Adara Afna; Biasa

81 13 8
                                    

Pagi hari dengan udara menyegarkan dan sinar matahari yang cerah menerpa wajah gadis cantik yang sedang berjalan menuju sekolah dengan wajah dingin.

Adara Afna.

Setelah sampai di depan gerbang sekolah, Afna melihat Pak Ridwan, satpam yang sudah menjaga sekolah sedari Afna kelas X hingga sekarang ia kelas XII.

"Selamat pagi, Pak." sapa Afna sambil tersenyum ramah.

"Pagi, Non Afna." jawab Pak Ridwan sambil tersenyum dengan muka lesu.

"Kok bapak lesu? Belum sarapan ya?" tanya Afna sambil mengerutkan keningnya.

"Belum, Non. Soalnya istri bapak bangun kesiangan jadi belum sempat masak buat sarapan." jawab Pak Ridwan sambil tersenyum kikuk.

"Yaudah, ini buat bapak." ujar Afna sambil mengambil bekalnya lalu diserahkan kepada Pak Ridwan.

"Wah, terimakasih banyak, Non." ucap Pak Ridwan sambil tersenyum senang.

"Sama-sama, yaudah aku ke kelas dulu ya, Pak." ujar Afna lalu melambaikan tangannya dan diangguki oleh Pak Ridwan dan berjalan menuju kelas.

Sesampainya di kelas, Afna langsung berjalan menuju bangkunya bersama dengan Diva, sahabatnya.

"Jalan lagi, Na?" tanya Diva sahabat Afna sambil menepuk pundak Afna.

"Iya, soalnya Mama sama Papa gue belum pulang dari luar kota. Walaupun ada motor di rumah tapi tetep aja gabisa pakainya." jawab Afna sambil terkekeh dan menaruh tasnya dikursi sebelah Diva.

"Kasian banget sih, mending lo bilang gue tadi. Kan gue sama Papa gue bisa jemput lo," ujar Diva sambil tersenyum lalu menghampiri Afna yang sedang memainkan ponselnya.

"Ga papa, jalan kan lebih sehat." jawab Afna sambil terkekeh lalu memasukkan ponselnya kedalam saku seragam.

"Ke lapangan, yuk!" ajak Diva sambil mengambil topi upacaranya di dalam tas begitupun dengan Afna.

Saat sedang berjalan dan becanda dengan Diva, tiba-tiba ada yang memanggil Afna dan suara itu sangat familiar bagi Afna dan murid SMA Merah Putih lainnya.

"Afna!" teriak Pak Fery, Kepala Sekolah SMA Merah-Putih dari kejauhan.

"Tuh, Na dipanggil." ujar Diva sambil mengarahkan pandangannya menuju Pak Fery kemudian beralih menuju Afna.

"Yaudah, gue kesana dulu." ujar Afna lalu dibalas anggukan oleh Diva dan Afna langsung berjalan menuju Pak Fery.

"Ada apa, pak?" tanya Afna setelah sampai berada didepan Pak Fery.

"Begini, Na. Bagaimana kalau kita duduk di dalam? Supaya tidak pegal, hehe." ujar Pak Fery dengan cengirannya.

"Yaudah kalau gitu, pak." jawab Afna terkekeh dan mengikuti Pak Fery menuju ruangannya.

Setelah sampai di dalam Ruang Kepala Sekolah, Afna dipersilahkan untuk duduk dan Pak Fery duduk di kursinya yang bersebrangan dengan kursi yang diduduki oleh Afna.

"jadi, ada apa ya, pak?" tanya Afna sekali lagi setelah bertanya sebelumnya di luar ruangan.

"Jadi begini, sekolah kita akan ada murid pindahan dari Bandung." ujar Pak Fery.

"Terus hubungannya sama saya apa, Pak?" tanya Afna bingung sambil mengerutkan keningnya.

"Ya kamu nanti bantu saya untuk mengenalkan lingkungan SMA kita ini ke dia. Kamu ini gimana toh?" jawab Pak Fery dengan nada yang dibuat-buat.

"Tapi kan ada Kevin, dia kan Ketua Os-" protes Afna yang sesegera mungkin dipotong dengan ucapan Pak Fery.

"Kevin izin, ada acara." ucap Pak Fery tenang.

SELAT GIBRALTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang