Part 4

0 0 0
                                    

Seperti biasa rumah selalu ramai sama seperti saat ini, setelah solat subuh ibu pasti akan barteriak membangunkan yang lain, apa lagi membangunkan 5 adik-adikku yang tidurnya ngebo, susah di bangunin.
" Adam!! Bangun nak, subuhan dulu " ibu membangunkan Adam, maklum Adam paling susah di bangunin.
" Adam kalo kamu gak bangun ibu gak kasi kamu pake baju baru " ancam ibu, tapi sayangnya percuma Adam di ancam kayak apa, tetap tidur nyenyak.
" Azmi!! Reza!! Bangunnnnn,subuhan dulu nak "  suara ibu sedikit lebih lembut walaupun tetap keras.
" Ya Bu, dikit lagi " jawab Azmi asal.
" Gak ada,bangun..bangun " kata ibu kesal.
Akhirnya tiga kecebong itu bangun,walaupun banyak menguras energi.

Setelah semua siap, kami sarapan terlebih dahulu sebelum ke masjid untuk solat idul fitri.
" Ayo kita berangkat semua, jangan ada yang diem di rumah " kata bapak.
Kami semua berangkat, di luar ramai karena anak-anak berlari kesana-kemari, suasana hari raya memang selalu menyenangkan, seperti saat ini.

Ku gelar sejadahku di samping kak Illi, mendengar tausiah yang disampaikan oleh kak Rozi,  hampir setiap tahun kak Rozi menyampaikan tausiah, maklum dia lulusan pondok pesantren dan terkenal sebagai santri yang Sholeh.

Setelah solat idul fitri masyarakat akan membuat barisan melingkar, kami akan salam salaman atau biasa di bilang halal bi halal. Suasana haru mengiri acara ini, ku cium penuh haru tangan ibu bapak sambil meminta maaf atas dosa yang sudah ku buat. Tak sampai di situ, aku dan keluarga pergi ke menyusuri desa sambil meminta maaf. Tak sengaja kami bertemu kak Rozi dan kak David, mereka menghampiri kami sambil bersalaman saling meminta maaf, saat akan pergi kak Rozi menarik jilbab yang aku pakai dari bekang.
" El, salamnya David katanya " kata kak Rozi sambil cengar-cengir gak jelas.
Ku lihat kak David yang berdiri di samping kak Rozi dengan ekspresi datarnya. Memang aneh manusia yang satu ini, dia yang memang ngirim salam atau aku aja yang di kerjain, ngapain  harus nitip salam, orangnya aja ada di depan mata, dasar orang aneh. Tanpa ku balas ucapan kak Rozi, aku beranjak pergi dan bergabung dengan anggota keluarga yang lain, tapi tetap menjawab salam walaupun dalam hati. Dosa kalo gak jawab salam.

****

"El, anter makanan ke rumah nenek bentar ya " pinta ibu padaku.
" Iya Bu " balasku.
Rumah nenek dekat mushola dan sayangnya rumah kak David bersebelahan dengan mushola,  mau tak mau aku harus melewati gang deket rumah kak David, sebenernya aku malas bila bertemu dia, dia aneh. Tapi sayang, takdir tak memihak padaku. Memang setelah solat idul fitri, bapak-bapak dan pemuda di desa akan dzikiran di mushola dan kak David ada di sana. Kak David sudah melihatku dari tadi saat jalan melewati gang.
" Assalamualaikum " salamnya ketika aku bersemberangan dengannya, kami hanya terpisah oleh tembok mushola.
" Waalaikumussalam " balasku ragu, takut bukan aku yang dia sapa, tapi sepertinya salam itu tertuju untukku. Dari pada pusing kulanjutkan jalan ke rumah nenek.

" Assalamualaikum, nek " salamku dari luar rumah nenek.
"Waalaikumussalam " jawab nenek dari dalam.
"Nek, El bawain makanan ni"
"Iya, taruh aja di meja"
Setelah menyimpan makanan aku langsung pamit pulang.

***

Kamar adalah tempat favoritku, disini terasa nyaman dan aku merasa memiliki privasi. Ily masuk dan langsung ikut rebahan.
" El, menurut lo Rozi sama David itu gimana "
" Ya gimana apanya??" Tanya heran.
" Jujur aja ya ni El, gue tu punya rasa gitu ma si Rozi tapi kayaknya Rozi gak punya rasa deh sama gue "
" Ya udah sama kak David aja, gitu aja kok susah "
" Yeee, Lo kayak orang sok gak peka, David naksir Lo ogeb "
" Gak ada ya orang naksir tapi tingkahnya kayak gitu, aneh "
" Orang kan punya cara masing-masing buat pdkt, Lo nya aja yang lebay, gue juga udah kasi nomer Lo ke dia juga " sontak mataku melotot hampir keluar.
" Lo kok gitu sih, gak izin dulu ma gue " balasku kesal, sumpah ni kakak niat banget ngedukung ya.
" Gak apa-apa lah, sekali-sekali Lo tu butuh hiburan, jangan serius amet "
" Males gue ngomong sama Lo "

Ntahlah, perkataan Ily masih terngiang dalam pikiranku. Apa benar kak David suka sama aku atau hanya sekedar candaan mereka aja. Dari pada capek mikiran yang yang membingungkan lebih baik menyusun rencana liburan, mumpung masih ada waktu.

CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang