💘💘💘
Pagi ini Rissa bangun seperti biasanya. Dan suasanapun masih tetap. Sunyi. Terdengar hebusan nafas kasar keluar dari hidungnya. Ia memandang lekat² foto keluarganya yang dulu. Rindu? Jelas ia rindu. Ia ingin sekali mengunjungi rumahnya yang dulu. Rumah aslinya ada di semarang. Namun sekarang ia merantau di Jakarata."Pa! Ma! Kenapa kalian benci banget sama Rissa?"
"Kak Rey! Kak Sella! Kalian kemana? Kenapa kalian pergi di saat Rissa lagi butuh sandaran?"
"Chika! Kenapa kamu pergi duluan? Seharusnya kakak yang pergi! Kamu patut hidup de'. Kamu patut bahagia!".
Tangisannya tak bisa ia bendung lagi.
Bulir² air pun meluncur membasahi pipinya."Udah ahh! Cengeng banget sih gue!".
Setelah itu ia meletakan kembali foto itu di atas nakas tempat tidurnya. Berharap semua kenangan yang dulu bisa terulang kembali.Ia bergegas menuju kantornya yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
Di tengah perjalanan.
Drrtt!drrtttt!
Siapa sih ganggu aja. batinnya
"Hallo!"
"Hallo apakah saya bicara dengan mbak Rissa Anastasha?"
"Iya saya sendiri."
"Mbak Rissa di suruh pak Riko buat jadi asistennya nanti di Yogyakarta."
"Lah kok saya sih?"
"Saya juga gak tau, Saya hanya menyampaikan apa yang Pak Riko sampaikan kepada saya."
"Intinya gue gak mau!!"
"Masalah mau atau tidaknya silahkan langsung bicara ke Pak Riko. Terimakasih."
"Ehhh tapikan—"
Tuuttt tuuutt
"Anjir di matiin! Sialan nih orang!"
Caci Rissa dengan nada jengkel.Rissa membuang hp-nya asal. Kemudian ia menancapkan gas menuju kantornya dengan kecepatan penuh.
"Apalagi sih yang di rencanakan Riko si bajingan itu lagi." ocehnya penuh amarah.
Tak lama kemudian mobilnya telah sampai di depan parkiran kantornya.
Dengan mood yang hancur Rissa berjalan menuju kantornya.Ia menemui resepsionis.
"Al! Pak bos ada di ruangannya gak?"
Tanya Rissa pada resepsionis yang bernama Alya."Iya Pak bos ada di ruangannya. Emang ada janji ya sama Pak bos?"
"Tau ah! Gue lagi bad mood, Gara² bosmu tuh!"cecarnya.
"Dia tuh yah nyebelin banget tau gak! Dari kemarin kerjaannya ngajakin ribut mulu! Kan sebel gue!" Lanjutnya.
"Riss!"panggil Alya dengan nada takut.
"Kenapa?!"
"Itu!" ucap Alya sambil melirik kearah samping kiri Rissa. Rissa pun ikut melirik. Dan—
"Yaampun!"
"Udah ngomongin sayanya?"
Tanya Riko sambil menaik turunkan alisnya.Rissa tak mampu menjawab. Ia hanya diam mengigit bibirnya.
"Maaf Pak tadi saya cuma—"
"Cuma apa?".potong riko.
“Itu tadi cuma—”
KAMU SEDANG MEMBACA
masa depan [ HIATUS ]
Любовные романыmenanti? apa yang kalian tahu tentang menanti? atau sebuah penantian? memang benar menanti itu sangatlah menyakitkan. Bukan hanya itu, menanti juga membutuhkan tenaga dan fikiran yang extra. Aku tahu semua orang pasti menginginkan sebuah cinta yang...