P a r t 1Seorang perempuan menduduki dirinya diatas kasur, segera menyadarkan diri di tengah kantuk menerpa. Semalaman ia mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Membuatnya ingin kembali memejamkan mata. Ia lantas menuju kamar mandinya dan menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.
Kilara Bryssa Delgino, gadis itu menatap diri nya di depan cermin. Dengan menggunakan jepitan favoritnya, ia merasa percaya diri. Lara memang tidak terlalu menonjol di kalangan temannya, anak murid di SMA Pertiwa memang mempunyai wajah yang diidamkan-idamkan para lelaki. Sekolah itu terdiri dari SD, SMP, dan SMA. Tak terkecuali Lara, ia memang mempunyai wajah yang diidamkan para lelaki itu, hanya saja ia mencoba mencegah serangan para lelaki yang haus akan wanita itu dengan sifat tertutupnya. Hanya ke orang lain, bukan kepada temannya.
Lara menuruni tangga nya satu persatu dengan ragu. Ia hanya takut Mama nya melewati diri nya dan akan mengatakan ucapan pedas yang menyakiti dirinya, lagi.
Di tengah keresahan itu, sang Papa menatap anak nya yang baru saja berada di tangga terakhir. Gino tersenyum hangat menampilkan wajah yang penyayang. Lara pun menghampiri Gino seraya tersenyum.
"Pah, Mamah mana?" tanya nya yang tak melihat sosok itu. Lea memang menjaga jarak dari sang anak. Akan tetapi, ia tak melepas tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Lea hanya akan duduk di ruang tv ketika jam telah menunjukkan anaknya sarapan dan akan turun kebawah. Kali ini berbeda, Lara sama sekali tak melihat Mamanya itu.
"Ohh, Mamah ada di kamar. Kamu sarapan aja terus kalo udah kamu bilang ke Papah ya." Gino berjalan keluar segera memakai sepatu dan memanaskan mobilnya.
"Mah, kenapa Mamah terus benci aku." Lara menatap makanan tak selera. "Aku juga pengen kaya temen-temen yang bisa manja sama Ibunya," kata nya lirih agar siapapun tak mendengar ucapan itu.
"Gausah ngayal kamu! sampai kapanpun hal itu ga bakal terjadi!"
Lara terlonjak kaget saat seseorang menggubris gumamannya itu. Ia menoleh ke asal suara yang membuatnya melihat sosok itu panik. Lea yang tadinya ingin sarapan dan menyalimi Gino, suaminya, itu tidak terealisasi. Ia menyudahi niat nya untuk sarapan ketika melihat Lara berada di sana. Terlihat mulut remaja itu menggumamkam sesuatu. Membuat Lea penasaran dan mendekat ingin mendengar jelas apa yang diucapkan Lara."Mah," panggilnya lirih.
Lea menatap Lara dengki. "Gausah sebut saya Mamah, kau bukan anakku!" Lea berucap pedas untuk kesekian kalinya lalu membalikkan badan dan segera melangkah keluar ketika suara mobil yang menyala menggema di halaman.
Lagi dan lagi Lara mendapat ucapan pedas dari mamanya. Ia telah lama diperlakukan seperti itu sedari kecil. Lea tak segan-segan berlaku kasar kepada anaknya itu. Membuat Lara sakit hati, kini ia kembali bersedih. Kemudian Lara menatap makanan yang belum tersentuh sama sekali. "Ayo Lara, kau tidak boleh terlambat ke sekolah," nasehat nya pada diri sendiri. Lara menghabiskan makanannya dengan cepat, mengambil tas dan memakainya, kemudian ia segera berjalan menghampiri Papahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PTC #1 : Lara Bryssa
Teen Fictionini kisah lara dan kesedihannya, sesuai makna nama nya. 🍁 Lara dilahirkan dari seseorang yang membecinya. Mamanya memutuskan untuk menamai nya Lara. Ia dilahirkan dengan keadaan yang susah. Harta tidak berkecukupan...