i n t e r m i

9 2 0
                                    

"Kamu tau nggak saat kamu memutuskan untuk menunggu seorang lelaki terlalu lama kemungkinan besar ia akan benar-benar kembali padamu."

"Kamu serius?"

Lelaki itu menatap kian dalam sampai rela tenggelam dalam manik hitam pekat perempuan di sebelahnya. Lelaki itupun mengangguk.

"Jadi aku masih ada harapan kalau menunggunya, kan?"

Lelaki itu kembali mengangguk seraya menghadap lurus ke depan. Ia tersenyum, menyebabkan air mata yang dibendungnya menitik sedikit demi sedikit. Rahangnya berusaha ia kuatkan untuk mengeluarkan sepatah kata, ia tak ingin gadis di sebelahnya salah paham.

"Kamu kok nangis?"

"Tapi sekalipun dia kembali..."

"Tapi sekalipun dia kembali?"

"Dia kembali karena ada perasaan lain yang menuntutnya untuk kembali." Air mata lelaki itu telah kering diterpa angin sore.

"Perasaan apa? Bukannya kalau dia kembali, harusnya karena dia masih sayang sama aku."

"Dia kembali karena merasa harus kembali, you know? He is back by default. Bukan karena  mencintai kamu dengan tulus. Berbeda kalau dia yang menunggu. Jadi, jangan menunggu, ya? Aku nggak akan biarin kamu bersama orang yang nggak mencintai kamu setulusnya."

Perempuan itu agak terkejut tapi raut wajahnya menggambarkan lebih dari itu. Ia juga sedih dan kecewa. Perasaannya bukan jarum jam yang bila ingin dihentikan cukup dengan menarik tuas mini di sampingnya atau dengan melepas baterainya. Perasaan seseorang tak semudah itu. Perempuan itu kembali murung. Tangan kirinya telah diraih ke dalam genggaman hangat milik lelaki di sebelahnya, rasa hangat dari jemari yang saling bertaut mengantarkan pesan bahwa semua akan baik-baik saja. Baik-baik saja walaupun butuh waktu yang cukup lama.

CASTS

Gutama Raka Adikara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gutama Raka Adikara

"Raka mau tau nggak kenapa bunda kasih nama kamu Gutama Raka Adikara?" Perempuan setengah baya itu berceloteh dengan tenang, pandangan matanya lurus ke depan memperhatikan titik air tiba di tanah. Suara perempuan itu sayup-sayup akibat teredam hujan namun masih sanggup terdengar oleh lelaki di pangkuannya.

Lelaki itu menggeleng lantas menyuapkan potongan donat terakhir ke mulutnya. "Kenwapa?" (kenapa?) Mulutnya penuh dengan donat, ia masih berusaha mengunyahnya.

Perempuan itu terkekeh lantas menjawab, "Karena ayah dan bunda kepengin kamu jadi anak yang memiliki pekerjaan yang mulia. Yang sempurna. Gutama artinya pekerjaan yang sempurna. Raka berarti kakak laki-laki yang memiliki keteguhan sedangkan Adikara adalah seseorang yang berwibawa. Itu semua adalah hal-hal yang ayah dan bunda inginkan dari kamu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ParanoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang