"Selamat pagi tuan Jung. Pengacara Moon sudah tiba."
Laki-laki yang sejak tadi duduk di kursi kebesarannya itu, menoleh saat setelah asisten berbadan kecil itu memanggilnya. "Apa kau bilang?" tanyanya kembali. "Sudah kubilang jangan biarkan siapapun berkunjung kemari. Apa kau tidak mengerti?!" Jung Sehun menggertakkan gigi. "KENAPA KAU BODOH SEKALI TAEYONG?!"
Ryu Taeyong menelan salivanya. Jung Sehun sudah marah. Gawat sudah posisinya.
"Kenapa kau hanya diam saja? Perlu kupotong lidahmu agar kau membuka mulutmu?!"
"Maaf Tuan. Tapi kata pengacara Moon, dia sudah membuat janji dengan anda."
Sehun menyeringai. "Benarkah? Kalau begitu suruh dia masuk."
Taeyong mengerjap. Namun setelahnya segera membungkuk dan berlalu dari ruangan Sehun.
Tak lama kemudian, seorang wanita dengan senyuman masuk ke dalam ruangan Sehun.
"Selamat pagi tuan Jung," sapanya. Sehun mendengus. "Jadi, apa tujuanmu datang kemari?"
Wanita itu tersenyum. "Aku Moon Yerin."
Sehun mengangkat sebelas alisnya. "Aku tidak mengenalmu."
Wanita itu tersenyum menggoda. Lalu melangkahkan kakinya mendekati Sehun. Duduk di pangkuan laki-laki itu. "Moon Yerin sebagai pengacara. Dan Cheji sebagai pemuas nafsumu." Lalu menjilat bagian telinga Sehun.
Seketika laki-laki itu menyeringai. "Jadi kau jalang yang kusewa itu, ya? Bagaimana bisa seorang Pengacara menjadi semurahan ini? Apa gajimu kurang?"
Cheji tersenyum. "Begitulah." Lalu melingkarkan tangannya di leher Sehun. "Aku menginginkan spermamu di dalamku."
Sehun terkekeh. "Tidak akan." Lalu dengan cepat menidurkan Cheji si wanita cantik itu di atas meja kerjanya, "Aku tidak akan menanamkan calon bayiku di tubuh seorang jalang. Kau paham, kan?" ucapnya seduktif sambil menjelajahi setiap inchi tubuh Pengacara Moon. Wanita itu mendesah tak karuan tatkala Sehun memasukinya di dalam sana.
***
"Ibu tidak perlu seperti ini! Aku bisa memberikan Ibu makan!" Han Meira menarik seluruh pakaian koyak yang sedang berusaha di satukan oleh Han Yena, ibunya. "Apa Ibu tidak mengerti bahwa tetangga sialan itu hanya mengerjai Ibu? Ayolah Ibu! Baju ini tidak akan bisa dijahit meskipun mencobanya sampai tangan Ibu kapalan!"
Yena menghela napas. "Tapi Ibu butuh uang Han. Ibu ingin menyusul adikmu ke Seoul. Ibu merindukannya."
Meira yang sering disebut Han tertawa sinis. "Bahkan dia sudah menganggap Ibu tidak ada. Bagaimana bisa Ibu ingin menyusulnya?"
Yena menangis. "Kau tidak akan mengerti Han. Bagaimana hati seorang Ibu pada anaknya. Meskipun seorang anak durhaka pada Ibunya, itu tidak akan mengurangi kadar kasih dan sayang. Kau tidak mengerti Han. Kau tidak mengerti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yakuza (Sehun EXO Series)
FanfictionCredit : @InaGaemGyu Jung Sehun. Kenapa kau bersandiwara? Kenapa bersikap seolah-olah mencintaiku, tapi pada nyatanya kau hanya menjadikanku alat? Kupikir kau tulus. Tapi aku salah. Kupikir sikapmu seindah wajahmu. Tapi lagi-lagi aku salah. "Aku me...