Ini prolog

93 22 14
                                    

.

Yang mau tau font foto di mulmed dm aja yoo

-_______________________________________

Pintu ruangan terbuka, menandakan ada seseorang yang datang. Lea menatap seseorang itu lekat, ada hawa tak suka terpancar dari matanya.

"Akhirnya, kita punya anak. Dia cantik sepertimu!" Gino berkata dengan mata yang berbirnar. Melihatnya Lea pun hanya memalingkan muka.

"Urus saja sendiri! Dia anakmu, bukan anakku!" perintah nya mendramatisir keadaan saat itu.

Gino menghela napas panjang. Ia tau istrinya itu masih tidak mau menerima putri mereka dengan penuh kasih sayang. Mungkin Gino harus membujuk istrinya lain kali, atau dengan bekerja giat agar ekonomi keluarga kecil ini membaik? Entahlah yang pasti ia sangat ingin Lea balik lagi seperti sedia kala.

Cklekk!

Terdengar suara kunci pintu, suster pun memasuki ruangan itu. Dia ingin menyerahkan bayi kepada ibu kadung nya terlebih dahulu, sambil berada di dekapan sang suster, bayi itu pun menggeliat, mencoba mencari posisi yang nyaman.

Melihat pemandangan si kecil Lara, Gino pun sangat terenyuh. Baru saja dilahirkan, bukannya mendapatkan kasih sayang mamanya, malah disambut dengan kebencian.

Gino memasang tangan untuk mengambil alih Lara, putrinya.

"Sini, Sus. Biar sama saya dulu." Gino mengambil alih dan kini Lara sudah berada di dekapannya.

" Gino mengambil alih dan kini Lara sudah berada di dekapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lagi?!"

"Ehmm iya, Pah. Mamah ko jahat banet sama Lala, Mamah ga sayang sama Lala ya?" celoteh anak kecil yang sudah menginjak umur 2 tahun.

Gino mengepalkan jarinya kuat, Mencoba meredam amarahnya.

Tangan Gino meraih tubuh putri kecilnya. Gino pun berjongkok agar tidak kesusahan saat ia berbicara dengan putrinya. Lalu, ia memegang lengan Lara mencoba menjelaskan.

Lara yang berdiam diri sedari tadi. ia terus menunduk. Setelah Papa nya menyentuh lengannya ia pun mendongakkan kepala.

Gino menatap lekat putrinya seraya tersenyum. "Mungkin Mamah itu lagi banyak pikiran, Lara gausah mikir yang aneh-aneh ya? Janji sama Papah Lara ga sedih lagi. Nanti Papah beliin es krim yang banyak untuk Lara."

Mata hitam berpadu cokelat itu membulat, menatap Papahnya yang berada di hadapannya. "Benelan, pah?" tanya Lara dengan antusias.

Gino mengulurkan jari kelingking nya memastikan bahwa putri kecilnya berjanji tidak sedih lagi.

Tangan mungil Lara terbuka. Menampilkan jari kecil itu kepada Papah nya. Ia pun mengaitkan jari kelingking di tangan Gino lalu tersenyum manis. "Janji!" Gino menghela napas dan mengusap kepala Lara dengan lembut.

Tbc~

Gimana gess semoga kaleann sukaa ya^^

Kira kira apa yang dilakuin mamah nya Lara hingga buat Gino, Papah nya marah tuu? Masi penasarann? tungguin part selanjutnya yaa

See you~

Zahra Violla Bryssa

Kaka Lara, tapi boong :v

PTC #1 : Lara BryssaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang