Hip-hop

12 2 0
                                    

Cya memejamkan matanya. Sungguh mereka yang berlari-larian di kantin sambil tertawa-tawa akan mendapat amukan Cya secepatnya! Cya mendongak. Anak SMA yang sikapnya seperti anak PAUD itu sudah berlari melewati Cya dan Kay.

"Huff." Kay menghela nafas. Ia menunduk untuk menatap Cya. "Lo gapapa?"

Sontak Cya langsung menjauh. Lomba marathon yang dilakukan murid lelaki itu membuat jaraknya dan Kay menipis. Kalau Kay tidak menahan Cya, pasti mereka berdua akan terjatuh dan menabrak kursi dibelakang Kay.

"Gue gapapa."

"Whoa!" Mendengar suara teriakan itu, Cya menoleh. Lisa berada di tengah saat lima orang lelaki itu balap-balapan. Lisa mengangkat kedua tangan dari wajahnya lalu menghela nafas. Mereka adalah anak-anak parkour. Semua ekskul rata-rata akan mengikuti lomba diawal-awal masuk peserta didik.

Kayak gak ada tempat anti-mainstream lain apa?! Batin Lisa kesal menatap punggung salah satu dari mereka. Namun, seseorang memperlambat gerakannya dan menoleh ke arah Lisa. Dia mulai menggerakkan jari-jemari ke tangan dan diayunkan. Seperti mengeja. Lisa pun akhirnya tau kalau dia sedang menggunakan bahasa isyarat.

"Kantin itu salah satu tempatnya. Buktinya, dibelakang kamu ada yang lagi pacaran. Mainstream gak kalau diganggu?"

Setelah menghentikan gerakan tangannya, anak lelaki itu segera menyusul ketertinggalannya.

"Kak." Panggil gadis yang tadi meneriaki Lisa agar membiarkan anak parkour itu lewat. Namun sepertinya, Lisa tidak mendengarnya.

"Kakak gapapa?" Tanya Silva memastikan Lisa baik-baik saja.

"I-iya. G-gue gapapa." Ucapnya sambil tersenyum tipis.

Lisa kembali menoleh ke arah Cya yang tangannya ditahan oleh Kay.

"Mau ngapain?"

Cya menaikkan alisnya. "Apa urusan lo?"

"Gausah neriakin anak cowok itu, gue tau mereka salah. Hampir aja lo ketabrak kalau gak ada gue,"

Cya mendengar seseorang berdecih pelan. Ia menoleh ke arah dua teman Kay yang sepertinya sedang mengejek perkataan sahabatnya sendiri karena ke-over-pede-an Kay. Tapi sepertinya Kay tidak tau, karena posisi mereka yang membelakangi Kay.

"Lepas nggak." Pinta Cya pada Kay yang menatapnya intens.

Sejujurnya, hati Cya tidak kuat ditatap mata coklat jernih itu. Cya tetap gadis biasa yang menyukai cowok tampan, termasuk Kay. Tapi lagi-lagi kesadaran kembali menguasai otak Cya. Gue gak suka Kay.

"Jangan kemana-mana, mending sama gue." Pinta Kay pada Cya. Mata Cya memicing. Sudah banyak fans cewek Kay yang mulai menatapnya tajam seperti elang dan ingin menerkam Cya secepatnya seperti singa menangkap mangsa. Sadis. Sekutu Kay itu terlalu banyak.

"Gak. Gue bilang lepas, bisa nggak sih?" Paksa Cya lagi tapi tidak meronta-ronta agar tangannya tidak dilepas.

"Okei," Kay melepas genggamannya. Namun, sebelum Cya benar-benar pergi, ia kembali berkata, "Tapi pulang sekolah kita bareng ya."

Cya mendelik tajam sambil buru-buru meninggalkan tempat yang membahayakan detak jantungnya. Ia berlari ke arah Lisa.

"Lisa!" Panggil Cya.

Banana MelodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang