• Prologue •

935 60 3
                                    

> bukan terjemahan melainkan karya sendiri(diLulia).


"Menma! "

Pemuda dengan rambut merah tua menyala dan mata sebiru langit itu menatap ketakutan pada gadis pemarah berambut pink yang menatapnya dengan tatapan melotot dan penuh amarah di antara jalan penuh toko makanan di salah satu sudut Konoha.

Menma mengigit bibir, dia yakin bahwa Sakura Haruno mengetahui bahwa dia meminjam uangnya tanpa izin untuk membeli ramen Ichiraku kemarin karena Ibu dan Ayahnya selalu mengomel mengapa dia menghabiskan uang terlalu banyak untuk ramen.

"MEN! MA! Sepertinya KAU meminjam sesuatu bukan~?" tanya Sakura, pakaian merah bata yang ia gunakan berhembus pelan dan berjalan ke arah Menma dengan tenang namun Menma bisa melihat kepalan tangan Sakura yang penuh dengan chakra yang ditahan.

Beberapa orang melirik mereka berdua dan terkekeh pelan, bagi masyarakat Konoha sudah bisa mereka melihat pertengkaran Sakura dan Menma sejak kecil.

Wajah Menma memerah, dia tidak ingin dipukuli habis-habisan di depan banyak orang oleh gadis menakutkan seperti Sakura dan melukai harga dirinya.

Menma tersenyum dengan bersalah dan tergesa-gesa, mengabaikan aura kemarahan yang menyebar dari seluruh tubuh Sakura dan matanya yang berkilat marah.

"Akan kubayar nanti Sakura-chan! " seru Menma, sebelum berlari ke arah yang berlawanan menghindari Sakura dengan cepat sambil tertawa melewati banyak gang kecil dan toko-toko di jalan Konoha.

Wajah Sakura merah padam, dia sudah berniat untuk membeli pakaian baru untuk dipamerkan pada Yamanaka Ino yang kebetulan hari ini mendapat diskon mengingatnya Sakura mengepalkan tangannya, matanya berkilat.

"MENMA BODOH!! "

• • •

"Jangan melarikan diri ke kantorku lagi Menma. " kata pria dengan rambut kuning dan iris biru yang sama dengan Menma, dia menghela nafas lelah dan menyenderkan tubuhnya ke kursi kantor. Mengalihkan pandangannya dari dokumen tebal yang menyilaukan mata.

Minato Namikaze menatap anak lelaki satu-satunya yang dengan tenang berbaring di atas sofa tamu dengan lelah.

"Kau pasti bertengkar dengan Sakura-chan.. " kata Minato putus asa, "Kau apakan lagi Sakura-chan? "

Menma menatap Minato sambil berbaring, dia menurunkan kedua sudut bibirnya dan menatap Minato dengan mata jernih dan jahil milik Namikaze itu.

"Oh ayolah Ayah, aku tidak mencuri peralatan riasnya atau mencoret-coret wajahnya.. " bela Menma, dia juga kesal.

Padahal Sakura tidak perlu sekesal itu hanya karena dia meminjam uang tanpa bilang kepada gadis itu. Lagipula Menma berniat untuk membayarnya kembali, dia tidak yakin mengapa Sakura memarahinya hari ini.

Minato menghela nafas dan mengambil penanya lagi yang terbaring di atas meja, mengambil satu kertas dokumen di salah satu tumpukan kertas di atas meja dan berkata tanpa melihat Menma.

"Berbohong pada Sakura? Menarik rambutnya? Mengejutkannya dengan sesuatu? Menakuti Sakura dengan lumpur? Mengacaukan pertemuan Sakura dan Sasuke? Tidak mengerjakan tugasmu? Membuat Sakura kesal dalam misi? Lalu apakah--"

Menma menutup kedua telingannya dan menggeleng-geleng di atas sofa.

"Ayah, kamu benar-benar selalu menuduh putramu buruk. " kata Menma sambil pura-pura tidak mendengar apa yang Minato katakan sejak awal.

Minato menghela nafas lagi, dia tahu bahwa hanya Kushina yang bisa menasihati anaknya agar cukup patuh. Minato membaca baik-baik dokumennya dan menulis sesuatu sebelum mengarahkan mata ke arah jam dinding di kantor yang terletak di dinding belakang dirinya.

"Oh."

Minato tersenyum, Menma yang tidak tahu apa-apa melepaskan kedua tangannya dari menutupi telingannya ketika Minato tidak mengomel lagi dan hanya tersenyum tipis menakutkan.

Kreek

Suara pintu ruangan terdengar, Menma bisa merasakan aura dingin keluar dari pintu yang terbuka. Minato tersenyum ramah pada wanita yang baru saja membuka pintu dengan sangat ramah.

"Kushina-chan, sepertinya Menma-kun butuh beberapa nasihat.." kata Minato, dengan senyuman kecil dan menatap Menma yang balik menatapnya kesal dan penuh dengan amarah.

Menma lupa kalau jam makan siang telah tiba di siang hari dan Ibunya selalu mengantarkan makanan pada Ayahnya setiap hari saat kerja.

Menma mengigit bibirnya, berpaling ke arah Kushina yang memasang wajah dingin dan penuh amarah. Kushina tahu bahwa jika Menma berada di kantor hokage, maka pasti Menma baru saja membuat masalah.

Kushina tersenyum tidak tulus pada Menma, wanita itu mengeluarkan aura penuh kemarahan hingga rambut merahnya berterbangan. Sedangkan Minato dengan santai kembali mengambil dokumen lain seperti Menma dan Kushina tidak ada di dalam ruangan.

Kushina melepaskan tali kain yang membungkus bekal yang ia bawa untuk Minato yang menbuat kotak makanan itu jatuh dengan stabil dan lembut ke lantai kantor.

Kushina mengepalkan tangan dan meninju masing-masing tangan dengan pasangannya. Matanya berkilat penuh amarah pada Menma yang menatapnya ketakutan dan tidak tahu bagaimana melarikan diri dari Ibunya.

"Menma-kun, bukannya kamu seharusnya mengatakan beberapa kata saat kamu ada di kantor Ayahmu? "

Menma bergidik, tubuhnya berkeringat dan kepalanya menggeleng pelan menghadapi kemarahan Kushina Namikaze.

• • •

"Benar-benar beruntung."

Seoseorang dari salah satu rumah penduduk Konoha dengan jubah hitan yang menutupi rambut dan sedikit bagian matanya menatap dengan jelas dari kejauhan pemandangan keluarga Namikaze di kantor Hokage ke-empat dengan tenang namun sedikit iri pada remaja seusia dirinya yang bernama Menma Namikaze.

Pria itu tersenyum, rambut kuning dan mata birunya yang tertutupi bagian jubah membuat pria itu membuka bagiannya sedikit.

Dia tersenyum, "Benar-benar berbeda denganku."

Hembusan angin membuat jubahnya berhembus, dan bagian jubah yang menutupi kepalanya terbuka karena datangnya angin. Pria berambut kuning itu membiarkan rambutnya berkibar, tahu bahwa paroli shinobi hari ini tidak ada di jalan Konoha dekat tempat ia berdiri.

Matanya sendur, penuh keputusasaan.

"Menma Namikaze dan Naruto Uzumaki ternyata benar-benar berbeda.. "

Naruto mengepalkan tangannya, matanya menatap Menma Namikaze dengan serius.

"Selamatkan aku, Menma. "

• • •

18/03/2020

Rabu

-diLulia

TEMPAT | PLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang