Bulan berganti mentari. Jalanan Kota Seoul mulai ramai,dipenuhi kendaraan yang mayoritas kendaraan beroda empat. Trotoar dipenuhi manusia yang berjalan terburu-buru dikejar waktu. Reva termasuk salah satunya. Jadwal yang padat ditambah keterlambatannya bangun tidur membuat gadis satu itu terus merutuk kesal. Pagi ini jadwalnya masuk kelas seni yang ahrus dihadiri pukul 8 plus tugas sketsa yang harus dikumpulkan pukul 9.
Siang harinya Reva harus menyelesaikan naskah untuk film My Soul yang harus dikirim ke produser Kim pukul 1 siang. Belum lagi malamnya, masih banyak tugas yang harus diselesaikan salah satunya rapat kecil membaahs film terbarunya dan dia sama sekali belum menyiapkan materinya. Begitulah kehidupan Reva di Negeri Gingseng. Naskah,sketsa,buku tebal,alat lukis,dan kamera menjadi makanan sehari harinya. Tidak mudah menjadi seorang mahasiswa sekaligus penulis dan sutradara apalagi Reva belumlah professional dalam bidang itu. Berawal dari kenekatan dan kesenangan, kehidupannya di Korea seolah dikejar waktu. Dia juga jarang berlibur, sekali berlibur pasti ada tugas yang menemaninya. Namun ,itu semua dijalaninya dengan senang.
Bertemu orang baru,pengalaman yang menakjubkan,tempat-tempat baru,dan akses mudah untuk bertemu orang-orang penting membuatnya merasa menjadi orang yang paling harus bersyukur kepada Tuhan. Diusianya yang menginjak 21 tahun, Reva telah berpenghasilan. Dengan pekerjaannya itu dia mampu membiayai sekolah adiknya dan kehidupan keluarganya di Indonesia. Namun, ada satu permasalahan yang selalu menghantuinya. Permintaan ibunya untuk menikah setelah lulus kuliah dan itu berarti 6 bulan lagi. Itu juga berarti Reva harus menyiapkan alasan atau schedule supaya tidak pulang ke Indonesia. Bukannya ia ingin durhaka kepada ibunya,pasalnya sampai sekarang ia belum memiliki calon untuk deperkenalkan ke ibunya. Lagipula dia masih ingin menikmati masa-masanya kini. Menjadi orang yang sibuk dan terkadang berlibur meskipun harus sambil mengerjakan tugasnya. Reva masih mempunyai mimpi mimpi yang sampai sekarang belum terlaksanakan.
Menjelajah dunia,negara-negara terpencil, tempat-tempat yang belum dijamah orang. Memang mimpinya itu seakan mustahil, tetapi dia tidak akan putus asa. Yah, gadis itu selalu ada saja alasan untuk menyemangatinya mewujudkan mimpinya.
Brrukk
Tiba-tiba dari arah berlawanan,seorang pria yang sepertinya dari Indonesia mwnubruknya. Tampaknya pria itu juga sama terburu-burunya dengan Reva. Buku-buku yang dibawa sontak berhamburan. Kedua insan itupun berjongkok diantara kerumunan manusai yang berjalan cepat dikejar waktu, tanpa saling menyapa ataupun sekedar kontak mata.
"maaf saya terburu-buru jadi tidak sengaja menabrak Anda" ujar pria itu ketika selesai membereskan buku-buku Reva. Dan ternyata benar, pria itu berasal dari Indonesia karena dia berbicara Indonesia kepada Reva.
"Yah ,maafkan aku juga " balas Reva singkat.
"Kalau begitu saya permisi sekali lagi saya minta maaf"pamit pria itu dan dengan cepat menghilang dari pandangan Reva.
YOU ARE READING
Dalam Bingkai Waktu
Historia CortaIni adalah kisahku, kisah dimana aku telah dewasa. menjalani peliknya kehidupan, diterpa rintangan yang tiada henti. kisah dimana cita cita mulai tercapai dan berakhir kebahagiaan.