"Mou? Makan dulu, nak."
Suara wanita paruh baya itu membuat tawa Amoura berhenti. Kepalanya menoleh, ingin menatap sang ibu barang sejenak.
"Ya?." tanya Amoura masih dengan senyum yang terbingkai jelas di wajah manisnya.
"Kamu ngomong sama siapa?." bukannya menjawab, ibunya malah bertanya balik pada sang anak.
Sejenak Amoura mengernyit. Benarkah ibunya bertanya seperti itu?
"Sama Kak Mei. Emang sama siapa lagi?." balasnya penuh keheranan. Sedangkan ibunya menatapnya dengan tatapan---tidak percaya.
"Denger ya, Mou. Mama gak pernah ngelahirin anak selain kamu. Kamu itu anak tunggal, gak punya saudara."
Amoura mendengus. Ibunya selalu berkata seperti itu. Padahal sudah jelas-jelas kakak kembarnya selalu ada disisinya. Mereka akan terus berjalan berdampingan. Masa iya ibunya tidak melihat kehadiran Ameira?
"Ma, jangan ngomong gitu. Mama bikin Kak Mei sakit." lirih Mou. Secercah binar matanya berangsur lenyap, lalu memilih memalingkan wajah dari sang ibu.
"Mou, astaga.. " wanita paruh baya itu memijit pelipisnya. Tidak mengerti dengan jalan pikir Mou. Atau bahkan penglihatan Mou?.
"Udah berapa kali mama bilang-----"
"Mama kalo cuma mau ngomong itu mending keluar aja. Kalo gak mau nganggap Kak Mei anak mama, setidaknya jangan nyakitin hatinya. Mou juga yang sakit. Iya kan, 'kak?."
Mou beralih menatap sosok di depannya. Mei hanya mengangguk. Tatapannya menyendu, bersatu padu dengan hangatnya rembulan.
"Yaudah. Maaf, mama minta maaf. Mama salah sama Mei. Maafin mama ya, Mei." ucap ibunya setengah terpaksa. Tapi sukses menerbitkan senyum dua kembar itu.
"Kalo mau makan kebawah, ya. Mama udah masak ayam kecap kesukaan kamu."
Ibunya pun berlalu setelah sebelumnya menutup pintu kamar Mou.
"Mei, kamu beneran kakakku kan?."
Cerita kolaborasi antara aurorasha_ dan zamanissa
Heyow guys, Asha balik lagi hwhw.
-Asha 🐇
KAMU SEDANG MEMBACA
Privy | The Lacuna
Teen Fiction"She's always right here, mom!." Kenyataannya tidak ada yang percaya jika Amoura memiliki saudara kembar. Karena memang hanya dia yang bisa melihatnya. ©Aurorasha and Zamanissa, 2020.