Welcome to OmiGun Diary ❤️
I'll write OmiGun love story hereNext chapter of Honeymoon ➡️ OmiGun
You can read Honeymoon & Special Part Honeymoon ➡️ OmiGun in Welcome 2 The Paradise
I wrote this story specially for my beloved sisters, Eka-chan, Emmy-chan, and all OmiGun shipper. Hope you guys like it 😘
***
Omi dan Gun berencana pulang ke kampung halaman Gun di Nagoya. Selain untuk mengantarkan buah tangan pesanan Ibunya, Gun juga sangat merindukan mereka. Dua hari setelah tiba di Jepang, mereka memutuskan untuk menginap satu malam di Nagoya. Dengan berbekal beberapa pakaian ganti dan dua kotak penuh oleh-oleh yang telah disiapkan Omi, mereka berangkat dengan hati yang hangat.
Deru mobil berhenti di halaman depan sebuah rumah tradisional Jepang. Di sekitar rumah masih banyak pepohonan hijau dan tanaman hias. Gun meraih sebuah tas yang berisi pakaian. Kakinya melangkah dan berhenti di depan pintu. Ia menoleh, mendapati Omi sedang menutup bagasi mobil dan membawa dua kotak cindera mata untuk kedua orang tuanya.
Knock..knock.. Suara ketukan pintu.
Seorang wanita paruh baya muncul dari balik pintu. Matanya membulat. "Gun, Omi.. kalian datang." Kedua tangannya memeluk erat tubuh tinggi putranya. Tangan kirinya ikut menarik Omi sehingga tubuh kedua pria dewasa ini tengah berada dalam pelukannya."Mama, aku sangat merindukanmu." Gun mengecup pipi wanita paruh baya itu. "Aku juga." Bibir Omi ikut mendarat di pipi Ibu mertuanya.
Omi meletakkan dua kotak berukuran sedang di sebelahnya. "Semua pesanan Mama ada di sini." Tangannya menepuk salah satu kotak. "Kalau yang itu, apa sudah ada?" Pertanyaan itu membuat Omi dan Gun saling berpandangan sebelum gelak tawa pecah di antara keduanya.
Bukan hanya Ibuku. Ibunya pun ingin segera menimang cucu. - Omi
"Papa, cepat kemari. Lihat siapa yang datang." Teriakan Ibunya masih terdengar kencang. Seorang pria paruh baya masuk ke ruang tengah dengan baju yang sedikit kotor.
"Bagaimana kabar Papa?" Omi memeluknya.
"Papa sehat. Bagaimana dengan kalian? Bagaimana kabar orang tuamu?" Jemarinya yang sudah mulai mengeriput menepuk pundak sang menantu.
"Kami berdua sehat. Mama dan Papa juga sehat..
..Papa masih berkebun? Sayuran apa yang Papa tanam? Aku ingin melihatnya." Sontak tangan ringkih kepala keluarga Iwata itu melingkar di pundaknya."Mau melihatnya sekarang?" Omi mengangguk pelan. Keduanya berjalan menuju halaman yang berada di samping ruang tengah. Gun dan Ibunya tersenyum kecil melihat kedekatan mereka.
Kakinya melangkah menuju dapur. "Mama, aku sangat beruntung ya?" Ia memeluk Ibunya dari belakang.
"Hmm..." Response Ibunya tanpa menoleh. Kedua tangannya masih sibuk membuat empat gelas minuman.
"Karena memiliki Mama, Papa, dan Omi. Aku menyayangi kalian." Lengannya semakin mempererat pelukan.
"Kami menyayangimu juga, sayang." Ia menoleh dan menatap putra kecilnya yang benar-benar sudah dewasa sekarang.
***
Iris coklat Gun menangkap pemandangan sederhana dari balik kaca jendela. Kedua tangan Omi berada di bahu Ayahnya. Jemarinya bergerak perlahan ke sisi kanan lalu sisi kiri. Memijit pelan bahu sang pemilik dan sesekali gelak tawa menghiasi wajah keduanya. Entah apa yang mereka bicarakan. Mungkinkah dirinya?
"Apa kau bahagia?" Ia mengangguk, menanggapi pertanyaan sang Ibu.
Entah sejak kapan Ibunya sudah duduk di sisinya. "Bagaimana hubungan kalian?"
Gun menoleh dan menjawab, "Kami baik-baik saja."
Ibunya tersenyum. "Syukurlah. Kau tahu, Omi sering mengirimi Mama pesan." Sang Ibu meraih ponsel yang berada di saku celemeknya.
Ia tersentak. "Benarkah? Apa yang dia katakan? Apa dia mengeluh tentangku?"
Ibunya menggeleng. "Omi benar-benar menyukaimu."
Jemarinya meraih ponsel yang terulur dari tangan Ibunya. Ia membaca pesan-pesan yang dikirimkan teman hidupnya pada sang Ibu.
***
Pesan singkat pertama
Omi
Waktu hamil Gun dulu,
Mama ngidamnya apa?Apa Gun hamil?
Hehe, belum Ma.
Gimana bisa hamil Ma?
Tiap diajak,
ada aja alasannya 🥺Omi yang sabar ya.
Lalu ada apa?Soalnya anak Mama
manis banget hihi.Mantu Mama bisa aja.
Beneran Ma.
Omi ga bohong.***
Pesan singkat kedua
Omi
Ma, bisa minta tolong ga?
Minta tolong apa Omi?
Minta tolong anak Mama
manisnya dikondisikan.
Manis banget kalo senyum,
Omi kan jadi makin sayang.***
Kedua pipinya memerah. Sama seperti tomat segar yang berada di genggaman Omi sekarang. Mereka sedang memanen sayuran rupanya.
Ibunya terkekeh. "Jadi mengapa tidak memberi Omi kesempatan?"
Pandangannya menatap lurus ke sosok pria berwajah tegas itu. Kini hati dan pikirannya benar-benar dipenuhi oleh pria bernama lengkap Hiroomi Tosaka.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
OmiGun Diary
FanfictionKamu tidak harus memahaminya. Kamu hanya perlu merasakannya - OmiGun Love Story ❤️ Welcome to OmiGun Diary I'll write OmiGun love story here Please enjoy your time when reading my story here. Thanks for read, votes, comments, and add my story to you...