part 1

37 6 0
                                    

"Sebaik baiknya melakukan kebaikan tetaplah lebih baik mematuhi perintah orang tua"
....


Angin menggoyangkan rumput dan juga padi yg mulai menguning.Burung-burung terbang bebas kesana kemari.Induk ayam bersama anaknya sedang memakan biji padi.Anak-anak sedang memainkan layang-layang dan ada juga yang mengejar layang-layang yang lepas.

Perlahan matahari mulai terbenam,semburat jingga menyapaku.Aku tersenyum melihatnya.Aku selalu menikmati soreku,bermain disawah menunggu senjaku tiba.Aku akan tetap selalu menunggunya.

Senja itu setia,dia selalu hadir menemaniku saat ku sendiri.Membuatku tersenyum akan keindahannya.Meskipun dia hadir sebentar,namun meninggalkan beberapa kenangan.

Aku menyukai senja karena Allah.Allah yang menciptakan keindahan langit,bumi dan isinya.Aku bersukur Allah memberikanku indra penglihatan.Sehingga aku bisa melihat keindahan ciptaanya didunia ini.

Suara teriakan ibu-ibu memanggil anak-anaknya untuk pulang bermain terdengar ditelingaku.Ah,aku merindukan masa kecilku.Saat Ayah menyuruhku untuk pulang,katanya gak baik anak gadis main disawah sore-sore,taku diculik kalongwewe.Sungguh aku merindukan suasana dan masa-masa seperti itu,dimana keadaannya masih baik-baik saja tidak seperti sekarang.

Tak terasa,adzan maghrib berkumandang.Aku beranjak pergi kemudian mengambil sepedaku didekat pohon mangga besar.Lantas aku pulang menaiki sepeda kesayanganku itu,yang selalu menemaniku kemanapun aku pergi.

                            ✏✏✏

Gerutan diwajahnya nampak terlihat,kini dia hanya mampu berbaring lemah diatas kasur sambil memegang tasbih,berwirid.Dia tak sekuat dulu lagi,yang mampu menggendongku menaiki bukit dan keliling sawah dan memboncengku menggunakan sepeda motor.

Allah aku tidak tega melihat ayahku seperti ini.Hanya satu pintaku tolong sembuhkanlah ayahku dan angkat penyakitnya.Ayah sekarang stroke sudah satu tahun,ia hanya mampu berbaring,dan berjalanpun menaiki kursi roda.

Air mataku mengalir begitu saja membasahi pipi.Sehingga Al-quran yang sedang kubaca disamping ranjang ayah pun basah terkena tetesan air mata.

"Ra"panggil ayah menghentikan aktivitas wiridnya.

"Sodaqallahuladzim"aku mengakhiri bacaan Al-Quran ku.Kemudian cepat cepat menghapus air mata.Kuhampiri ayah dan duduk disampingnya.

"Kenapa nangis?".tanya ayah.

"Tidak apa-apa,yah."kataku tersenyum sambil mengelus tangan ayah.

"Ra,ayah mau Ra kuliah lagi,"aku terdiam.Detik selanjutnya ayah berkata,"Maaf gara-gara ayah,Ra harus berhenti kuliahnya."

Sudah satu tahun aku berhenti kuliah,aku berhenti kuliah karena aku ingin meringankan ekonomi keluargaku.Aku mempunyai dua orang adik perempuan.Adik pertama namanya Alva kharisma dia kelas tiga SMA berumur 17 tahun dan sibungsu namanya Alvi kharisma dia berusia 14 tahun.Sementara aku berusia 22 tahun.Mungkin,jika aku masih lanjut kuliah tahun ini aku sudah wisuda mendapat gelar sarjana.

Sejak SD aku mempunyai cita-cita sebagai guru.Mungkin cita-cita yang sederhana,tapi bagiku menjadi seorang guru adalah cita-cita yang paling mulia.Seorang Dokter,polisi,pejabat,maupun presiden mereka tidak akan sukses tanpa didikan seorang guru.Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

"Ayah,tidak apa-apa Ra berhenti kuliah.Melihat keadaan keluarga semua baik dan sehat serta adik-adik Ra bisa sekolah,Ra udah bersyukur".jeda tiga detik."lagipula,Ra lebih senang mengajar di rumah jingga".

"Berapa gajinya ngajar disana Ra?"tanya ayah.Aku menggelengkan kepala.

"Tidak digaji,Ra?"tanya ayah.

FawraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang