Ini Sering Disebut Bagian Awal

77 2 0
                                    

Selamat pagi untuk dirimu yang sedang membaca di pagi hari, Selamat malam untuk dirimu yang  sedang membaca di malam hari, Selamat datang untuk dirimu yang sedang membaca dengan hati tersakiti.

Hari ini, kuberanikan diriku untuk menulis sebuah kisah (lagi). Kisah yang tidak seharum dan seindah kisah-kisah yang sering kubaca di akhir pekan. Namun, besar harapku agar semoga kisah ini cukup dapat menemani waktu luang dengan minum kopi karamel panas para pembaca dan mungkin, kamu. Sosok sumber imajinasi dalam kisah ini.

Sebelum kita berlayar terombang-ambing dalam kisah milikku, ijinkan aku sekali ini saja mengatakan sesuatu untuk sosok sumber imajinasi dalam kisah ini.

Halo, apa kabar? Kuharap kau selalu dalam keadaan baik-baik saja. Tidak usah menanyakan kabarku balik, Aku akan tetap mengatakan bahwa aku baik-baik saja meskipun kau selalu menyatakan bahwa jawabanku adalah bukan jawaban yang sesungguhnya, dasar kau hehe. Ya, aku disini masih berusaha menghapus bayang-bayangmu, sangat berusaha. meskipun sudah terlampau sangat lama kisah kita terkenang. Karena aku tidak ingin terlihat egois, kau adalah makhluk yang sangat berhak untuk bahagia. Sebelum kau akhirnya memutuskan untuk pergi, kesempatan untuk mengutarakan kata-kata perpisahan saja aku tidak punya. Aku tak pernah menyangka kau akan pergi begitu saja, karena masih ku ingat jelas saat kau mengatakan "bisa ditinggal tidak? Aku akan kembali jika waktu untuk kembali tiba" hingga sajakku tentangmu belum sempat kau baca. Tapi tenang saja, dalam kisah ini kepergiaanmu akan kubuat lebih berkesan, akan kubuat lebih membekas dan akan lebih membuatku merasakan perih yang semakin nyata. Berbicara tentang sajak, Aku akan meletakkan sajak perpisahan yang sempat kubuat disini.

16 Maret 2020 pukul 01:22 WIB

ingin ku menjadi sosok pertama penikmat senyumnya

setelah sekian lama tidak dapat kupandang senyum itu.

ingin ku menjadi sosok pertama pendengar suaranya

setelah sekian lama ia pergi.

ingin ku menjadi sosok pertama yang ia peluk

setelah lama tubuh ini tidak direngkuh.

ingin ku menjadi sosok pertama yang ia kecup keningnya

setelah sekian lama ia tidak kembali.

.ingin kugenggam, kukaitkan jemariku pada sela jemarinya rapat-rapat

agar ia tidak pergi lagi.


Namun, setelah ia tiba setelah ia kembali

Ia memiliki sosok lain yang akan menikmati senyumnya

Ia memiliki tubuh lain yang akan ia rengkuh

Ia memiliki kening lain yang akan ia kecup

Ia memiliki jemari lain yang akan ia genggam, dan

Ia akan memiliki hati lain yang akan ia jaga.


Tidak apa, aku tidak akan pernah menyesal telah mengenalmu

Mengenalmu bukanlah sebuah penyesalan

Setidaknya, aku dapat merasakan bagaimana pertama kalinya menyatakan perasaan tanpa berharap dapat terbalas

Walau, kurasa sempat kau balas meskipun dalam waktu singkat.


Aku mencintai Tuhanku, namun aku juga mencintaimu

Kita sudah tahu, aku dan dirimu memiliki jalan yang berujung luka

Meski cinta diciptakan untuk menyatukan, tasbihku dan salibmu diciptakan untuk memisahkan.


Jatuh hati padamu adalah sebuah anugrah terindah yang sempat Tuhan berikan

Sebab ia membiarkan umatnya merasakan jatuh cinta

Walau tidak akan pernah dapat dimiliki.


Hey, bahagia ya!

Jika saja nanti kudengar wanitamu menyakitimu

Ingin hati kupastikan dirinya lenyap dan hanyut dalam penyesalannya

Tidak akan kubiarkan lelaki yang kuhilangkan mati-matian cintanya di diriku

Disakiti oleh wanita seberuntung dirinya.

****

Belum Ada Judul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang