Kimi Ga Suki

6.4K 581 45
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi, menandakan telah usainya pelajaran dengan digantikan siswa yang diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing, dibebaskan untuk melakukan aktivitas apa pun, seperti menonton televisi, membaca komik, bermain bersama teman, berkaroke, mencoba cafe yang baru buka juga melakukan kencan?

Yah, masalah kencan sih, hanya pasangan saja yang melakukannya. Seperti pasangan satu ini, Sasuke sudah menyiapkan beberapa keperluan di dalam tas, misal: beberapa lembar uang, tiket bioskop dan... kartu-kartu identitas penting untuk bisa berkencan dengan kekasihnya, si keturunan Hyuuga. Maka, lelaki berambut hitam itu menunggu di depan kelas Hinata, berkharisma jutek dan keren bersandar di antara pembatas dinding, mengantongi kedua tangan di dalam saku celana abu-abu.

Kedua mata Sasuke memincing. Ia mencibir sinis. Rongga dadanya berdetak keras. Tatapannya bisa melihat Hinata berinteraksi dengan lelaki lain dengan waktu yang bisa dibilang cukup lama---ahh tidak---amat teramat lama sekali. Seolah waktu berjalan dengan lambat, Sasuke bisa melihat betapa semesta seolah sedang berhenti berputar. Matanya memancarkan kemarahan.

Dan, kemudian Hinata tertawa bersama lelaki lain.

Sasuke menggeram. Tertawa bersama lelaki lain. Tolong garis bawahi dan cetak tebal kalimat itu. Sasuke kesal sendiri, jengkel lalu wajahnya berubah masam. Kakinya terketuk masih mencoba bersabar untuk menunggu. Setiap detik yang bergerak dari jarum jam di pergelangan tangannya, telinganya seolah bisa mendengar hal itu semua. Ia berdecak dengan langkah lebar, mulai menghampiri Hinata bersama si lelaki brengsek itu---oh dan tunggu sebentar! Bukankah Sasuke yang lebih pantas dikatakan lelaki brengsek?

Bisa kita simpulkan bahwa, well, lelaki brengsek tidak akan mengakui bahwa dirinya lebih brengsek di hadapan wanitanya.

Sasuke berdiri dengan pongah, bibirnya menahan desisan. Lalu, bibirnya berujar dingin dan angkuh dalam sekali tarikan napas. Tangannya mencengkeram jari-jemari lembut Hinata begitu kasar juga... posesif.

"Hinata, kita harus cepat."

Hinata menoleh polos, dan Sasuke berani bersumpah bahwa pikiran kotor sedang menggerayangi otaknya ketika wajah tak bersalah Hinata tepat menatapnya lekat. Jantung Sasuke berdetak kencang. Lelaki itu mengumpat dalam hati---dan demi Tuhan! Mengapa kekasihnya bisa semanis ini?! Selama sesaat Sasuke lupa bagaimana cara menguasai diri dengan benar di hadapan seorang perempuan.

"Tu-tunggu sebentar, Sasuke-kun," ucap Hinata kelewat lembut. Sasuke membisu sekaligus jengah, bibirnya berujar jengkel dan cepat. "Kita akan terlambat!" Baiklah, itu adalah nada kekanak-kanakan yang dikeluarkan Sasuke Uchiha di depan lelaki asing yang sepertinya masih mempunyai keperluan dengan Hinata. Sasuke tidak bisa menutupi kecemburuannya dengan begitu baik, maka, tanpa disadari atau tidak lelaki itu mudah memperlihatkan kekalutannya.

Terlambat bagaimana? Sasuke hanya beralasan!

"Ba-baiklah Sasori-san k-kita bisa bicarakan ini besok atau lain hari. Se-sepertinya...." Ada jeda sebentar, Hinata melirik Sasuke menggunakan iris bulannya. "---sepertinya dia sudah tidak... tidak bisa menunggu lebih lama lagi, ma-maafkan aku." Hinata berujar pelan-pelan memberi pengertian pada teman sekelasnya---si ketua kelas.

Sasori mengangguk kalem dan paham, matanya dapat menangkap wajah kecut Sasuke dan lirikan menusuknya setiap kali mereka tak sengaja saling menatap. Diam-diam Sasori menghela napas, Uchiha dengan segala sifat keagresifannya yang mendarah daging bila menyangkut tentang gadis miliknya. Sasori memaklumi, lelaki itu sadar, bahwa seandainya posisi mereka dibalik, Sasori juga akan bersikap sama posesifnya pada gadis spesial seperti Hinata Hyuuga.

Hinata itu memiliki sifat yang dapat diandalkan, bisa dipercaya dengan kemampuan bidang akademik yang cukup mencapai kesempurnaan. Sebenarnya, jika saja posisi Sasuke tidak ada, Sasori sudah mengagumi sosok Hinata sedari dulu. Rambut merahnya berkibar tertiup angin, ia berujar pelan. "Tidak apa, tidak perlu meminta maaf, besok kau hanya perlu membawa data yang sudah aku beritahu. Sampai jumpa, Hinata."

Kimi Ga SukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang