Dengan berat hati gue ngakuin, kalau gue, jatuh cinta sama lo.
---
Baru kali ini ada cewek yang tidak terpesona dengan kegantengan seorang Rafka, apalagi cewek itu bahkan dengan sengaja menginjak-injak harga dirinya, Rafka tidak terima. Rafka dan segala kesempurnaannya tidak pernah di perlakukan seperti ini. Rafka sudah melekat dengan berbagai pujian dan sanjungan yang membuat harga dirinya melambung tinggi. Cewek itu harus mendapat pelajaran yang menarik, seperti membuat cewek itu jatuh kedalam pesona nya, kemudian setelah cewek itu terbang tinggi, jatuhkan sepuasnya.
"Siapa cewek yang kemarin bersama kalian di Kantin?" Tanya Rafka tanpa basa-basi saat Vania dan Andien lewat di depan Kelasnya. Andien bahkan sampai lupa bernafas, oh ayolah siapa yang dapat menolak pesona Rafka? Andien sudah terpesona dengan kegantengan Rafka sejak dia baru menapaki SMA tempatnya menimba ilmu.
"A.. adel Kak"Jawab Andien terbata. Andien sangat gugup, tangannya saling bertautan dengan kaki yang tidak bisa diam.
"Embun Fredella Ulani" Tambah Vania antusias.
Rafka tersenyum miring membuat Andien dan Vania rasanya ingin pingsan saat ini juga. Meskipun cuek, Vania tidak mampu menolak pesona Rafka.
"Boleh gak gue minta whatsapp nya Embun?" Tanya Rafka di sertai senyum khasnya yang tidak akan di tolak oleh siapapun. Vania mengangguk kemudian langsung memberikan nomor ponsel sahabatnya.
"Btw kak, nama panggilannya Adel" Ujar Vania mengingatkan. Vania tidak ingin Cowok seganteng Rafka di amuk Adel hanya karena salah menyebut namanya.
"Oh ok. Thanks"
Setelah Rafka berlalu, baru lah Andien berteriak heboh.
"Anjirr anjirr, gue baru bisa nafas" Andien mengipasi wajahnya menggunakan kedua tangan.
"Ck alay nya kumat" ujar Vania pelan.
Meskipun terpesona dengan kegantengan Rafka, Vania masih bisa menahan diri untuk tidak berteriak histeris seperti yang Andien lakukan sekarang.
***
Adel membolak-balik buku nya tanpa minat. Adel bosan, kelasnya sekarang lagi jam kosong karena Bu Eka selaku guru Biologi izin tidak masuk. Jika saja Adel sekelas dengan Virgo, ah lelaki itu selalu saja menjadi prioritas pikiran Adel. Adel beranjak dari bangku nya menimbulkan tanda tanya dalam benak Andien dan Vania.
"Mau kemana?" Tanya Vania. Adel menggeleng acuh lalu keluar Kelas.
Saat melewati kelas XI Ips 1, Adel mengintip lewat jendela, kebetulan Virgo memang duduk di dekat jendela yang sedang Adel intip. Pak Asep selaku Guru yang mengajar di Kelas Virgo sedang menulis di papan tulis, kesempatan yang bagus untuk Adel melancarkan aksinya.
"Sshttt... Virgo" Bisik Adel seraya mengetuk-ngetuk jendela. Virgo melotot menatap wajah Adel yang sangat dekat dengannya meski terhalang jendela.
"Ngapain lo Del?" Bisik Virgo. Gilang yang duduk nya di sebelah Virgo menggeleng heran melihat kelakuan Adel. Ini bukan sekali Adel datang dan mengintip di Jendela, sudah berkali-kali gadis itu datang jika bosan di Kelasnya.
"Gue bosen" Bisik Adel. Adel mencoret coret jendela, menulis sesuatu. Virgo yang matanya jeli, pipi nya memanas setelah membaca tulisan Adel di Jendela.
Tulisannya begini:
ADEL❤️VIRGO
Virgo memilih melihat kedepan papan tulis, sedikit salah tingkahp dengan ulah Adel, ingat ya sedikit. Adel terkekeh melihat Virgo yang malu-malu, Adel semakin gemas melihatnya. Kalau saja tidak terhalang jendela, Adel ingin mencubit pipi lelaki itu.
"Lo gemesin sayang" Bisik Adel membuat pipi Virgo bertambah merah. Oh ayolah bahkan Adel tidak sekali dua kali melakukan ini, tapi kenapa kali ini rasanya berbeda? Kenapa Virgo merasa jantungnya berdebar tak karuan hanya karena Adel? Tidak, Virgo tidak jatuh cinta. Cowok itu hanya salah tingkah karena sebelumnya dia tidak pernah pacaran.
Setelah puas membuat Virgo salah tingkah, Adel kembali melanjutkan jalan nya. Tujuan nya kali ini ke Perpustakaan, bukan untuk belajar atau membaca buku, Adel hanya ingin memakan kuaci nya dengan tenang. Tanpa di minta Andien ataupun Vania.
Perpustakaan tidak ada yang jaga, kesempatan bagus untuk Adel masuk tanpa perlu mengendap-ngendap atau memberi alasan. Gadis itu langsung pergi ke pojok perpustakaan dan duduk di lantai sambil mengunyah kuaci. Benar-benar nikmat sampai suara cowok mengganggu nya.
"Ngapain lo disini pas jam belajar?"
Deg, Adel terkejut dan hampir tersedak. Kemudian Adel menatap cowok di depannya dengan sengit.
"Elo lagi?" Tanya Adel tak habis pikir.
"Buang sampah kuaci nya dan balik ke Kelas!"
Adel berdiri dan berkacak pinggang, "Siapa lo berani ngatur-ngatur gue?"
Adel tidak suka di atur siapapun kecuali oleh Bunda nya.
"Gue Rafka, mantan Ketua Osis!" Ujar Rafka tegas.
"Udah jadi Mantan kan? Jadi urus aja urusan lo sendiri!" Ujar Adel dengan wajah sudah memerah menahan emosi.
Rafka mengelus dada nya, mencoba sabar menghadapi perempuan jadi-jadian semacam Adel.
"Beresin sekarang atau gue laporin ke BK?" Ancam Rafka.
Adel menghela nafas kesal, mau tak mau dia memungut cangkang kuaci dan membuangnya ke tempat sampah, dengan masih di awasi oleh Rafka.
"Udah kan?" Tanya Adel sinis.
Rafka mengangguk puas, "Balik ke Kelas!" Suruh Rafka tidak mau di bantah lagi.
Adel mendengus kesal, tanpa menjawab Adel langsung berjalan keluar Perpustakaan. Moodnya kembali hancur gara-gara cowok sok ganteng itu.
Awas saja, Adel tidak akan tinggal diam, dia akan membalas cowok itu. Enak saja berani mengatur hidup Adel.

KAMU SEDANG MEMBACA
FREDELLA
Teen FictionAdel suka kuaci, kalau suka kamu nanti sakit hati. Adel suka buang sampah sembarangan, kalau ngejar-ngejar kamu nanti malah di anggap murahan. Adel bersahabat dengan Virgo sedari kecil, persahabatan mereka murni tanpa ada perasaan. Bertahun-tahun me...