4. gimnasium (2)

521 105 20
                                    



Latihan wajib telah selesai, kebetulan sekali Osamu harus melaksanakan hukuman karena keterlambatannya.

Terimakasih pada sobat ringseknya, Ginjima Hitoshi dan Suna Rintaro, alasan keterlambatan Osamu bisa diterima, jadi ia hanya perlu berlari mengitari gimnasium sebanyak tiga kali setelah latihan usai.




Justru Atsumu lah yang terkena sial, pasalnya dengan Osamu yang melaksanakan hukuman, maka perkerjaan mengambil jatah air minum terpaksa harus dia yang mengerjakan.

Tim Atsumu memang menang dari tim Osamu, tapi Osamu sepertinya harus berterimakasih pula pada Omimi Ren, karena dengan sikapnya yang lumayan provokatif, Ren berkata;

“lah, katanya abang? adek kembarnya lagi susah bukannya dibantu malah diketawain. hina banget lu, Tsum, asli.”

Pedas. Menancap. Di. Kokoro. Atsumu.






“Atsumu?”

“APA ANJIR”

Atsumu nyaris berteriak latah karena tanpa tedeng aling-aling, ada yang memanggilnya.

“lah? lo ngapain masih di sini?”

“nunggu kalian,” jawab sang gadis, “lo mau ke mana?”

Atsumu menunjukkan kunci koperasi, “ambil jatah minum.”

“gue ikut boleh ya?”

Karena ini adalah Atsumu, maka jawabannya, “hooh, ikut aja, lumayan ada yang gue ajak ngobrol.”





Iya, karena Atsumu lebih tau bagaimana cara mengungkapkan perasaan dan ekspresi, dan Atsumu jauh lebih baik dalam hal ini jika dibandingkan dengan Osamu.








🌻






“Tsum, sini gue bantu!”

“kaga kaga, berat ini, udah lu kaga usah.”

Akhirnya, gadis itu hanya mengikuti Atsumu, menyeimbangkan langkahnya dengan milik Atsumu.


“Tsum, gue boleh nanya gak?”

“hm? tanya aja.”

“Osamu—agak beda ya?”


Atsumu diam.

Sesungguhnya, ia tau apa yang membuat saudara kembarnya itu mungkin terlihat berbeda di mata gadis ini.

Tapi Atsumu tidak memiliki hak untuk mewakili Osamu, sekalipun ia adalah kakak kembarnya.




“lah? perasaan lo aja kali? Osamu masih sama kea dulu kok, galaknya aja paling yang nambah, apalagi kalo onigirinya gua colong.”

“tapi—”

“enggak lah, pasti cuma perasaan lu aja itu mah,” Atsumu memotong kalimat si gadis, “sekarang, gue yang mau nanya boleh gak?”

“tanya apa?”





“lu pergi ke mana selama ini?”

Akhirnya, gadis itu tertawa, agak sedikit dipaksakan, “g-gua harus move around, karena kerjaan orang tua gue sejak awal gak bisa menjamin gua bisa tinggal di suatu tempat secara permanen.”

“terus, kenapa tiba-tiba lu balik ke sini?”

“um, relasi kerjaan orang tua gue sekarang ternyata di Hyogo, balik lagi kea yang dulu.”







Tak terasa, keduanya telah sampai di depan pintu gimnasium.

“oh, yaudah,” Atsumu terkekeh ringan, “selamat datang lagi, ya, Shirogane.”

Atsumu pun segera masuk ke dalam gimnasium, meninggalkan si gadis di luar.




























“Nijimura, Tsum, bukan Shirogane.” Bisiknya, yang tentu saja tak mungkin bisa didengar oleh orang lain selain diri gadis itu sendiri.




🌻


gua gatau lagi harus bikin a/n apa, yg penting jaga kesehatan, virus (sama hoax) di sekeliling kita bener-bener luar biasa.

silent scream ¦ miya osamu (on hold) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang