0.3

69 4 10
                                    

Bundanya sedang dinas diluar kota meninggalakan Byungchan sendirian dirumahnya. Byungchan sendiri sudah biasa ditinggal, lagipula dia bukan anak kecil lagi yang selalu kemana-mana harus bersama bundanya.

Dimalam hari Byungchan sedang mengerjakan tugasnya tiba-tiba ia merasa kelaparan. Sehingga Byungchan memutuskan pergi kedapur untuk membuat suatu makanan yang bisa membuatnya kenyang.

Byungchan membuka kulkas pertama kali saat sudah sampai didapur, Tapi nihil. Hanya ada sebuah daging yang tidak mungkin Byungchan masak karena tidak ada bakat memasak daging dan sebuah sayuran yang sudah tidak segar.

"Apa bunda lupa buat ngisi kulkas?" Monolognya sendirian.

Byungchan pergi dari dapur untuk mengambil jaketnya. Byungchan pergi kesebuah supermarket untuk membeli makanan instan, sesekali dirinya merapatkan jaketnya saat angin malam yang dingin menghembus menyapu permukaan kulitnya.

Sampainya Byungchan di supermarket, ia segera mencari barang yang diperlukan. Tanpa waktu lama Byungchan selesai memilih akhirnya memberikannya kepada kasir untuk dihitung. Tepat saat barang terakhir dimasukkan kekantong kresek dengan deras hujan turun membuat Byungchan terbengong beberapa saat merasa tidak terduga.

"Semuanya jadi..." ucap kasir sebelum Byungchan menyalurkan sebuah uang kertas.

Malam yang sudah dingin harus bertambah dingin saat hujan turun, membuat tubuh Byungchan menggigil.

Saat sedang menghangatkan badannya yang hanya berbekal sebuah jaket, Byungchan diperlihatkan oleh seseorang diseberang yang sedang mengangkat tangan, melambai kearah Byungchan. Byungchan tidak terlalu jelas melihat wajah orang tersebut karena halauan rintik hujan. Orang itu berlari saat Byungchan tidak menangkap sinyalnya. Entah bodoh atau bagaimana dia berlari dengan ke dua tangan menghalau rintikan hujan yang menimpa wajahnya, tentu saja itu tidak berhasil.

'ah...' mulutnya secara reflek berujar saat wajah orang itu mulai terlihat. Dia hangyul, Lee hangyul, adik tirinya(kandung). Meskipun sudah lama tidak bertemu, Byungchan tahu wajah hangyul karena terkenal dengan ketampanannya dan kelucuannya saat penerimaan mahasiswa baru.

"kak chan" hangyul menyapa terlebih dahulu.

"gyul kenapa malam-malam gini kok keluar dari rumah mana lagi hujan lagi." 

"habis dari rumah temen,kerja kelompok" Byungchan meresponnya dengan anggukan.

setelahnya hanya keheningan yang menyelimuti baik Hnagyul maupun Byungchan tidak ada yang mengeluarkat satu kata barang hanya satu kata.

"hah... kalo gini gimana mau pulang." Hangyul tiba-tiba berseru membuat Byungchan menolehkan pandangannya.

"kenapa gyul?"

"HP-nya mati mau nelfon orang rumah gak bisa...."hangyul memperlihatkan layar HP-nya yang berwarna hitam."....mau naik bis-pun udah gak bisa."

"a...  mau nginep dirumah gak?" tawar Byungchan.

"rumah?" sang empu yang ditawari bukannya menjawab malah menambah pertanyaan baru.

"yap, dirumah, emangnya mau nginep didepan ruko sampe besok?" 

hangyul tersenyum mendengar ulasan Byungchan. Secara tiba-tiba Hangyul memasuki supermarket, dan membuat Byungchan keheranan.

"Kak Chan..." Hangyul kembali setelah beberapa menit didalam supermarket."ini.." dia menyalurkan sebuah payung. "Kalo nungguin hujan terang nanti takut kemalaman." Lanjutnya setelah Byungchan menerima payung pemberian hangyul.

"Gyul.. memang ini muat ya buat berdua??" Byungchan berujar setelah membuka payungnya yang terlihat kecil jika digunakan untuk dua orang.

"Aku bawa payung sendiri kok." Jawab Hangyul yang sudah memegang payung lipatnya, yang entah dikeluarkan kapan dari tasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STORY (SEUNGCHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang