"Kamar 360?"
"Ya, aku akan menemui mu di sana. Kau sudah membawa kuncinya, kan?
"Aku sudah membawanya. Tapi Paman, apa kau yakin? Maksudku, paman akan mengenalkan ku pada seseorang bukan? Paman juga mengatakan bahwa dia sudah menungguku. Tapi, kenapa Paman malah menyuruhku untuk pergi ke kamar itu?"
"Kau akan mengetahuinya nanti. Pengunjung sebelumnya sudah pergi. Kamar itu juga sudah dibersihkan dan berhentilah memanggilku Paman! meski aku adalah kakak dari Ayah mu, tapi aku sudah menganggap mu seperti anakku sendiri. Jadi, panggil aku ayah!"
"Baiklah. Maaf ayah. Sekarang, apa saja yang harus aku lakukan?"
"Tidak ada, kau hanya perlu pergi ke sana. Pastikan tidak ada seorangpun yang datang ke kamar itu. Jika ada, maka usir saja, kau mengerti?"
"Tapi paman, ah—maksudku ayah. Jika ayah memang tidak ingin kamar itu ditempati oleh orang lain, mengapa ayah tidak menyuruh pihak resepsionis untuk tidak memberikan kamar itu pada siapapun"
"Kau tidak berniat untuk menentang perintahku, kan?"
"Bukan begitu"
"Maka lakukan saja!"
Tuutt!
Panggilan terputus..
Terdengar helaan nafas berat. Seorang pria dewasa, berambut hitam gelap, memasukan handphone ke dalam saku celananya.
Choi Soobin. Pria yang kini genap berusia 28 tahun itu, masih memikirkan apa yang baru saja Pamannya itu katakan.
Pamannya itu pernah berkata, akan menjodohkannya dengan orang asing yang belum pernah ia temui sebelumnya. Juga, menyuruhnya untuk pergi menemui seseorang itu di salah satu hotel milik mendiang ayahnya.
Namun, bukannya menyuruh Soobin menemui orang tersebut, Paman—sekaligus ayah angkatnya itu, justru menyuruhnya pergi ke sebuah kamar, di mana ia harus memastikan bahwa tidak ada seorangpun yang masuk ke dalam kamar tersebut.
'Tapi untuk apa?'
Kini, tubuh tegapnya berdiri di hadapan sebuah pintu kamar.
"Kamar 360" gumamnya. Tanpa pikir panjang. Tangan besarnya itu mengambil sebuah kunci dari dalam saku celananya. Tapi saat ketika ia mulai menyentuh kenop pintu, pintu tersebut langsung saja terbuka.
Soobin yang melihatnya pun terheran "tidak dikunci? Mungkinkah ada orang di dalam" Monolognya.
Tak mau ambil pusing. Soobin secara perlahan, mulai masuk ke dalam kamar tersebut.
Pandangannya menyapu ke seluruh penjuru ruangan. Sama seperti kamar-kamar yang baru saja dibersihkan, terlihat rapih dan juga bersih—pikirnya. Sampai matanya itu menangkap suatu objek yang tergeletak begitu saja di atas ranjang.
"Handphone?"
Soobin mengambil benda berbentuk persegi panjang tersebut "siapa yang meninggalkan ini di sini?" ia mengamati setiap inci benda persegi itu, sampai matanya menangkap suatu kalimat berwarna emas di bagian softcase berwarna hitam
"Kim Beomgyu?"
"Mungkinkah ini nama pemiliknya?" Soobin kembali bermonolog. Mungkin, salah satu dari pengunjung sebelumnya tak sengaja meninggalkan benda itu saat meninggalkan kamar. Soobin pun mengambil handphone tersebut, berniat membawa handphone itu ke meja resepsionis—nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time to Love『Soogyu』
FanfictionKetika dua orang asing dipaksa untuk bersatu,hanya karna kesalah pahaman konyol yang sudah direncanakan Started : 4 januari 2020 End : ? ©Kuachirix