Suatu fatamorgana tak tergantikan
Kasat mata namun sukar tercapai
Kemegahan setiap hati pemiliknya
Hembusan tiap detik
Sulitkah seulas senyum kau pancarkan?
Sebegitu benci kau dengan aku ini?
Mengagumi dibalik jarak semu
Menyukai tanpa pernah disukai
Mencintai dengan harapan menggebu-gebu
Harapan tak terputus
Berbaliklah...
Lihatlah seseorang yang tak cukup layak untukmu
Menunggumu tak akan membunuhku
Aku juga manusia
Setiap manusia punya titik jenuh
Jenuh akan penantian
Penantian semu tak berujung
Sebuah hati akan terluka jika kau biarkan
Bak menancap sebuah paku di atas balok
Setelah kau cabut akan meninggalkan lubang
Begitupun hati
Kau bisa membawa pergi kepedihan luka di hati
Tetapi kenangan
Kau lupa dengan perannya?
Dia akan mengingatkanmu
Membawamu kembali ke masa lalu
Entah masa bahagia maupun kelam
Aku lelah
Aku ingin menyerah
Sebelum itu semua terjadi aku ingin mengatakan ini kepadamu,
'Aku memang bodoh. Namun ketahuilah aku melakukannya dengan sadar. Kau pasti tau perasaan ini. Kau tau pasti sudah berapa lama aku memulainya. Memulai perasaan sepihak dan terus memupuk juga menyiraminya. Hingga entah sejak kapan, perasaan ini tumbuh dengan kokoh. Dengan ranting-ranting harapan dan dibalut kepercayaan. Namun setelah aku sadar betapa bodohnya terus memelihara perasaan ini, aku ingin mengakhirinya. Perasaan sepihak berjarak semu.'
Aku ingin menyerah
Dengan perasaan sepihak ini
Tapi tak bisa,
Cobalah hentikan angin yang berhembus
Beritahu aku jika kau bisa menghentikannya
Karena saat itu, perasaan ini akan berhenti
Seiring berjalan waktu
Waktu dimana kau menghentikan hembusan angin
KAMU SEDANG MEMBACA
Pencakar Langit
PoetryKau membuatku merasakan kebahagiaan yang memuncak dan kepedihan yang mendalam di waktu yang bersamaan.