~Part 3

14 2 0
                                    

Keluar dari dapur, Abigail merebahkan diri di sofa ruang keluarga. Abigail masih terbayang-bayang wajah samar pria yang ia tabrak di club kemarin.

"Bi, papa mau bicara. Papa tunggu di ruangan kerja!" Suara berat mengagetkan Abigail.

Abigail pun tanpa ragu berjalan menuju ruangan kerja Mahes. Setelah ia sampai di depan pintu, ia pun mengetuknya dan di jawab singkat oleh Mahes.

"Duduk!" Perintah Mahes pada Abigail. "papa liat kamu di club kemarin malem, ngapain kamu?" Abigail menunduk dan meremas ujung bajunya.

"Ngapain kamu heem? Mau jadi kupu-kupu malam? Apa mau jadi berandalan? Untung papa yang liat, coba kalau orang lain terus tau kalau kamu itu anak dari Mahes Jacob. Nggak malu kamu? Kamu itu masih anak sekolah, nggak sepantasnya kamu masuk tempat kayak gitu. Mau cari apa kamu di sana? Cari bahaya? Iya?!. Ikut-ikut siapa sih heem? Kalau kamu sampai di 'apa-apain' orang jahat gimana? Kamu itu anak perempuan satu-satunya papa. Kamu kalau kayak gini lagi, papa kirim kamu ke Amerika biar Marco yang urus kamu, mau kamu? Atau kamu papa kirim aja ke asrama biar nggak kemana-mana sekalian? Jawab kamu!"

Amarah Mahes meledak, belum pernah Mahes semarah ini sampai mengeluarkan kata yang belum pernah Abi dengar dari Mahes. Abi menunduk, tanpa sadar air mata membasahi pipinya, ia benar-benar menyesal. Dunia luar yang Abi pikir tidak semengerikan ini ternyata salah, dunia luar benar-benar sangat mengerikan.

Abi menarik napas panjang dan menyeka air mata penyesalan yang terus mengalir. "Nggak pa, Abi nggak mau. Abi nggak mau cari apa-apa di sana, Abi cuma di undang ke party ulang tahun Charine, Abi juga nggak tau kalau party nya di tempat kayak gitu. Abi nyesel pa, Abi nggak nurut sama abang. Papa jangan kirim Abi ke asrama ya pa, Abi masih mau tinggal sama papa, Abi masih mau sekolah normal". Kata Abigail sambil tersedu-sedu.

"Siapa Charine? Papa nggak suka kamu temenan sama dia. Papa juga udah marahin Bara tadi, ngurus adik kok sampai teledor. Kamu pergi sama Caca kan?! Asal kamu tau, Caca juga masuk tanggungjawab papa kalau sampai kalian kenapa-napa"

"Nggak pa! Bang Bara nggak salah, Abi yang salah" Abigail sadar bahwa memang ia lah yang salah

"Kamu itu udah gedhe, harusnya udah bisa milih-milih temen, paham nggak kamu??" Kata Mahes dengan penekanan pada kalimat terakhir.

"Iya pa" kata Abi sambil tertunduk lesu.

"Udah, kamu sarapan sana! Papa mau lanjut kerja" tukas Mahes yang di ikuti Abigail. Setelah Abi keluar dari ruangan Mahes, Abi tidak pergi ke dapur untuk sarapan. Nafsu makannya sudah hilang sejak kemarin malam, apalagi ditambah dengan omelan papanya. Abigail berjalan menuju kamarnya sambil menyeka air matanya. Sesampainya di kamar, Abi merebahkan tubuhnya di ranjang. Abi mengambil hp dan mengirim pesan pada Caca, karena sejak kemarin ia tidak tau bagaimana keadaan Caca.

Caca >_< :

"Caaaa.... lo gimana?"

"Gue baik-baik aja, lo
gimana? Gue khawatir,
kemarin lo pingsan"

"Masih pusing, gue habis
dimarahin bokap gue,
gue nyesel banget.
Shit lah si Charine, ga mau
lagi gue deket-deket dia. BTW
kok lo tau kalau gue pingsan
lo kan di toilet".

"Iyaa taik lah si Charine.
Ya tau lah, orang yang
nganterin gue pulang bokap
lo. Kemarin lo pingsan
di deket toilet, pas gue
udah di mobil, gue liat lo
di bopong bokap lo masuk ke
mobil"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang