Interogasi Menuju Perang

0 0 0
                                    

Para pasukan Kashimir menemukan bahwa jejak kaki kuda berakhir ke suatu tempat di belakang istana. Mereka mendekat kesebuah bangunan tua. Tidak ada penjaga, lewat jejak kuda sepertinya penjaga telah pergi . Lalu Kashimir dan yang lainnya mengintip dibalik jendela jeruji. Terdapat ketiganya yang sedan diinterogasi.

George: "dimana diantara kalian yang bernama Willen?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

George: "dimana diantara kalian yang bernama Willen?!

Kevlar menunjuk wajah George seraya berkata :" beraninya kau berteriak dan menyekap kami, apakah kau mencoba membalikan kebenaran?"

George:" Ouu, apakah kau si Willen itu?

Lalu diluar penjaga kembali dengan membawa alat penyiksa ,mereka melihat pasukan Kashimir dan berteriak: "Penyusup!"
Pasukan Kashimir berbalik dan bersiap bertempur.

Kashimir :" Semuanya bersiap!"

George:"ada apa ribut-ribut diluar sana?! Kalian tetaplah disini dasar orang rendahan!

George terkaget saat keluar dan melihat ratusan orang sedang bertarung, Ia lari menyelamatkan diri masuk ke Istana untuk memanggil bala bantuan. Pasukan Kashimir berhasil mengalahkan penjaga, mereka masuk ke gedung tua itu dan menyelamatkan ketiganya. Saat mereka akan kabur,

George :" Hey Baj*Ngan! Pengawal kejar dan tangkap mereka semua!

Pasukan itu mengejar pasukan Willem dan Kashimir. Namun pasukan Willem dan Kashimir berhasil selamat stelah melewati hutan bambu di dekat bukit Vetras.

Akhirnya mereka berhasil sampai di Anxietian dan disambut warga juga sebagian dari pasukan Willem.

Akhirnya mereka berhasil sampai di Anxietian dan disambut warga juga sebagian dari pasukan Willem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu di Istana George mulai marah besar , ia mengamuk sejadi-jadinya. Frodine pun berkata:
"Jika seperti ini ,kita harus menanggapinya seperti perang!"

George:"Kita Gagal! Kita akan kalah."

Frodine mengambil belati dan menusuk George seraya berkata:

"Kita tidak akan pernah kalah sampai mereka kalah lebih dulu!"

"Siapkan Pasukan besar menuju Anxietian!"

Di Anxietian Willen dan kawan-kawannya sedang berpidato dan meyakinkan masyarakat untuk bertempur melawan pemerintah yang korup. Disana rakyat berlomba-lomba mengkritik pemerintah . Di depan kantor walikota rakyat berkerumun. Lalu ada yang berkata

"Negeri ini sedang mencapai salah satu masa kelamnya, masa dimana raja-raja saling membunuh diantara gelapnya malam purnama.

Ooh negeriku, kapankah matahari ini terbit. Prajurit raja merantai sang mentari agar tidak terbit."

Lalu orang yang ada disisi lain berkata

"Dengan nyawaku , aku bersaksi , bahwa zaman dimana aku hidup adalah zaman dimana negeri ini sangat terpuruk, warga dibiarkan kelaparan, kehausan, kedinginan dan kebodohan merajalela, sementara bangsawan kabur membawa harta negara."

Penjaga Gedung Walikota mulai berdatangan , mereka mendorong dan mengusir masyarakat yang sedang mendemo tersebut. Lalu seorang kakek tua mendorong dan menendang salah satu penjaga dan menggerutu, "mana kesopanan kalian anak muda, aku lebih tua darimu. Kau adalah aparat tapi kau lebih kasar dari pada orang yang lebih tua dariku, terkutuklah para aparat dan bangsawan seperti kalian! Dusta kalian akan terungkap dan membunuh kalian sendiri!"

Tak lama kemudian, terdengar terompet tanduk tanda perang di langit Anxietian. Suara terompet menggemuruh diseluruh kota. Orang-orang berlarian. Lalu Willem berkata, "Ini dia takdir kita! Sejarah akan menulis kebangkitan fajar yang tertunda, ini adalah hari dimana kita akan dikenang!"
Orang-orang yang ketakutan mulai berdiri, mereka merasa seperti benteng kokoh penuh penjagaan. Lalu teriakan terdengar

"Gerakan Terakhir untuk penderitaan yang terakhir!"

"Inilah dia takdir kita! Menjadi orang-orang yang gugur dalam pertarungan agung!"

"Menuju akhir penderitaan!"

"Serang!"

Pertempuran yang amat besar terjadi di Anxietian, semangat para revolusioner ini mengalahkan perisai prajurit gelap di peperangan yang besar.

Kevlar :"Peperangan Yang Agung untuk kemenangan yang Agung!"

Pertempuran berlangsung sangat lama kedua kubu mundur , Prajurit Frodine mundur ke tepi sungai Moor dan Pasukan Willem mundur ke Lapangan Balai Kota.

Tahun NolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang