Jika nanti kau terlahir dengan dua pasang mata dan telinga, dua kaki yang kokoh untuk menopangmu nanti, satu paket lengan dan jemari, juga hidung dan bibir yang tercetak pada tempatnya, maka bersyukurlah. Bersyukurlah atas mereka-mereka sebelum kau memulai dan menutup hari. Merekalah yang membuat ibumu masih ingin melanjut usia. Maka bersyukurlah atas mereka.
Jika kelak, kau terlahir dengan kejanggalan medis pun tidak dinyana—tidak apa. Sama sekali tidak apa. Itu berarti kau sejak lahir sempurna dengan segala kelebihan dan kekurangan yang telah nampak sejak pertama kali menapak dunia.
Jika seandainya kamu hadir pada saat yang sama dengan minimnya materi hingga ibumu tak mampu membelikan sebuah boneka, semoga sabar dan pelukan mampu meredam rengek tangismu.
Nanti, jika usiamu mencapai belasan dan standar sosial mulai menggerogotimu, kumohon untuk ketuk pintu kamarku dan tumpahlah di hadapanku. Jika telingamu bising walau kau melumat sepi, tumpahkanlah apa-apa yang ada pada diri.
Kasihku, jika kau terlahir dengan menemukan hidup dalam bayang, kumohon 'tuk jangan tutupi selaksa itu. Tunjukkanlah segala yang kau punya dalam laci-laci kamar. Beri tahu aku tentang yang kau cinta. Beri tahu aku tentang keresahan luar dan dalam.
Nanti, kalau-kalau memang ini terjadi, kalau-kalau pada dahina kau bermandi tawa namun saat berlabuh kartika—kau seakan-akan yang paling nelangsa, maka ketuk lagi pintu kamarku. Sesungguhnya aku akan merasa paling bahagia saat bisa melihatmu tumpah, dan membimbingmu 'tuk merakit suka cita.
Ketika nanti ibu benar-benar sudah tidak ada, jangan pernah belama-lama bermandi durja—anakku, sungguh diatas sana ada yang yang Maha Mendengar dan pada-Nyalah segala pinta terkabulkan. Maka jangan pernah ragu menengadahkan tangan disepertiga malam.
Dan bisa saja suatu hari kamu lahir dan nafas ibumu seketika terhenti, ibu harap kamu membaca tulisan ini sambil merefleksikan dirimu dengan langit dan bumi, dengan keyakinan bahwa segala yang fana pasti berawal dari Sang Maha satu, Maha Abadi Sang pencipta segala-galanya.
[ Spring: Halaman 02 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
From: Mother to: Daughter
SachbücherUntuk anakku kelak, halaman empat musim ini ibu mulai sekarang. Biar nanti kamu tahu, bahwa ibu juga pernah merasa sepertimu. Kalau di depan ibu tidak bisa memberimu hadiah-hadiah mewah, semoga cerita tentang musim semi, panas, gugur dan dingin ini...