Bab 1?

14 1 0
                                    

tak harus jadi kaya untuk memiliki cinta. Karena cinta adalah realita, bukan sekedar cerita...

******

"Ini orang lagi ngapain sih? berisik amat dari tadi." ucap Dhito bergumam sendirian

Hari ini memanglah hari pertama masuk bagi seluruh murid kelas 10 SMA Jingga. Pak Irfan sang kepala sekolah sedang memberikan sambutan selamat datang bagi semua siswa barunya, yang terkesan amat lama dan membosankan, mungkin bukan lagi sebagai kesan, memang seperti itu adanya.

Dhito baru lulus dari bangku SMP dan melanjutkan pendidikannya ke SMA Jingga. Kalau bukan karena ibunya yang memaksanya untuk melanjutkan sekolah, ia tak mau melanjutkan sekolahnya. Bukan karena ia malas atau bodoh, tapi karena ia tak mau merepotkan ibunya yang harus bekerja keras untuk menyekolahkannya. Ayahnya meninggalkan mereka sejak ia masih kecil, hingga akhirnya ibunya harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka.

"bra, sampe kapan sih tuh orang mau ngoceh disana?" ucap Dhito pada Ibra yang merupakan temannya ketika SMP.

" ga tau dit, udah bosen bet nih gw dari tadi. Tuh orang ngoceh mulu kayak 'SPG' rama*yana" balas ibra kesal.

"iya, heran gw, tuh orang tadi pagi sarapan jus cabe kali ya, lancar bet ngocehnya, kaya kagak ada capeknya" ucap dhito.

Ibra dan Dhito sudah berteman sejak sekolah dasar, sehingga keduanya memang sudah sangatlah akrab. Namun, berbeda dengan Dhito yang berasal dari orang yang kurang mampu, Ibra sebenarnya berasal dari keluarga yang cukup berada, namun entah apa yang ada di pikirannya sehingga dia mau masuk SMA Jingga yang sebenarnya bukanlah sekolah yang 'elite'.

Ayah Ibra merupakan seorang dosen di sebuah universitas ternama di kotanya, sementara ibunya merupakan seorang dokter hewan. Jadi pastilah ia orang yang berada, setidaknya dia tak mungkin pindah minimarket hanya untuk menghindari tukang parkir.

Tapi biarlah. Karena cerita ini bukan tentang kisah persahabatan dua orang yang amat bertolak belakang ini, jadi bukan urusanku tentang persahabatan mereka. hehehe...

******

Ceramah yang amat membosankan itu akhirnya selesai dan akhirnya membuat semua orang yang mendengarkannya bernapas lega. Setidaknya semua orang bisa memastikan kalau bagian 'penyiksaan' itu telah usai.

Sesudah ucapan selamat datang, selanjutnya semua siswa/siswi baru dibagi menjadi beberapa kelas. Dan ajaibnya adalah dhito dapat sekelas lagi dengan ibra (entah harus senang ataupun bosan) sehingga dia tak terlalu kesulitan untuk dapat berinteraksi di kelasnya.

"baik anak-anak itulah ibu bapak guru yang akan menjadi wali kelas kalian, selanjutnya silahkan kalian ikuti kakak-kakak kalian untuk menuju kelas masing-masing, untuk perkenalan dengan wali kelas kalian" ucap pak irfan yang baru saja menyebutkan semua wali kelas baru untuk kelas 10

semua murid mulai memasuki kelas masing-masing, gedung Sma jingga sendiri  terdiri dari 3 lantai, yang mempunyai 21 kelas untuk menampung 3 kelas Ipa dan 4 kelas Ips untuk 3 angkatan.

"eh nama lu siapa ?" tanya dhito pada orang disebelahnya, sementara ibra yang berada dibelakangnya memerhatikan saja

Dhito memang anak yang mudah bergaul, sehingga ibra tak lagi kaget kalau ia tiba-tiba mengajak bicara orang disebelahnya, karena dulu pun dhito lah yang pertama mengajaknya ngobrol (itu sebabnya akhirnya dia memilih jurusan Ips)

"eh, na.. nama gw emo" jawab orang tersebut terkejut karena tiba-tiba disapa oleh orang disebelahnya

"ooo... emoo, kenalin gw dhito vandani. btw nama lu unik juga ya, pasti susah tuh manggilnya, mau manggil 'em' ga enak, apalagi mau manggil 'moo' " canda dhito

"ga gitu juga dong dit, panggil aja 'emo' ga panjang ini sih. eh ga papa kan kalo gw panggil 'dit' ?" ucap emo

"ga papa lagi, santai aja. eh iya kenalin nih temen gw, namanya ibra" ucap dhito sambil menoleh kearah ibra yang berada dibelakangnya

"emo" ucap emo memperkenalkan diri

"ibra, eh lu bukannya dari Smp merah ya? Kan Smp lu elit, kok bisa nyasar ke sini sih?" tanya ibra

"iya gw emang dari Smp merah, tapi ga tau kenapa nilai gw jelek pas ujian kelulusan, jadi bokap gw bilang gw harus sekolah disini gara-gara dia bilang percuma gw sekolah di Sma mahal kalo sama aja" jelas emo

"ooo" ucap ibra dan dhito bersamaan

Selanjutnya percakapan mulai terjadi antara Dhito dan Emo, sementara Ibra hanya diam, memikirkan mengapa ia masuk sekolah ini, padahal nilainya cukup baik dan ia juga dari kalangan orang berada.

******

Mereka bertiga akhirnya sudah berada di kelas dan wali kelas mereka sudah selesai memberikan pengarahan. Dan seperti ketika masih di bangku Smp, dhito duduk bersama ibra, sementara emo duduk dibelakang mereka bersama seorang murid perempuan bernama siska (sebab jumlah laki-laki dan perempuan dikelasnya berjumlah ganjil, sehingga ada yang harus dicampur), namun keempatnya mudah akrab dan berbaur satu sama lain.

"jadi lu sekolah disini karena ada abang lu aja gitu ?" tanya dhito ke siska. Mereka sedang asik berbincang mengenai alasan mereka masuk ke Sma Jingga sambil menunggu guru lain masuk untuk memberi materi 'MPLS' mereka.

"iyalah, ngapain gw susah-susah ke sekolah lain kalo disini ada abang gw. seenggaknya disini gw punya 2 keuntungan, yang pertama gw ga perlu ngeluarin ongkos buat naik angkot, soalnya gw bisa bareng sama abang gw. Nah yang kedua pasti gw ada yang belain kalo ada masalah disini hehehe" jelas siska sambil tertawa.

Siska merupakan anak yang ramah dan mudah bergaul, meski terkadang sifatnya agak sembrono. Sama seperti dhito, siska juga bukan dari keluarga yang berada, namun ia lebih baik karena orang tuanya memiliki toko kelontong walaupun tidak terlalu besar. Keduanya sama-sama berasal dari orang yang tidak berada, tak seperti ibra dan emo.

Emo sendiri juga orang yang cukup berada, hal itu dapat terlihat dari sekolah lamanya yaitu Smp merah, yang merupakan salah satu sekolah yang terkenal cukup 'hits' di kota itu. Kedua orang tua emo sendiri memiliki beberapa usaha restoran yang membuat emo bisa sekolah di Smp Merah, namun karena nilainya akhirnya buruk, sehingga orang tuanya memasukan dia ke Sma Jingga sebagai hukuman.

"oke anak-anak, maaf ibu terlambat karena ada beberapa urusan. mari kita lanjutkan pemberian materinya..." ucap seorang guru yang berbadan besar yang tiba-tiba masuk dan menghentikan seluruh aktivitas seluruh kelas.

"baik buu" jawab seluruh murid serempak

******

selamat datang di tulisan saya

semoga semua bisa suka dan terhibur sama cerita ini.

respon kalian sangat berharga! kalau responnya bagus pasti semangat uploadnya

jangan lupa kasih vote dan comment kalian ya gessss!!!

dan jangan lupa share ke temen temen kalian (biar tambah rame lah)


Real?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang