1

7 6 2
                                    


Dengan santainya gadis itu memakan kuaci dan membuang bungkusannya sembarangan. Dari parkiran sampai koridor terdapat cangkang kuaci yang di buangnya.

"EMBUN DIPAGI BUTA" Teriakan penuh amarah itu membuat cewek yang di panggil Embun mendelik sebal. Tahu siapa yang selalu menyebutnya seperti itu.

"SAYANG, GUE KAN UDAH BILANG, JANGAN PANGGIL GUE EMBUN" Balas cewek itu teriak. Semua orang sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, kejar-kejaran layaknya anak kecil iindiaan. Tapi bedanya, mereka kejar-kejaran tidak ada romantis-romantisnya sama sekali.

"LO JUGA JANGAN PANGGIL GUE SAYANG, GUE BUKAN SAYANGNYA ELO" Jleb bener, cewek itu mengacungkan jari tengahnya menantang. Ingin sekali Adel menghajar lelaki itu sampai babak belur kemudian membuangnya ke Laut.

"BODO AMAT VIRGO SAY-" Belum sempat menyelesaikan ucapannya, suara bariton dengan tegas mengintrupsi perdebatan Adel dan Virgo.

"EMBUN PIRGO! KALIAN IKUT BAPAK KE RUANG BK SEKARANG!" Teriak lelaki paruh baya berkumis tebal itu.

"Sialan, malah manggil gue Embun lagi, gue kan udah bilang nama panggilan gue tuh Adel" Gerutu gadis itu tak terima. Untung saja ucapannya tak terdengar Pak Broto. Kalau sampai terdengar, tamatlah riwayat Adel.

"Pak, nama saya tuh Virgo, bukan Pirgo!" Bela Virgo tak terima.

"Terserah saya dong, kok kamu protes sih! Jangan banyak membantah"

Akhirnya dengan terpaksa Adel dan Virgo mengikuti Pak Broto ke Ruang BK, tentunya mereka berdua akan kembali di ceramahi terlebih dahulu. Setelah keluar dari Ruang BK, Adel dan Virgo di suruh membersihkan cangkang kuaci yang berserakan di sepanjang koridor.

"Gara-gara lo nih, gue kan udah bilang jangan buang sampah sembarangan" Ujar Virgo kesal.

"Ini cuma cangkang kuaci doang" Balas Adel tak terima.

"Cuma kata lo? Sama aja namanya sampah itu harus di buang ke tempatnya, bukan sembarangan kayak gini. Gimana kalau ada yang kepleset gara-gara cangkang kuaci yang lo buang sembarangan? Atau gimana kalau sampai banjir? Lo mau tanggung jawab?" Lagi-lagi Virgo menceramahi Adel, dan lagi-lagi Adel hanya mengangguk acuh.

Jika berurusan dengan buang sampah, Virgo akan menjadi bawel karena lelaki itu tidak suka ada orang yang membuang sampah di depannya secara sembarangan. Contohnya seperti Adel yang setiap hari acuh tak acuh dengan sampah kuaci yang di buangnya.

"Bawel" Ketus Adel.

Daripada meladeni Virgo yang tak akan ada habisnya, Adel memilih pergi ke kelas tanpa membersihkan koridor terlebih dahulu. Biar saja lelaki itu membersihkan koridor sendirian.

"EMBUN..., BERSIHIN BEGO!" Teriak Virgo saat melihat Adel pergi begitu saja.

"BODO AMAT" Teriak Adel yang sudah beberapa langkah di depan.

Setelahnya, lagi-lagi  Virgo yang harus membersihkan cangkang kuaci Adel. Virgo selalu saja terkena sial jika berhubungan dengan gadis itu. Benar-benar menyebalkan.

***

Bukan Adel namanya kalau dia tidak mengunyah kuaci. Di ibaratkan narkoba, kuaci sudah membuat Adel kecanduan. Di rumahnya saja, ada satu lemari penuh yang isinya kuaci. Dan kebiasaan buruknya, Adel suka membuang cangkang kuaci sembarangan. Lantai kamarnya saja penuh dengan cangkang kuaci padahal baru sehari di bersihkan Asisten Rumah Tangga di Rumahnya.

Adel paling tidak suka kalau kuaci di dalam lemari nya di ambil orang lain, sekali pun itu Leon kakaknya. Dan sialnya, Leon selalu membuat masalah dengan mengambil 1 bungkus kuaci Adel setiap hari.

"LEON! BALIKIN KUACI GUE!" Teriak Adel seraya berlari menuruni tangga. Lily Mama nya sampai melotot melihat Adel menuruni tangga dua dua sekaligus.

"ADEL, JANGAN LARI-LARIAN DITANGGA!" Teriak Lily histeris.

Saat akan menuruni tangga terakhir, Adel jatuh tersungkur mencium lantai. Leon tertawa keras sedangkan Lily menghampiri anak perempuannya itu. Bukannya di bantu, Lily malah menjewer telinga Adel.

"AWW, MAMA SAKIT MAA" Teriak Adel histeris.

"SURUH SIAPA KAMU LARI-LARIAN DI TANGGA!" Omel Lily kesal.

"LEON NGAMBIL KUACI ADEL MA" Adu Adel seraya meringis pelan. Gila, ibunya tidak main-main menjewer telinga nya.

"Heh yang sopan manggilnya, dia lebih tua 2 tahun dari kamu" Nasehat Lily yang sudah melepaskan jewerannya. Adel mengusap telinga nya yang memerah, ini sih kdrt namanya, awas saja, Adel akan melaporkan perbuatan Mama nya ke Papa nya nanti.

"Kamu juga Leon, ngapain ngambil kuaci Adel lagi? Kalau kamu mau, kamu bisa  beli ke minimarket depan. Jangan mencuri seperti itu" Nasehat Lily membuat Leon kicep.

Adel tersenyum penuh kemenangan melihat Leon juga di marahi Lily. Adel selalu tahu kalau kuaci di lemarinya berkurang, gadis itu begitu teliti jika menyangkut kuaci miliknya.

"Maaf Ma, habisnya kuaci Adel manggil-manggil Leon buat di makan. Lagian sayang uangnya, kan Kuaci di lemari Adel banyak Ma" Ujar Leon membela diri. Sontak saja Adel melotot dengan nata yang sudah siap keluar.

"Heh Kudanil, mana ada kuaci manggil-manggil. Alesan aja lo!" Ujar Adel sinis, melupakan kalau di sampingnya masih ada Mama tercinta yang sudah mengeluarkan sepasang tanduk Banteng.

"ADEL, YANG SOPAN SAMA KAKAK KAMU!" Teriak Lily membuat Adel meringis.

"Kok ada bau gosong ya?" Tanya Leon seraya mengendus udara di sekitarnya. Sontak saja Lily berteriak panik lalu berlari kearah dapur. Ia lupa kalau meninggalkan masakannya

"Gue hitung sampe tiga. 1.. 2..-"

"ADEL.. LEON.. GARA-GARA KALIAN MASAKAN MAMA GOSONG"

"3.. LARI" Teriak Leon dan Adel bersamaan.

Leon dan Adel berlari keluar rumah. Leon pergi menggunakan motornya, dia akan kerumah temannya yang di komplek sebelah dan akan kembali sore nanti setelah Papa nya pulang. Sedangkan Adel memilih pergi kerumah yang ada di sebrang rumahnya.

"Ngapain lo kesini!" Tanya si tuan rumah. Adel hanya cengengesan, tanpa menunggu persetujuan dari tuan rumah, Adel masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu.

"Lo pasti ngebuat Tante lily kesel lagi kan?" Tanya nya tepat sasaran.

"Itu lo tau sayang" Adel terkekeh. Cowok di depannya, Virgo, memutar bola mata malas. Jika sudah membuat Lily kesal, Adel akan selalu mengunjungi rumah Virgo. Sebagai pelampiasan, tentu saja.

"Gue mau ke atas, mau tidur, serah lo dah mau ngapain" Ujar Virgo malas.

Adel mengedipkan matanya genit  "Tidur bareng yuk" Virgo bergidik ngeri, setelah itu dia berlari kearah kamarnya yang ada di lantai atas meninggalkan Adel yang tengah tertawa terbahak-bahak. Adel suka sekali menjahili atau menggoda Virgo seperti itu, baginya itu hal yang menyenangkan.


"Lucu banget sih, gemes. Jadi pengen nyium beneran" Gumam Adel.

"Anjirr otak gue ngeres amat"gerutu Adel setelah sadar dengan ucapannya barusan.

Daripada memikirkan hal lain, lebih baik Adel tidur saja.

FREDELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang