Hari ini, Afna sudah berencana untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh Bu Mila dirumah Vivi. Karena Karel yang akan menjemputnya ia harus bersiap-siap lebih awal supaya Karel datang ia sudah siap dan langsung berangkat menuju rumah Vivi.
Dan karena orang tua Afna sudah pulang, jadi Afna tidak perlu repot-repot untuk membuat sarapan sendiri dan mengunci semua pintu jika ingin pergi keluar.
"Na, sarapannya udah siap!" Teriak Riana dari bawah.
"Oke, Ma." Jawab Afna tak kalah berteriak kemudian bergegas menuju meja makan.
Setelah sampai di meja makan, Afna membantu Riana untuk menata lauk dan menuangkan minum.
"Kamu jadi ngerjain tugas?" Tanya Riana saat Afna sedang menuangkan air ke dalam gelas.
"Jadi, Ma." Jawab Afna sambil meletakkan gelas yang sudah dituangi air.
"Mau Mama antar?" Tawar Riana sambil memperhatikan Afna yang sedang mengunyah sandwich kesukaannya.
"Gak usah, Ma. Afna nanti dijemput kok." Ujar Afna sambil tersenyum.
"Dijemput siapa?" Tanya Riana seraya menggoda Afna.
"Karel." Jawab Afna.
"Waduh, anak mama udah besar ya?" Goda Riana sambil mencolek pipi Afna.
"Ih, Mama!" Rengek Afna kemudian Riana hanya tertawa kecil.
Saat sedang enak-enaknya sarapan, Afna melihat layar ponselnya tertera notifikasi chat.
Karel :
Gue udah di depan.Afna yang membaca pesan itu kaget lalu berjalan cepat menuju ruang tamu dan mengintip lewat jendela untuk memastikan apakah Karel benar-benar sudah sampai atau hanya berbohong.
Setelah dicek ternyata Karel sudah menunggu Afna di dalam mobilnya dan Afna langsung berlari menuju meja makan untuk meminum susu dan menghampiri Riana yang sedang sibuk di dapur untuk pamit karena Karel sudah menjemputnya.
"Ma, Afna berangkat ya." Ujar Afna.
"Karel udah jemput?" Tanya Riana.
"Udah di depan." Jawab Afna.
"Yaudah, hati-hati ya. Salam buat Karel." Ujar Riana sambil tersenyum dan mengusap pundak Afna.
"Oke, Ma." Jawab Afna lalu menyalami tangan Riana.
Setelah berpamitan dengan Riana, Afna langsung berlari melewati halaman rumah dan membuka pagar rumahnya kemudian berjalan menuju mobil Karel dan langsung memasuki mobil Karel dan duduk di kursi penumpang belakang.
"Lo kira gue sopir pribadi, lo?" Ketus Karel sambil menghadap belakang melihat Afna yang masih mengatur nafasnya akibat lari-larian.
"Emang kenapa kalau gue duduk disini?" Tanya Afna datar sambil mengerutkan keningnya.
"Pindah gak?!" Suruh Karel.
"Gak!" Jawab Afna.
"Pindah!"
"Gak!"
"Pindah!"
"Gak!"
"Pind-" Ujar Karel terpotong oleh ucapan Afna.
"Iya iya." Ucap Afna pasrah karena tidak enak dengan Karel yang sudah menjemputnya. Sedangkan Karel hanya tersenyum penuh kemenangan.
"Puas, lo?" Ketus Afna setelah duduk di sebelah Karel.
"Puas banget gue kalau bisa bikin lo marah." Ujar Karel sambil tertawa.
"Cih, gak lucu." Ucap Afna sambil memutar bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELAT GIBRALTAR
Подростковая литератураDavino Karel, lelaki paling disegani seantero sekolah karena kepintaran, ketampanan, dan sifatnya yang stay cool. Sifatnya berubah saat mulai menyukai gadis yang bernama Adara Afna. Gadis manis yang sebelumnya sangat Karel hindari karena sangat jud...