Ameeirah Amanda
aku mencintaimu dalam sepi,dengan segenap rasa luka yang tak terobati.tolong aku untuk bisa menggenggem erat tanganmu.
Ali Ridho
aku mencintaimu lebih dari segalanya, dan semua itu kucurahkan dalam sepertiga malam.
***************************************
Ameeirah Amanda
aku memasuki rumah panggung kayu tua itu,dengan segenap rasa gugup aku mulai memasuki pintu runah yang terbuka lebar.tampak dari teras saja sudah ramai dengan keluarga peradikan nenek ku.ya,rumah panggung itu rumah tua,istilahnya tempat berkumpul keluarga jauh.rumah ku dekat dengan rumah tua itu,tak jauh dari jalan raya provinsi.
"Assalamualaykum"salamku.
"waalaykumussalam"jawab seluruh kelurga yang sedang berkumpul di ruang tamu yang sangat besar itu..
aku melihat sekitar sambil menyalami satu-persatu anggota keluarga,termasuk adik-kakak almarhumah nenekku.dan akhirnya aku bertemu dengan wanita yang sudah memasuki kepala enam,wanita dengan hijab yang membalut kepalanya dengan rapi,makwo ku panggil.ia aalah adik dari nenekku,dan cucu-cucunya yang paling akrab dengan kami.
"ami apa kabar?udah lama gak ketemu."sapanya.aku memang agak dekat dengaan makwo,entah kenapa padahal aku amat canggung dengan kelurgabesar dari ayahku ini.
"alhamdulillah baik makwo,makwo sendiri apa kabar?"jawabku.
"alhamdulillah baik,dan alhamdulillah nya mkwo masih bisa ketemu kamu ami"
"alhamdulillah,makwo ke sini sendirian ato sama isya?"tanyaku.isya cucu makwo yang paling ia sayang setelah dia.
"ama ali isya gak mau ikut,dia masih sekolah"jawab makwo.
"ali?"tanyaku.jujur aku terkejut aku tak tahu kalu ia juga kan pulang.
"iya ali,dia pulang,dia diatas main handphone"jawab makwo.
"ohh"jawabku seadanya.
"entar makwo panggilin"
makwo beranjak naik ke lantai atas menemui dia,aku hanya gugup tak tahu gugup kenapa,yang pasti aku gugup.tak lama makwo turun bersama seorang anak laki-laki seusiaku,lki-laki itu memakai sarung,baju koko,dan peci gaya khas anak santri.ya,dia anak santri.ia menatapku dengan sorot mata lembutnya.ia manis,kulitnya sawo matang,perawakannya tinggi.sudah lama tak jumpa dengannya.
"assalamualaykum Ami"sapanya. ia menangkupkan dua telapak tangannya tanda salam.
"wa'alaykumusalam "jawabku sama seperti dia ,menangkupkan kedua tangan .
"apa kabar ami?"tanyanya.aku sering mendengar itu dari makwo,ia selalu menanyakan ku setiap kali makwo pulang ke sini.dan akhirnya aku mendengaar kalimat itu dari mulutnya sendiri.
********************************************
Ali Ridho
aku tertegun melihat dia berjalan ke rumah ini,aku hanya menatapnya dari lantai teratas di rumah ini,ia cantik hijab panjangnya menutupi sebagian tubuhnya yang disusul oleh gamis.aku tak mengira ternyat dari kecil ia memang tak prnah berubah,masih tetap sama.jujur ia adalah cinta pertama ku atau yang sering kalian sebut first love.aku memendam rasa itu dari usia 10 tahun aku tak tahu perasaan apa itu.dan hari ini ia datang ke sini,sepertinya makwo tak menceritakan kepadanya kalau aku pulang.dari lantai atas aku turun ke tangga ke lima dari dua puluh anak tangga,kebetulan disana ada rio,sepupuku.aku pun dduk sejajar dengannya.
"rio"panggilku.
"oyy,paan sih gak liat gue lagi mabar"jawabnya tak mau diganggu.
"itu dibawah ada apaan?"tanyaku
"ih,itu noh mak-mak pada ngerubungin ami"jawabnya.
"ami?"
"iya ami,noh cepetan kebawah entar ke buru pulang tuh ami"
aku hanya terdiam,yang pastinya tak tahu harus melakukan apa.ya,lagian pula bila aku turun ke bawah aku bakal jadi bulan-bulanan keluarga besar.
"oyyy,lu ngelamun aja,cepetan,entar keburu pulang loh" aah,rio selalu saja membuyarkan lamunanku.
"iya-iya gue turun."jawabku rada kesal.
"eitss li,jangan lo gebet juga tuh ami"lanjut rio,aku hanya menatapnya heran.
"napa?"
"langsung nikahin aja" godanya.
aku turun kebawah dan ternyata makwo sudah ada ditengah tangga,aku segera turun mengikuti langkah makwo.
"li,makwo setuju kamu ama ami"ujar makwo tiba-tiba
"ehh.. apaan sih wo,ali kan masih SMA kan blom saatnya juga"jawabku asal.tapi sejujurnya aku senang.
Sebenarnya 3 tahun lau kami bertemu setelah 5 tahun tak bertemu,pertemuan ini disaat aku dan dia berumur 14 tahun.kami bertemu dengan berjuta rasa yang bercampur aduk,antara senang dan gugup.akan tetapi dengan guliran waktu kami cepat akrab.aku telah mengenalnya sejak usia 4 atau 5 tahun,namun kami hanya ngobrol singkat.mengenalnya lebih jauh adalah keajaiban besar bagiku,sebenarnya dalam setiap obrolan kami aku tak pernah bisa fokus dalam topik pembicaraan,aku hanya menatap mata cokelatnya,menatap cara ia berbicara,manatap,menatapnya tertawa mendengar gurauanku.
"ali!!ayo cepet turun noh kasian tuh ami,uwo tinggal di depan" ujar makwo,makwo selalu saja membuyarkan lamunanku.
"iya uwo,ali mau turun kok"jawabku lembut.
aku berjalan menguntit makwo dibelakang,menuju ruang tamu.di sanalah aku bertemu dia,ia cantik dengan jilbab hitamnya,anggun dengan gamis cokelatnya,ia selalu anggun dimataku.selalu.aku berjalan menuju kursi jati rumah panggung itu,ia duduk dengan manisnya,aku hanya bisa berucap dalam hati.aku sangat mencintainya,sangat.
"assalamualaykum Ami"salamku.aku menangkupkan kedua tangan sebagai tanda salam.aku terlalu kikuk untuk berbicara dengannya.
"waalaykumussalam Ali"jawabnya,seraya menangkupkan kedua tangan kepadaku.
jujur aku tak tahu harus memulai percakapan dari mana,aku bingung.hingga aku memilih pertanyaan simple.
"apa kabar Ami?"tanyaku dengan gugup.aku yakin disaat makwo pulang ke sini,ke rumah panggung ini,makwo selalu saja main kerumah dia,makwo pastii cerita dengan dia tentang bagaimana aku ingin tahu tantang dia.segala tentang dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
one day about us
Spiritualketika seorang gadis harus berhadapan dengan suatu perasaan,dan ketika sepertiga malam semuanya tertumpahkan.inilah kisah cinta sesungguhnya ketika cinta tak harus saling memiliki.