sana yang lebih kiranya diterima dengan lapang dada."

Hati Agil seperti tersentrum listrik di siang bolong, pekerjaan yang dia idamkan sedari dulu pada detik ini juga kandas karena beralasan disuruh cari pengalaman.

"Mohon pak, tolong jangan pecat saya pekerjaan ini merupakan nadi saya. Saya mau kerja dimana kalau dipecat?"

"Sekali lagi maaf itu sudah keputusan final," jawab pak Reynald menyodorkan uang pesangon dihadapan Agil.

"Terima kasih Bapak sudah menerima saya disini dan sudah memberi pengalaman yang berarti."

"Sama sama, good luck semoga kamu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik tempat ini bakal open ke kamu kalau ingin main."

"Baik kalau memang keputusan adanya seperti itu, terima kasih sudah mau menerima kontribusi saya. Darisini bisa memetik banyak pengalaman terima kasih."

Agil keluar dari ruangan berjalan dengan bertatih tatih menuju meja ruangannya merapikan alat kerjanya memasukan di kardus.

"Ya Tuhan, cobaan apalagi dari kemarin dateng bertubi-tubi menimpa ke gue," keluh gue keluar dari pintu menuju ruang kerja untuk merapikan berkas.

"Lah brader, lo kenapa beresin meja? ada projek keluar kota?"

"Bego gue dipecat anjis."

"Seriously? WHAT HAPPENED?"

Simfoni JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang