2

2 1 0
                                    

"Sayang, gue berangkat bareng elo ya" Ujar Adel saat melihat Virgo baru saja keluar dari rumahnya.

"Gak bisa" Tolak Virgo langsung.

Adel mengerucutkan bibirnya sebal "Ih sayang, bokap gue udah berangkat ke Kantor, si Leon masih ngebo. Jadi, gue berangkat bareng elo ya?" Pinta Adel dengan wajah di buat se memelas mungkin.

"Lo kan bisa naik Ojeg, Angkot, atau Taksi" Ujar Virgo menyarankan, kentara sekali kalau lelaki itu tidak mau berangkat bersama Adel.

"Gak mau. Gue nebeng sama lo yaa? Atau-" Adel sengaja menggantungkan kalimatnya untuk membuat Virgo penasaran.

"Atau apa?" Nah kan benar, Virgo memang cowok yang mudah penasaran.

"Gue bakal nyium lo disini" Ancam Adel membuat Virgo bergidik ngeri.

Beberapa Ibu-ibu tengah memperhatikan mereka, ada juga yang sedang menyiram bunga, sekedar berjalan-jalan, dan membeli sayur keliling. Jika Adel sampai beneran menciumnya, maka dapat di pastikan kalau Adel dan Virgo akan menjadi gosip hangat di komplek, atau yang lebih parahnya mereka langsung di nikahkan. Memikirkannya saja membuat Virgo bergidik ngeri.

"Oke, lo berangkat bareng gue" Ujar Virgo pasrah.

"Yeay, gitu dong. Kalau kayak gini kan lo makin ganteng" Goda Adel membuat Virgo mendengus.

"Buruan naik, atau gue tinggal" Ancam Virgo membuat Adel buru-buru naik ke motor besar virgo.

***

"Aduhh makin lengket aja nih kalian berdua"Sindir Tina saat Adel turun dari motor Virgo. Adel terkekeh pelan lalu dengan sengaja memeluk Virgo dari samping. Virgo ingin sekali melepaskan tangan Adel tapi gadis itu mengancam nya lewat tatapan matanya seperti 'lo lepasin tangan gue, gue cium lo disini'

"Iya dong Tin. Sayangnya gue ini katanya pengen nganterin gue ke Sekolah, biar so sweet gitu Tin. Iya kan sayang?"Adel berkedip lucu memberi isyarat Virgo supaya mengiyakan. Awalnya Virgo tak ingin mengiyakan, tapi dia teringat ancaman ciuman Adel yang menurutnya sangat mengerikan jika sampai kejadian beneran.

"I.. iya Tin" Jawab Virgo terbata.

"Ya udah deh Tin, gue sama sayang gue ke Kelas duluan ya" Virgo mual rasanya mendengar panggilan Adel yang terus saja memanggilnya sayang.

Setelah berjalan agak jauh dari Tina, buru-buru Virgo melepas tangan Adel yang melingkar di perutnya.

"Gila lo!" Umpat Virgo kesal.

"Aduhh sayang, gue tuh masih waras" Ujar Adel dengan nada di buat se imut mungkin, Virgo benar-benar ingin muntah mendengarnya.

"Kuaci gue mana sayang?" Tagih Adel karena tadi dia menitipkan kuaci nya di tas Virgo. Tak mau mengambil resiko seperti kemarin, Virgo memilih menghiraukan Adel, dia berlari cepat untuk sampai ke kelasnya.

"SAYANG, BALIKIN KUACI GUE" Teriak Adel tanpa memperdulikan Siswa-siswi yang menatapnya.

***

"Sebenernya, hubungan lo sama Adel itu gimana sih?" Tanya Gilang setelah meneguk air mineralnya.

"Temen" Jawab Virgo singkat.

"Masa? Kok Adel manggil lo sayang terus? Gak mungkin cuma temen kan?" Kini Faiz menyahut. Rasa penasarannya sudah di ubun-ubun, namun Virgo selalu saja tidak memberikan jawaban yang pasti.

"Terserah lo pada mau percaya atau engga" Ujar Virgo acuh. Virgo tidak ingin memberikan klarifikasi apapun karena menurutnya hal itu tidak penting, teman-temannya tidak akan percaya begitu saja.

"Jawaban lo ngegantung kayak hubungan gue sama Doi" Ujar Gilang yang langsung di soraki teman-temannya.

"BUCIN" Teriak mereka serempak.

Sedangkan di lain tempat, tepatnya di Kantin, Adel memakan bakso nya dengan lahap tanpa memperdulikan teman-temannya yang bergosip.

"Masa sih kak Rafka nolak kak Resti? Padahal kan kak Resti cantik banget" Ujar Andien tak kuasa menahan ke kagetannya. Resti merupakan kakak kelas populer di Sekolah mereka, bukan hanya itu, Resti juga cantik dan pintar. Sedangkan Rafka merupakan mantan Ketua Osis yang tampan dan tegas. Jika mereka pacaran, pasti sangat cocok. Begitulah pikiran cewek-cewek buang gosip itu.

"Iya beneran tau. Padahal nih ya, dari namanya aja udah cocok, Resti Rafka, sama-sama dari huruf R" Ujar Vania menimpali. Padahal hanya karena inisial aja tidak berarti cocok atau jodoh.

"Kak Rafka mau cari yang kayak gimana coba? Cewek se sempurna ka Resti aja di tolak" Keluh Andien merasa tak terima. Andien itu fans garis kerasnya cogan-cogan di Sekolah, termasuk Rafka yang jelas paket komplit.

"Di dunia ini gak ada manusia yang sempurna, Andien sayang"Ujar Adel yang akhirnya ikutan menyahut.

Lidahnya sudah gatal sekali mendengar ucapan Andien tentang kak Resti yang inilah yang itulah. Karena di mata Adel, Resti merupakan Iblis bertopeng Malaikat. Intinya, Resti tidak sebaik yang di ketahui orang-orang. Dan Adel mungkin satu-satunya orang yang mengetahui keburukan Kakak kelasnya itu.

"Lagian, kak Rafka siapa sih Say? Kok gue gak tau ya"Tanya Adel seraya membuka cangkang kuaci. Jika berbicara dengan temannya Adel memang selau memanggil mereka dengan panggilan 'say. Makanya jangan heran Adel memanggil sayang ke Virgo.p

"Hellow Adel sayangnya Virgo, yang sayangnya Virgo gak sayang Adel" Ujar Vania membuat Adel mengerucutkan bibirnya sebal.

"Kak Rafka itu mantan Ketua Osis kita, yang ganteng itu lho" Lanjut Vania gemas.

"Aduhh lupa gue, lagian gak penting juga" Ujar Adel cuek.

"Siapa yang kamu sebut gak penting?" Tanya seorang lelaki dengan suara serak-serak basahnya yang seksi aduhai.

Vania dan Andien menegang melihat orang mereka bicarakan mendengar pembicaraan mereka. Sedangkan Adel cuek saja, dia memilih kembali menguyah kuaci nya.

"Kak Rafka, kenapa emang? Masalah buat lo?" Tantang Adel cuek. Sedangkan Vania, dia ingin menenggelamkan Adel sekarang juga.

"Masalah, karena yang lo sebut gak penting itu sekarang ada di depan lo"Ujar Rafka membuat Adel tersedak kuaci nya sendiri.

Dengan segera Adel meminum sisa es jeruknya. Setelah tenggorokannya baikan, Adel menatap Rafka, benar kata Vania dan Andien, Rafka memang ganteng. Ah bukan, tapi ganteng banget.

"Oh terus? Emang lo gak penting juga kan? Gak usah so ganteng deh jadi cowok" Ujar Adel. Padahal Rafka aslinya emang ganteng banget, Adel aja sampai ketar ketir melihat ke gantengan makhluk ciptaan-Nya itu. Tapi gengsi dong ya, Adel udah bilang Rafka gak penting, jadi ya sekalian aja dia tantangin si Rafka.

"Gue emang ganteng" Ujar Rafka yang langsung di angguki Andien dan Vania.

'Sialan mereka berdua, lebih milih si Rafka dari pada gue'rutuk Adel dalam hati.

"Bodo amat" Tanpa memperdulikan sopan santun, Adel keluar kantin meninggalkan Rafka yang menahan kekesalannya.

Rafka langsung mengejar Adel, dia tidak terima kalau ada orang yang tidak mengakui dirinya ganteng.

FREDELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang