Kamu terhebat

23 3 0
                                    

"Sumpah ya, Ci." Lisa mulai mengangkat pendapatnya. "Bahkan Kaisar aja lo tolak?" Tanya Lisa dengan rasa tidak percaya atas jawaban Cya yang menolak diajak date oleh Kaisar.

"Shut up! Bisa gak sih gausah bahas Kay?" Ujar Cya sambil menodong-nodongkan sedotannya lurus ke pipi Lisa.

"Ya gimana lagi dong, dia tuh cassanova sekolah! Dan lo tolak?" Remeh Lisa. "Emang apa sih buruknya dia, Ci?"

"Setau gue ya, dia tuh anak konglomerat, jago bahasa inggris sama sains, tinggi, putih, dan dia ganteng!" Cerocos Lisa yang menyebutkan sederet fakta tentang anak cowok bernama Kaisar alvaro itu.

"Cowok ramah, baik hati, gak sombong dan rajin menabung lagi!" Tambah Lisa.

Cya berdecak. "Udah?" Sedangkan Lisa menggeram kecil.

"Itu fakta, gue juga tahu kali."

Lisa menjentikkan jari. "Nah!"

"Gue gak suka dia." Ujar Cya cepat sebelum Lisa kembali berbicara. "Dia itu clever liar and bad guy. Dia mandang cewek dari fisik, walaupun dia ramah sama siapa pun."

Lisa mengikuti Cya yang bangkit dari kursi kantin. "Emangnya lo tau apa tentang Dane?"

"Kakak, Lisa." Tegur Cya.

"Yaudah sih tinggal jawab!" Lisa melekuk bibir bawahnya.

"Dia itu jago main musik dan pendiem, Kak Dane juga gak kalah ganteng kok sama si cassanova sekolah." Jujur Cya. Lelaki berumur jauh 6 tahun diatas Cya baru saja disanjungi. "Dia juga manis, dan gak tebar pesona kayak..."

Ucapan Cya sontak terhenti karena melihat Kaisar yang berjalan menuju lorong sekolah sambil bergandeng mesra dengan seorang cewek. Pandangan Lisa pun ikut mengarah pada seseorang yang dilihat Cya. Lantas, Cya menoleh.

"Yakin masih mau debat soal pendapat gue?" Tanya Cya yang membuat Lisa mematung sebentar.

"Y-ya mungkin itu saudara atau apa gitu- Cya! Woi! Tungguin gue."

Cya berdecih saat Lisa tertinggal jauh.

"Iya-iya gue minta maaf gue salah." Kata Lisa berlari mendekat. Senyumnya kembali bangkit. "Lo janji kan mau nemein gue ke konser Nct?"

"Masih lama, Lis." Sebelum Lisa membuka suara, Cya kembali berucap, "Lagi ngapain sih lo dateng ke konser kayak gitu? Emang si jungkuk itu bakal kenal lo? Enggak kan!" Setelahnya, Cya langsung pergi meninggalkan Lisa yang wajahnya memerah.

Ingin rasanya Lisa memakan sahabatnya yang berada didepan. Bagaimana tidak? Sudah salah menyebutkan personil k-pop itu, dan gak ngaca! That's Cya!

"CYAA!!" Teriak Lisa yang menggema disepanjang lorong. Mendengar itu, Cya menoleh ke belakang sambil mempercepat langkahnya agar tidak kena amukan dari Lisa.

~~~

Seseorang mengetuk pintu kamar Cya sebelum masuk.

"Cya, kamu udah makan?" Tanya Ratih sembari memutar knop pintu.

"Sebentar, Ma." Ujar Cya lalu mematikan lagunya di headset. Cya memutar badan dan berjalan ke arah pintu.

"Mama baru pulang?" Tanya Cya. Ratih mengangguk.

"Cepat kamu ke meja makan. Habis ini Mama mau pergi lagi,"

"Mau kemana?" Tahan Cya saat kaki Mamanya ingin beranjak.

"Nanti Mama ceritakan."

Cya menghela nafas setelah derap langkah itu tidak terdengar. Cewek berambut wavy sebahu itu mengambil headsetnya sebelum turun ke bawah. Cya membiarkan pintu kamarnya terbuka lalu pergi ke meja makan. Dia melihat Ratih menyiapkan piring untuk makan malam.

"Memang Mama mau ngomong apa?" Tanya Cya yang sudah duduk rapih di tempatnya.

"Kamu gak mau ikut ke Magelang? Papa sama Mama kerjanya lagi bareng di satu tempat lho, nanti kita bisa liburan bareng." Ujar Ratih penuh semangat. Ia memberikan satu piring nasi untuk Cya.

"Liburan atau ngeliat proyek di tempat kerja Mama sama Papa?" Cibir Cya. "Aku bosen."

"Biar kamu bisa ngurus perusahaan juga kayak-"

"Ma," potong Cya. "Cya gak mau jadi pengusaha, Cya mau jadi-"

"Jadi apa?" Sorot mata Ratih berubah tajam. "Kalau kerjaan kamu cuma dengerin musik dan rebahan, apa yang mau kamu kejar? Kamu mau jadi seperti gelandangan di luar sana? Enggak kan."

Cya menunduk mendengarnya.

"Makanya Mama mudahkan kamu kalau mau cari kerja, gak perlu membantah bisa kan? Lagipula perusahaan itu butuh karyawan dengan skor 500 TOEFL. Kamu pintar bahasa inggris kan Cya?" Tanya Ratih dengan nada sedikit kesal.

"Iya Ma." Angguk Cya. "Tapi apa masalahnya kalau mempertahankan bahasa dari budaya kita? Gak ada yang salah."

"Lalu? Kamu mau mendalami sastra tradisional? Apa jaminannya, hm?" Desak Ratih. "Kamu akan hidup enak? Akan bahagia? Penghasilan kamu banyak?"

Tapi Cya gak mau bergantung. Andai saja kepercayaan dirinya kuat untuk mengatakan itu, Cya akan berusaha mengatakannya walau jawabannya sekarang adalah mengiyakan ucapan Mamanya.

"Sekarang kita makan, baca basmalah!" Tegas Ratih dan dihadiahi anggukkan oleh Cya. Makan malam itu pun berlanjut dengan kesunyian sampai Cya kembali ke kamarnya. Ia menutup pintu dan bersandar dibelakang. Isakkannya makin menjadi setelah teringat ucapan Mamanya barusan. Cya segera memutar lagu favoritnya dari Banana Music. Ia mempercepat sampai bagian Reff,

Mau sampai kapan

Kamu harus bertahan

Genggam erat tanganku

Bersandar di bahuku

Satu hal yang ku tahu

Dan harusnya kamu tahu

Kamu lah yang terhebat

"Kamu lah yang terhebat... Kamu terhebat.." Ujar Cya menahan tangisnya. "Aku.. hebat."


~~

Banana MelodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang