Dinginnya udara pagi masuk melalui jendela kamarku. Hai aku Anisa Permatasari, panggil saja aku anis. Aku anak pertama dari tiga bersaudara, keluargaku adalah keluarga yang begitu luar biasa. Aku bersekolah disalah satu SMP Negeri diJakarta Barat.
Setiap pagi aku pergi kesekolah, seperti biasa diantar oleh ayahku yang sangat menyayangiku. Menurut teman-temanku, aku salah satu anak yang lucu dan selalu saja menghibur teman-temanku. Aku biasa menghabiskan separuh hari-hariku bersama dengan sahabat terbaikku Vira. Bagi Vira aku salah satu hiburan untuknya, yang siap menghapus air mata dan melukiskan senyum diwajahnya.
Hingga hari itu tiba, Vira mengajakku berkujung sepulang sekolah hari ini. Aku tidak tahu mau dibawa kemana aku saat ini.
"Vir, kita mau kemana sih...?"
"Udahlah ikut aja sama gue.." Jawabnya tersenyum padaku.
Setelah perjalanan yang cukup panjang, kami pun sampai disuatu tempat yang begitu ramai dengan anak sekolah. Aku melihat sosok pria tampan yang tidak dapst mengalihkan pandanganku.
"Ehh Nis, lu liatin apa? Serius banget..?"
"Ahh apa..? Engga liat apa-apa Vir.." Jawabku kaget.
Kali ini Vira mengajakku menemui kekasihnya Doni. Aku mencoba melihat keluar dan mencari pria tampan itu.
"Nis, lu cari apa? Ada yang lu kenal disini..?" Tanya Doni padaku.
"Ahh apa? Kenapa?" Jawabku terbata-bata.
"Hayoo lu nyari cowo yang tadi ya Nis..?"Tanya Vira sambil mengejekku.
"Ihh... apa sih Vir" Jawabku malu.
Doni memandang Vira seakan dia mempertanyakan hal itu. Vira pun menjawab pandangannya.
"Itu loh don, Riko! Temen deket kamu."
Doni pun tertawa seolah mengejekku.
"Hahaha, Riko?! Jadi lu suka sama dia nis? Nanti gue kenalin ya."
Aku hanya tersenyum.
Tak lama kemudian pria itu menghampiri Doni...
"Hai ko, mau kemana?." Tanya Doni
"Gue balik dulu ya don, udah sore nih."Jawab Riko
"Ehhh... ehhh.. bentar ko! Gue kenalin sama cewek cantik nih." Doni tersenyum melirikku.
Riko menghampiriku, tersenyum dan menjabat tanganku.
"Hai.... Riko."
"Iii...iiii...iiiiyaaa aku Anis." Jawabku gugup.
"Salam kenal yah, Anis." Dia tersenyum padaku.
Sebelumnya aku tidak pernah menyangka aku bisa berkenalan dengannya.
Setelah hari itu, kami mulai dekat. Riko tak pernah lupa mengucapkan selamat pagi untukku, dan kali ini dia yang menjemputku setiap pulang sekolah. Kami memang belum ada hubungan yang lebih tapi aku mencintainya, menurutku Riko juga mencintaiku.
Malam itu, Riko menjemputku dan mengajakku pergi kesuatu tempat.
"Riko.. kita mau ngapain disini?." Tanyaku padanya.
"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Pandangannya serius padaku.
Riko memegang tanganku.
"Nis.. kamu mau engga jadi kekasih aku?."
Aku kaget dan hanya bisa tersenyum malu.
"Kenapa diem nis..? Kamu engga mau jadi kekasih aku ya nis?." Pandangannya kecewa.
