Si jahat & Si Bad Boy (✔)

Ada yang namanya berjuang

Gua pernah mencoba menghitung banyak nya bintang di langit atau sekedar menghitung banyak nya setiap tetes air hujan yg turun dari langit, namun gua selalu kembali lagi pada hal yang sama gua ga mampu melakukannya.Tapi satu hal yang harus lo percaya gua akan memberikan segalanya untuk lo walaupun memang gua ga bisa menghitung banyaknya bintang di langit dan benyaknya tetes air hujan. K.

~~~~~

Pangeran memojokkan gadis lemah itu ke tembok.

"Cih.. Lo itu cengeng banget si jadi cewek, lo ga boleh lemah, lo ga boleh cengeng, lo ga boleh takut, lo harus kuat dan lawan orang-orang yang mau nindas elo, selain gua, karena cuma gua yang boleh bikin lo takut, cuma gua yang berhak nyakitin elo."

Setelah mengatakan itu pangeran pergi entah kemana, meninggalkan gadis itu dalam kebingungan atas sikap Pangeran terhadapnya yang selalu aneh dan semena mena.

Gadis itu tak tau apa mau Pangeran sebenarnya, kadang menyelamatkannya kadang pula Ia jadi Penjahat utamanya.

Pangeran terlalu sulit untuk ditebak.

Setelah mengusap air matanya Olivia meninggalkan tempat itu, Ia masih takut untuk kembali ke kelas karena ia yakin Keyfha masih ada disana, dikelasnya.

Olivia dan Pangeran memang satu kelas, dikelas XII Ipa 1, sedangkan Keyfha ia berada di kelas XII Ipa 2 bersama Doni.

~~

Malam kembali menyapa, bintang-bintang yang bertaburan dilangit menambah kesan indah pada malam ini.

Cowok tampan itu berdiri di balkon kamarnya bersama Doni si dingin yang brengsek.

"Ran, lo emang ga ada rasa yah sama Keyfha" Tiba-tiba saja Doni mempertanyakan itu pada Pangeran.

"Ga ada, emang kenapa?"

Doni hanya mengangkat bahu fokus pada ponselnya, tak ada niat sedikit pun untuk kembali mengeluarkan suara.

"MONYET!!! LU" Umpat pangeran kesal.

Doni hanya meliriknya sekilas

"Hy gais"
Dari ambang pintu muncul seorang cewek cantik yang malam ini menggunakan celana jeans hitam, dan baju kaos berwarna putih polos, serta sepatu convers hitam, dengan gaya rambut ponytile yang melengkapi penampilannya malam ini.

Terkesan sederhana, tapi tetap terlihat keren saat gadis itu yang memakainya.

Gadis itu berjalan mendekati Pangeran dan berdiri tepat disamping-nya.

"Malam ini indah banget yah Ran" ucap gadis itu.

Ia sudah melupakan kejadian tadi pagi, atau hanya berusaha terlihat baik-baik saja.

Pangeran hanya menoleh sekilas, malas untuk menimpali.

"Lo tau ga Ran, dulu gua suka banget liatin bintang kaya gini, ada kesan bahagia tersendiri, apalagi sekarang ngeliatinnya bareng elo."

Pangeran yang mendengar itu masih setia dengan posisinya, diam dan tak ingin menimpali.

Tak lama gadis itu kembali bersuara, meski tak ada respon sedikitpun dari si lawan bicaranya.

"Gua pernah mencoba menghitung banyak nya bintang di langit atau sekedar menghitung banyak nya setiap tetes air hujan yg turun dari langit, namun gua selalu kembali lagi pada hal yang sama gua ga mampu melakukannya.Tapi satu hal yang harus lo percaya gua akan memberikan segalanya untuk lo walaupun memang gua ga bisa menghitung banyaknya bintang di langit dan banyaknya tetes air hujan."

"Berhenti ngelakuin hal yang sia-sia, karena satu hal yang harus lo tau lagi, mencintai gua akan kembali membawa lo pada hal yang sama, walaupun lo ngasi gua segalanya yang lo punya."

Tampaknya pangeran mulai memberikan respon terhadap ucapan gadis tersebut.

"Hati emang ga bisa dipaksa, tapi ada yang namanya berjuang." Keyfha menimpali.

Tak ada suara lagi diantara mereka, Pangeran kembali diam mungkin ia tak tau akan mengatakan bagaimana lagi, atau harus bersikap bagaimana lagi agar gadis itu berhenti menyakiti hatinya sendiri.

Pangeran selalu berpikir ini bukan salahnya, dan tak akan pernah menjadi salahnya. Hati memang tak bisa dipaksa bukan? Untuk memilih, dan pilihanya bukan pada gadis yang sedang berdiri disampingnya, yang selalu memandangnya dengan tatapan memuja.

Jangan tanyakan keberadaan Doni, karena ia tidak akan mau ikut campur dalam urusan perasaan teman-temanya yang rumit. Ia punya dunia-nya sendiri.

TBC