19 Januari 2017 pukul 02.08 Washington DC
Di tengah hutan terdapat segerombolan manusia dan bau darah yang sangat pekat.
Jika diperhatikan lebih detail lagi,kalian akan menemukan bahwa di tengah-tengah gerombolan manusia itu ada seorang gadis cantik berambut perak dan bermata merah muda cerah yang tengah terbaring di atas rerumputan dengan pisau yang tertancap di tengah dadanya.
Sementara itu di depannya berdiri seorang pria tampan berambut dan bermata hitam sedang memegang pistol di kedua tangannya yang saat ini tengah diarahkan ke gadis malang itu.
"Kenapa..kau..melakukan i-ni Bray?.. kenapa???..apa salahku??.." Gadis itu dengan nafas tersengal-sengal masih berusaha berbicara pada pria dihadapannya.
"...." Pria yang dipanggil Bray itu tidak menjawab sama sekali tapi,pandangan matanya semakin mendingin.
"Maaf Cecile..tapi kau harus mati kalau tidak rencanaku benar-benar akan hancur.." Setelah beberapa saat akhirnya Bray membuka mulutnya dan berbicara dengan nada menyesal.
"Ternyata di dunia ini tidak ada orang yang bersih ya...t-tapi,aku benar-benar tidak me-nyangka kalau kau aku akan terbunuh di tangan orang yang paling kupercaya dan kucintai di dunia sampah ini.." Cecile tersenyum pahit.
"Maaf.." Ujar Bray
"Jangan katakan hal melankolis d-dengan ekspresi seperti i-itu..B-Bray.." Cecile memejamkan matanya lalu berkata:
"K-kau mau m-membunuh-ku kan?la-kkukan saja-" Cecile tidak bisa melanjutkan kalimatnya karna darah tiba-tiba menyembur dari mulutnya.
"Ough" Cecile sedikit mengerang karna rasa sakit di dadanya tapi masih berusaha melanjutkan.
"T-tapi,ingatlah..d-i kehidupan b-berikutnya ak-ku akan memb-unuhmu dengan tanganku sendi-ri.." Cecile terbata-bata saat mengatakan hal ini.
Tapi yang ia dapat sebagai jawabannya sungguh membuat hatinya hancur..
"Kalau begitu....Selamat tinggal Eli..." Saat Bray mengatakan ini ekspresinya sama sekali tidak berubah bersamaan saat ia menarik pelatuk pistol itu.
Dorr..
Suara itu bergema ke seluruh hutan dengan keras bahkan sampai ke jalan utama kota.
"Maaf Eli..semoga kau bahagia disana.." Kata Bray.
Tanpa ia sadari,setetes air mata mengalir dari matanya.
Menyadari hal itu,Bray dengan cepat menghapusnya dan ekspresi nya kembali mendingin.
"Tuan.." Ucap seorang pria dengan sedih yang kini berada di belakang Bray.
"Ayo kembali ke markas.." Bray berkata dengan acuh tak acuh.
"....Baik" Jawab pria itu dengan wajah datar.
"Tuan.." Pria itu memanggil Bray dengan ragu.
Bray sedikit menoleh ke belakang untuk menanggapi.
"Ada apa?" Bray bertanya dengan datar.
"Apa yang harus saya lakukan dengan mayat nona Cecile tuan?apakah saya harus menguburkannya?atau saya biarkan disini tuan?" Pria itu rela bertanya panjang lebar.
"..." Bray terdiam sebentar sambil berpikir.
"Makamkan dengan layak.Tapi makamnya akan berada di sini ditempat ini" Ujar Bray sambil menunjuk tempat Cecile berbaring.
"....Baik tuan" Pria itu menjawab lalu membungkukkan badan sebagai tanda hormat.
Bray hanya menganggukkan kepala lalu berkata :
"Ayo" Bray lalu berbalik dan berjalan pergi.
"Baik!" Semua orang yang tampaknya bawahan Bray menjawab dengan lugas.
____________________*****_____________________
Halo!!!kembali lagi bersama........Atha!
Hmm karena saya itu orang baik hati,saya mau kasih bonus cewek cantik nan sexy👍👍👍👍.And...Jeng jeng jeng!!

Soo..gimana?cantik kan👍 ya iya lah orang Atha yang milih kok!jadi kalo readers pengen bonus tulis aja di kolom komentar mau yang cewek ato yang cowok!dadah🤚sampai sini dulu yah!Bye bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Benevolent reincarnation and system
FantasyKisah seorang gadis yang telah kehilangan kepercayaan kepada dunia karna di bunuh oleh orang yang paling dicintainya sendiri.Gadis itu kemudian meminta kepada dewa agar tidak menjalani reinkarnasi tapi langsung memasuki surga. Tapi dewa ini memaksa...